Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Makna: 3 Golongan Penipu

26 Agustus 2022   04:40 Diperbarui: 26 Agustus 2022   04:40 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disguise (Sumber: Freepik)

Selamat pagi sahabat kompasianer dan readers~ Selamat menikmati puisi!

Dunia tipu-tipu...
Dimana para penipu...
Saling berkumpul...
Golongan-golongan penipu...
Yang kelak binasa abu...
Bertahap laun...
Hingga akar serabut...

//1//
Golongan Pertama...
Menipu Sesama...

Merasa benar...
Namun dusta...
Lebih disuka...

Raup keuntungan...
Membodohi sesama...
Dengan Trik Kepalsuan...
Selalu dalam gerombolan...
Takut sendirian...

Tidak mau...
Disebut..
Penipu...
Padahal senang...
Tipu-menipu...

Pada akhirnya...
Mereka binasa...
Oleh ucapnya...
Dan kelakuannya...

//2//
Golongan Kedua...
Menipu Tuhan...

Mengaku beragama...
Tapi tak tunai kewajiban...
Beragama...

Pakaian nampak...
Seperti beragama...
Namun tipu daya...
Muslihat...
Nyata...
Terucap...

Mengaku Beriman...
Kepada Tuhan...
Tapi lebih membela...
Angkara Murka...
Kemarahan diumbar...
Dengan benci membara...

Mengaku Bertakwa...
Tapi selalu ingkar...
Jika kebenaran...
Disampaikan...
Padanya...

Mengaku kejujuran ada...
Pada dirinya...
Namun lebih cinta...
Kebohongan...

Diri mereka...
Selalu ingin beriringan...
Dengan sesamanya...
Kalau sendirian...
Ciut nyalinya...
Bagai buih lautan...

//3//
Golongan Ketiga...
Menipu dirinya...
Menipu hatinya...
Menipu pikirnya...

Golongan paling celaka...
Dari ketiganya...
Yang paling keras...
Azabnya...

Cirinya...
Tidak suka kritikan...
untuk dirinya...
Bencilah ia...
Pada Pengkritiknya...
Tapi senang...
Mengkritik lainnya...
Seenak jidatnya...

Senang pujian...
Kalau ia dapat pujian...
Suka lupa daratan...

Biasanya jarang...
Yang mau berteman...
Dengannya...
Karena...
Tidak nyaman...
Dengan lisan...
Dan tulisnya...

Senang ingkar...
Menolak tegas...
Untuk diselamatkan...

Lebih percaya...
dirinya...
Padahal dirinya...
Sudah menipunya...

Secara sadar...
Menghamba...
Pada Dunia...

Secara tak sadar...
Menuhankan..
Dirinya...
Atas segalanya...

Rugilah ia...
Serugi-ruginya...

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 26 Agustus 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun