Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Makna: Engkau Akan Kembali Pada yang Kau Sembah

17 September 2022   07:00 Diperbarui: 17 September 2022   09:50 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat membaca Sahabat Kompasianer dan Readers Terhormat dan Terkasih!

Engkau akan kembali pada yang kau sembah.

Jika terpaut pada hati dan pikirmu Tuhan Yang Maha Esa.
Yang Maha Perkasa.
Yang Maha Penyayang.
Selalu kau ingat sepanjang masa.
Dalam benak memori pikiran.
Menyembah dengan setia.
Menaati perintah-Nya.
Menjauhi larangan-Nya.
Hingga wafat menjelang.
Niscaya engkau akan menemui Tuhan.
Yang kau cinta dan kekal didalam-Nya.
Selama-lamanya.
Tak ada lagi derita.
Tak ada lagi sengsara.
Bahagia selamanya.
Dalam keabadian.
Pelayanan dan Kenikmatan kekal.
Berpadu satu dalam kehidupan.
Di Alam Tuhan berada.

Jika terpaut pada hati dan pikirmu Gemerlap Dunia.
Yang penuh kemewahan.
Yang penuh kenikmatan.
Selalu terbayang dunia itu tak bisa ditinggalkan.
Hingga wafat menjelang.
Niscaya setelah wafat.
Engkau akan dikembalikan ke dunia.
Walau sayang.
Dunia yang kau cinta.
Saat itu terbakar.
Karena angkara murka meraja.
Kiamat besar melanda.
Yang ada hanyalah penyesalan.
Namun engkau berteriak.
Kembalikan aku pada dunia.
Kami mohon kami janji berbuat kebaikan.
Mengulangnya kembali di dunia.
Bukankah ini dunia yang kau maksudkan?
Namun sayang dunia.
Bukan lagi tempat yang nyaman.
Api yang menyala-nyala kini membakar.
Tujuan setelah kematian.
Yang kau damba.

Orang-orang yang berada dalam sifat kemunafikan...
Di hari seluruh manusia dikumpulkan...
Menipu Tuhan...
Mengaku beriman...
Namun sayang...
Cinta Dunia melekat...
Takut akan kematian...
Pada dirinya...
Semasa hidup di alam dunia...
Kan menyesal...
Selama-lamanya...

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 17 September 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.

For our spirit... Never Die!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun