Selamat membaca Sahabat Kompasianer dan Readers Terhormat dan Terkasih!
Engkau akan kembali pada yang kau sembah.
Jika terpaut pada hati dan pikirmu Tuhan Yang Maha Esa.
Yang Maha Perkasa.
Yang Maha Penyayang.
Selalu kau ingat sepanjang masa.
Dalam benak memori pikiran.
Menyembah dengan setia.
Menaati perintah-Nya.
Menjauhi larangan-Nya.
Hingga wafat menjelang.
Niscaya engkau akan menemui Tuhan.
Yang kau cinta dan kekal didalam-Nya.
Selama-lamanya.
Tak ada lagi derita.
Tak ada lagi sengsara.
Bahagia selamanya.
Dalam keabadian.
Pelayanan dan Kenikmatan kekal.
Berpadu satu dalam kehidupan.
Di Alam Tuhan berada.
Jika terpaut pada hati dan pikirmu Gemerlap Dunia.
Yang penuh kemewahan.
Yang penuh kenikmatan.
Selalu terbayang dunia itu tak bisa ditinggalkan.
Hingga wafat menjelang.
Niscaya setelah wafat.
Engkau akan dikembalikan ke dunia.
Walau sayang.
Dunia yang kau cinta.
Saat itu terbakar.
Karena angkara murka meraja.
Kiamat besar melanda.
Yang ada hanyalah penyesalan.
Namun engkau berteriak.
Kembalikan aku pada dunia.
Kami mohon kami janji berbuat kebaikan.
Mengulangnya kembali di dunia.
Bukankah ini dunia yang kau maksudkan?
Namun sayang dunia.
Bukan lagi tempat yang nyaman.
Api yang menyala-nyala kini membakar.
Tujuan setelah kematian.
Yang kau damba.
Orang-orang yang berada dalam sifat kemunafikan...
Di hari seluruh manusia dikumpulkan...
Menipu Tuhan...
Mengaku beriman...
Namun sayang...
Cinta Dunia melekat...
Takut akan kematian...
Pada dirinya...
Semasa hidup di alam dunia...
Kan menyesal...
Selama-lamanya...
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 17 September 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!