Mohon tunggu...
INTEN GUMELAR INDARYANTI
INTEN GUMELAR INDARYANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

''URIP IKU URUP''.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sunan Kalijaga, Wali yang Pernah Mencuri

31 Oktober 2024   10:03 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kelahiran Dan Masa Muda Sunan Kalijaga- Penyebaran agama Islam di Indonesia tak lepas dari peran sembilan tokoh yang biasa dikenal dengan sebutan Wali Songo. Mereka menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, dengan memadukan budaya lokal dengan ajarah agama islam. Penyebaran dakwah Wali Songo telah tercatat dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia.

Salah satu tokoh Wali Songo yang terkenal dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga terkenal paling luas pengaruh dan cakupan dakwahnya di Pulau Jawa. Di Pulau Jawa sendiri Sunan Kalijaga masih sangat dihormati dan masih populer. Sejarah kehidupan Sunan Kalijaga tidak semulus yang dibayangkan. Sebelum menjadi seorang pendakwah beliau adalah seorang penjahat. 

Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Said, lahir pada tahun 1450 Masehi yang merupakan putra Tumenggung Wilatikta, bupati Tuban. Pada saat masih muda Raden Said terkenal sebagai remaja yang nakal yang suka minum-minuman keras, berjudi bahkan mencuri dan melalukan perbuatan tercela lainnya.

Hal tersebutlah yang menjadikan ayahnya sebagai bangsawan penguasa Tuban malu dengan perbuatan anaknya yang seperti berandalan. Sehingga mengakibatkan Raden Said diusir oleh orang tuanya.

Namun kenakalan Raden Said semakin menjadi-jadi. Justru membuatnya menjadi penjahat yang kerjaannya membauat onar dan kerusuhan. Bahkan ada yang mengatakan Raden Said pernah merenggut nyawa seseorang. Tertulis dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam (2020) yang ditulis Suhailid pada saat merampok dan merampas harta orang ,Raden Said sempat dikenal dengan julukan lokajaya yang artinya adalah penguasa wilayah.

Pada suatu saat Raden Said kena batunya. Ketika akan merampok, orang yang dirampoknya adalah Sunan Bonang.  Dengan pengaruh Sunan Bonang tersebut, Raden Said akhirnya sadar lalu  kemudian bertaubat serta behenti merampok dan tidak melakukan perbuatan tercela.

Kemudian Sunan Bonang berperan sebagai guru spiritual Raden Said. Raden Said belajar agama kepada Sunan Bonang sambil menekuni kesusasteraan Jawa dan belajar mendalang .

Pengetahuan seni dan budayanya inilah yang kelak akan dijadikan sarana dakwah Islam oleh Sunan Kalijaga sehingga diterima oleh masyarakat setempat.

Keluarga  Sunan Kalijaga

Dalam buku Sunan Kalijaga Dan Mitos Masjid Agung Demak, Dr. Fairuz Sabiq, disebutkan bahwa Sunan Kalijaga mempunyai 3 orang istri, yakni Siti Zaenab (putri Sunan Gunung Djati), Siti Khafsah (putri Sunan Ampel), dan Dewi Saroh (putri Maulana Ishak).

Dari perkawinannya dengan Siti Zainab, Sunan Kalijaga dikaruniai 5 orang putra, yaitu Nyai Ageng Panegak, Ratu Pembayun (Istri Sultan Trenggono), Sunan Hadi, Raden Abdurrahman, dan Nyai Ngerang.

Perkawinan Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh dikaruniai 3 orang putra, yaitu Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Sofiah, dan Dewi Rukayah. Sementara dari perkawinan Sunan Kalijaga dengan Siti Khafsah tidak diketahui apakah memiliki keturunan atau tidak.

Dakwah Sunan Kalijaga

Pada saat mengislamkan penduduk Indramayu dan Pemanukan Raden Said yang kemudian dikenal dengan julukan Sunan Kalijaga karena basis dakwahnya di Desa Kalijaga, Cirebon.

Sunan Kalijaga berdakwah dengan pendekatan seni dan budaya. Beliau pandai dalam mendalang dan menggelar pertunjukan wayang. Sebagai dalang Sunan Kalijaga memiliki julukan Ki Dalang Sida Brangti , Ki Dalang Bengkok, Ki Dalang Kumendung, atau Ki Unehan.

Pertunjukan wayang Sunan Kalijaga sangat unik dan berbeda. Sunan Kalijaga tidak mematok tarif bagi yang ingin menyaksikan pertunjukan beliau, melainkan cukup dengan menyebut Kalimosodo atau dua kalimat syahadat sebagai tiket masuknya. Dengan adanya hal tersebut membuat masyarakat Jawa yang ketika itu menganut paham animisme, secara perlahan-lahan mulai menerima ajaran yang disampaikan oleh Sunan Kalijaga.

Pada saat menggelar pertunjukan wayangnya Sunan Kalijaga menggabungkan naskah kuno dengan ajaran Islam. Ada beberapa naskah kuno yang sering beliau pentaskan diantaranya seperti Layang Kalimasada, Lakon Dewa Ruci, Lakon Petruk menjadi Raja, dan sebagainya.  Beliau juga menambahkan karakter baru seperti Bagong Semar ,Petruk, dan Gareng.Hingga saat ini karakater-karakter tersebut masih sangat populer. 

Tak berhenti disitu beliau memanfaatkan jenis kesenian lainnya untuk menjadi sarana berdakwah. Seperti tembang, topeng, pakaian untuk pergelaran kesenian dan yang lainnya. Tembang  ciptaan Sunan Kalijaga yang sampai saat ini masih sering dinyanyikan yaitu tembang ilir-ilir.

Dalam buku Atlas Wali Songo (2016), Agus Sunyoto menuliskan bahwa selain sebagai dalang dan penggubah tembang, Sunan Kalijaga juga berkreasi sebagai seniman dan penari topeng, perancang pakaian, perajin alat-alat pertanian, hingga penasihat sultan dan kepala-kepala daerah di masa itu.

Wafat Sunan Kalijaga

Sebenarnya, tidak ada keterangan pasti kapan Sunan Sunan Kalijaga wafat. Namun, menurut sejarawan Sunan Kalijaga wafat sekitar tahun 1580 M, dikarenakan sakit.

Terdapat dua perbedaan pendapat mengenai lokasi makam Sunan Kalijaga. Ada yang mengatakan di makamkan di Demak, Jawa Tengah dan ada juga mengatakan berada di Cirebon, Jawa Barat,Hal tersebut dikarena beliau pernah tinggal di Cirebon pada masa hidupnya.

Bagi yang meyakini Sunan Kalijaga dimakamkan di Cirebon, mengatakan bahwa makam beliau yang di Demak hanyalah benda-benda peninggalan Sunan Kalijaga saja.

Namun, terkait kedua pendapat tersebut, pada umumnya masyarakat berziarah ke makam Sunan Kalijaga yang berada di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak.

Itulah penjelasan mengenai kisah Sunan Kalijaga yang merupakan tokoh Wali Songo yang di masa mudanya pernah mencuri dan merampok pejabat yang korupsi di kerajaan yang menyelewengkan uang upeti dari masyarakat. 

Rujukan:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun