Mohon tunggu...
Pena Peradaban Islam
Pena Peradaban Islam Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa yang Salah dari Ide Khilafah untuk Indonesia dan Dunia?

3 Oktober 2016   05:25 Diperbarui: 3 Oktober 2016   07:20 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : https://abufawaz.wordpress.com/2012/04/28/syarat-syarat-utama-diterimanya-amal-ibadah/

Kita yang dahulu pernah menjadi pelopor kemaslahatan dunia

Dan kini mengalami kemunduran...

Lantas, Apa jawaban kita kelak dihadapan Allah (kelak) ketika kita tidak menjalankan perintahNya yang paling urgent ini:

Kalaulah saudaraku berpikir dan melihat hiruk pikuk sekeliling kita hari ini, kita tentu merasa bahwa kita hidup hari ini dalam lumpur dosa. Menagapa? Karena Kita saat ini hidup tidak menggunakan hukum Allah. Ketaatan kita hari ini belum totalitas/menyeluruh melainkan hanya sebatas parsial. Sistem pemerintahan yang kita anut saat ini adalah demokrasi. Demokrasi ini bukan lahir dari sistem Islam. Kemudian jika kita lihat sistem ekonomi kita, yakni ekonomi kapitalis. Juga lagi-lagi bukan dari sistem Islam. Duhai, saudaraku. Ingatlah bahwa tujuan kita hidup adalah sebatas mencari ridho Allah. Allah juga melabeli kita dalam al-Qur'an bahwa yang tidak menerapkan hukum Allah secara total dalam kehidupannya maka kita tergolong kafir, dzalim, dan fasik. Astagfirullah... 

Jadi, sangat wajar jika kita hari ini di Indonesia mengalami keterpurukan. Sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan negara ini menjadikan angka kemiskinan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya harta para orang kaya. Hasil disertasi dosen saya yang bernama Dr. Ir. Batara Surya, M.Si berkesimpulan bahwa "ketika pemerintah berkolaborasi dengan pemodal, maka yang akan terjadi adalah kemiskinan struktural". Itulah fakta yang kita alami saat ini. Stabilitas ketahanan negara selalu didasari dari tolak ukur uang. Karena menitikberatkan pada uang, maka tentu yang akan menang adalah mereka yang punya modal. Contoh nyatanya adalah kasus reklamasi Pulau Jakarta atau yang lebih dikenal dengan proyek Giant Sea Wall. 

Kebijakan hadirnya proyek ini dari pemerintah bertujuan utama untuk mengatasi banjir Jakarta. Jakarta sering banjir hari ini itu tidak lain karena sifat dasar dari bentuk lahannya. Woro (2015) dalam buku Delta Cities mengatakan bahwa bentuk lahan dari DKI merupakan bentuk lahan fluvial. Bentuk lahan fluvial ini secara sifat dasarnya akan menjadikan suatu wilayah memiliki potensi air tanah yang sangat melimpah dan kemelimpahannya ini bisa membawa keberuntungan jika dikelolah dengan sebaiknya dan akan membawa kerugian jika terjadi penyimpangan dalam pengelolaannya. Kemudian sumber lain dari Marfai.,dkk (2015) mengatakan bahwa pembangunan pesat di Jakarta saat ini menyebabkan terjadinya penurunan muka air tanah (mat) yang mencapai 3,98 cm pertahun. Bahkan Asisten Deputi Menteri Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air Kementrian Koordinator Perekonomian, Purba Robert M. Sianipar dalam Marfai.,dkk (2015) mengatakan bahwa terjadinya land subsidence (penurunan muka air tanah) berdasarkan hasil Konsorium Jakarta Coastal Defence Strategy saat ini sudah mencapai 10-30 cm pertahun. Lalu, yang menjadi pertanyaannya saat ini adalah efektifkah proyek ini dalam mengatasi banjir Jakarta?

Giant Sea Wall Jakarta ini dirancang dengan sistem yang tertutup dengan satu pintu air. Tentunya hal ini akan menjadikan kualitas air yang berada didalamnya mengalami kejenuhan dan memburuk akibat kurangnya dinamika aliran yang berperan penting dalam pencucian alami. Kajian lanjutan ini bisa ditindaklanjuti dengan pendekatan hidrodinamika.

Jadi, dari segi tinjauan ilmiah dengan sudut pandang lingkungan fisik alami, proyek ini harusnya tidak terealisasi karena akan menimbulkan amblesan yang justru semakin bertambah nantinya. Kemudian dari aspek sosial, tentu pula kita lihat bahwa mata pencaharian nelayan akan terancam dan malah akan tersingkir karena kerasnya persaingan hidup. Apalagi dalam masterplannya, proyek ini nantinya dominasi diperuntukkan sebagai lahan hunian-komersil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun