Mohon tunggu...
Inten Pertiwi
Inten Pertiwi Mohon Tunggu... lainnya -

Inten Pertiwi adalah seorang perempuan biasa yang sangat menyukai novel Harry Potter dan menganggap belum ada kisah sejenis yang mampu menyamainya kecuali otobiografi Valentino Rossi. Saat ini Inten menetap di Bali sambil terus memikirkan kapan lagi bisa jalan-jalan menyusuri suasana malam Yogyakarta dan menikmati Gudegnya yang selalu menggiurkan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bali Shell Museum

24 Desember 2012   03:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:07 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membeli tiket diskon Bali Shell Museum secara online adalah salah satu shopping impulsive-ku bulan ini. Awalnya tentu tergoda oleh diskonnya, kedua karena aku penasaran dengan museum satu ini. Tentu aku bukan penikmat museum tapi suka sama suasanya yang syahdu dengan atap-atap tinggi dan suasana remang-remang yang damai. Bukankah seperti itu suasana umum museum di Indonesia. Sebelum lihat tawaran tiket ini, aku sebenarnya tidak pernah memperhatikan keberadaan museum ini. Baru menjadi penasaran setelah booking tiketnya dan mulai cari informasi sebelum akhirnya datang ke lokasi.

Akhirnya aku dan bli ada waktu juga untuk menikmati libur hari minggu berduaan. Sudah sebulan lebih bli selalu ada jadwal kerja di hari sabtu-minggu. Makanya begitu bangun tidur hari minggu pagi itu dia menceletuk "tumben hari minggu aku libur ya..." Hmm..begitulah nasib pekerja media, dan sebagai istri tentunya aku juga sering jadi korban. Yah..meskipun korban yang bahagia karena kadang aku memanfaatkan kesepian hari minggu buat menikmati me time, baik di rumah atau hangout sama sahabatku. OK deh suami, hari ini kita jalan-jalan ke museum ya.

Bali Shell Museum terletak di Sunset Road Kuta, kalau dari arah Jl. Imam Bonjol ada di kiri jalan setelah Carrefour. Mencari museum ini tidaklah sulit karena bangunannya tepat di pinggir jalan besar dengan papan penunjuk yang mencolok dibagian atas bangunan. Berupa ornamen berbentuk ombak warna biru dengan tulisan besar Bali Shell Museum. Bentuk bangunannya memang tidak serupa museum pada umumnya, malah cenderung mirip toko atau artshop. Tapi pengunjung bisa masuk aja langsung ke artshop tersebut karena museumnya sendiri terletak di lantai 2 dan 3 bangunan ini. Lantai 1 memang difungsikan sebagai artshop yang menjual souvenir segala macam kerajinan kerang.

Asyiknya, pengunjung museum ini mendapat fasilitas guide yang akan menerangkan segala hal tentang isi museum serta menjawab ha-hal yang ingin kita ketahui. Sesuai dengan namanya. Bali Shell Museum menyimpan koleksi lengkap tentang kerang, fosil kerang dan binatang laut lainnya, serta benda lainnya yang berhungan dengan laut, khususnya kerang. Perjalanan menyusuri museum bermula di lantai 2, diawali dengan pemutaran film dokumenter tentang kehidupan biota laut yang akan membuka pengetahuan pengunjung tentang berbagai spesies unik dan menajubkan penghuni laut selain ikan. Setelah nonton dokumenter penelusuran koleksi museum pun dimulai. Pada bagian ini, koleksi didominasi oleh berbagai fosil kerang dan binatang laut dari berbagai belahan dunia (termasuk Galapagos) yang telah berusia ratusan juta tahun. Bahkan ada fosil yang diperkirakan berasal dari binatang yang sudah punya sebelum jaman dinosaurus. Yang menakjubkan adalah bahwa fosil itu tidak semuanya bertekstur seperti batu biasa yang umumnya kita jumpai. Ada fosil yang mengeras hingga teksturnya menyerupai granit, metal, marner, ametis, kecubung dan sebagainya. Ini dikarenakan setiap tempat dimana fosil tersebut ditemukan memiliki kandungan mineral, suhu dan tekanan berbeda. Seperti misalnya fosil dari Rusia mayoritas akan berstektur menyerupai metal. Koleksi fosilnya pun beragam jenis dan ukurannya.

Serunya lagi, pengunjung boleh foto-foto di dalam museum dengan syarat harus ada obyek manusianya jadi tidak boleh foto koleksinya aja. Hmmm...agak berat sih buat kami karena aku dan bli bukan tipe yang suka bergaya-gaya di depan kamera. Tapi gak apa-apa deh, mumpung masih diperbolehkan foto di dalam. Tapi kami berdua agak sial karena ternyata baterai kameranya habis di tengah jalan, menyesal banget. Masih bisa sih kami foto-foto dengan kamera hp, tapi pencahayaan redup jadi warnanya buram, jelek deh pokoknya.

Bagian di lantai 3 adalah koleksi berbagai spesies kerang dan binatang lainnya yang ditata dengan menonjolkan segi artistiknya. Berbeda dengan bagian di lantai 2 tadi yang lebih menonjolkan unsur sejarah. Kerang-kerang yang dari spesiesnya saja ada ratusan spesies lengkap ada disana, selain juga koleksi binatang/tumbuhan laut lainnya. Tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata deh. yang jelas ini adalah museum yang benyak menyimpan pelajaran ilmiah dan juga religius. Tidak terbanyangkan bagaimana Tuhan berkreasi dengan segala seindahan menghasilkan makhluk-makhlum yang menakjubkan, bahkan saat sudah mati sekalipun. Maka aku setuju sekali dengan testimonial Ibu Ani Yudhoyono untuk museum ini yang mengatakan bahwa koleksi Bali Shell Museum makin menyadarkan kita akan keagungan Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.

Bali Shell Museum ini adalah museum kerang pertama di Indonesia yang dibangun oleh seorang kolektor. Selain memiliki nilai artistik yang tinggi, museum ini menyimpan benda bersejarah dari alam semesta yang jauh lebih tua dari dinosaurus. Selain sejarah, ilmiah, keindahan, museum ini memunculkan kekaguman akan kebesaran Tuhan Sang Pencipta. What a perfect combination, what a great place to go. Jadi kalau ke Bali, ini adalah salah satu tempat yang wajib Anda kunjungi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun