Mohon tunggu...
Hamka Pakka
Hamka Pakka Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menulis Tanpa Tinta, Mencinta Tanpa Mengada

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sultan Tak Senasib Sultan

14 Maret 2022   20:39 Diperbarui: 14 Maret 2022   20:40 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeritan suara rakyat yang menderita sangatlah indah, kekasih, sudikah dikau mengindahkan suara itu. Hamka Pakka.

Terbaring lemah dengan tatapan kosong, sesekali menangis dengan memanggil nama almarhum ibu nya. Begitu lah kondisi Muhammad Sultan, anak yatim yang berumur 15 bulan penderita gizi buruk di Dompu, NTB.

Hal di atas merupakan lead (teras berita) dari tulisan salah satu awak media news.detik.com yang terbit pada 14/03/2022. Sebagai pembaca, lead di atas mengundang saya secara pribadi untuk lebih lanjut membacanya hingga selesai.

Saat saya membaca berita di atas, ternyata dalam isi berita itu, di ceritakan kisah seorang anak bernama Muhammad Sultan terlahir dari pasangan Arjun Syah Putra (23) dan almarhum Ivo Rusnawa (29). Warga Dusun Marampa, Desa Saneo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Seorang anak yang berusia balita mengalami gizi buruk sejak ditinggal oleh ibu nya ketika menginjak umur 7 bulan. Dalam tulisan itu juga, dijelaskan, Sultan tidak lagi mendapatkan asupan asi dan makanan pengganti lainnya, mengakibatkan kondisi tubuh Sultan tak tumbuh dan berkembang dengan baik.

Usai membaca berita di atas, saya mencoba mencari data tentang penderita gizi buruk di Indonesia. Dalam pencarian saya di internet, saya menemukan artikel dari unicef.org yang terbit pada 30 Juni 2020 yang lalu.

Artikel itu berisi tentang peringatan UNICEF terhadap Indonesia dalam mengtasipasi peningkatan gizi buruk terhadap anak dalam masa pandemic Covid-19, seperti yang dijelaskan oleh Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini.

COVID-19 memukul keluarga yang paling rentan. Jika kita tidak segera meningkatkan layanan pencegahan dan perawatan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi, kita berisiko melihat peningkatan penyakit dan kematian anak terkait dengan masalah ini.

Covid-19 memang sangat berdampak di Indonesia, khususnya bidang ekonomi, salah satu kasusnya adalah Muhammad Sultan, anak yang berasal dari NTB mengalami gizi yang buruk akibat kondisi ekonomi.

Potret kemiskinan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat. Mengapa? Karena, pelayanan kesehatan terhitung masih sulit di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Seolah, negara dalam melayani di bidang kesehatan seperti berbisnis dengan rakyatnya, hanya orang yang melangsungkan akad yang bisa menikmatinya.

Kemiskinan masih menjadi soal di negara ini, entah apakah itu kerena rakyatnya yang tidak produktif atau negara tidak menyediakan ruang-ruang produktif, sehingga rakyat masih  banyak yang menganggur. Kalau di pikir-pikir lapangan pekerjaan banyak di Indonesia, buktinya tenaga kerja asing (TKA) banyak yang masuk, itu menandakan Indonesia butuh tambahan tenaga kerja, makanya orang asing di izinkan kerja di Indonesia. Menurut teman-teman gi mana?

Kembali ke kisah Muhammad Sultan. Sultan hanyalah sebuah nama yang nasibnya tak seburuntung anak seorang sultan. Sultan hanyalah anak yang berasal dari keluarga miskin yang butuh santunan dari anak seorang sultan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun