Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diary Ilmu Neurosemantic: Kok Serius Amat Bang? Sis? Santain Aja Bosque!

10 September 2022   17:00 Diperbarui: 10 September 2022   17:16 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santain aja Bosque! (Sumber: Freepik)

Apa yang kita yakini itu sejatinya sangatlah luas ibaratkan Samudera lautan, yang kita ketahui bisa jadi hanyalah setetes air dari luasnya samudera wawasan pengetahuan, agama, sejarah dan lainnya. Jadinya ada istilah, menurut pandangan si A, dan menurut pandangan si B, juga lainnya.

Perbedaan pendapat ini sudah terjadi sejak dahulu kala di Peradaban-peradaban kuno, biar gak kejauhan. Kita mundur ke belakang.

Di Zaman Para Sahabat Rasul pasca wafatnya Baginda Rasulullah. Salah satunya Perang Shiffin atau perang saudara Islam meletus, yang diakibatkan keseriusan perbedaan pendapat dua belah pihak Khalifah Ali dan Muawiyah.

Yang mana perbedaan pendapat ini memang sangat tendesius karena ketidakpuasan dari sebagian umat Islam saat itu atas keputusan Khalifah mengenai tindak lanjut atas wafatnya Khalifah Utsman bin Affan.

Nah heup heup heup... disitu aja ceritanya tentang kisah Sahabat Rasul. Mari perbanyak istighfar... kalau kita jadi makin tegang dan serius... Astagfirullahalaziim... Kembali kepada kesadaran kita yang sejati yah sobat.

Kalau keseriusan meyakini pemikiran kita saja sudah terbukti berdampak "Sangat Serius" kearah peperangan saudara sebangsa setanah air. Masa bangsa kita mau saja dibenturkan dengan sesama anak bangsa hanya karena perbedaan pendapat? Bijaksana atau bodoh sih menurut kita?

Ya itu saya kembalikan lagi kepada pandangan sahabat Kompasianer dan Reader budiman.

Santai aja bos... Kalau masalah percaya nggak percaya... mari kita rasakan saja bener enggaknya dari apa yang kita percaya...

Manfaatkah atau mudharatkah?

Getoo aja koq rephot... wkwkwkwkwkwk.

Makasih dah mau baca diaryku, sahabat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun