Selamat berjumpa sahabat Kompasianer dan Readers~ Ah sudah lama sekali saya tidak menulis tulisan dengan genre hobby... mungkin dengan bumbu-bumbu humor deh biar makin asyiikk. Hehehehe.
Selamat membaca.
Kalau bukan karena dukungan Kompasianer terdekat Angkatan Awal, Angkatan Menengah dan Angkatan Masa Kini berdasar perspektif subjektif saya yang selalu konsisten mendukung saya. Saya bukanlah apa-apa. Melainkan hanya sebuah kisah yang mungkin tak dilirik pemirsa.
Saya akan membagikan kesah saya di dunia tulis menulis Platform Blog Keroyokan ini selama dari saya awal debut hingga kini menjadi seorang Penjelajah lhoo~ Heheheh.
Ada 2 Part yang saya angkat pada tulisan ini yah:
- Apresiasi Tinggi di 3 Masa Saya Menulis
- Ujian dan Lika-Liku Warna Cerita Menjadi Penjelajah
Apresiasi Tinggi di 3 Masa Saya Menulis
Apresiasi Tinggi kepada 6 Kompasianer/Pasangan Kompasianer yang paling konsisten interaksinya dengan saya di masa-masanya. Mohon maaf jika ada sahabat yang menyaksikan tidak tersebut dalam kategori ini. Bagi saya kenangan indah denganmu akan selalu bersamaku... maafkan karena keterbatasan memori otak yang sering konslet ini tehe~
Apresiasi Tinggi Angkatan Awal paling dekat keakraban interaksinya, jeng-jeng!
1. Bung Ali Musri Syam - Sang Pujangga terhormat paling gemilang dengan penggemarnya yang begitu antuisias atas karya-karya kreasi Bung Ali. Puisi-puisi yang penuh sentuhan natural bikin saya kagum membacanya. Gak lepas deh sama istilah rindu hehey! Dan Bung Ali adalah pemberi apresiasi paling pertama di artikel debutan saya lhoo~ heheheh!
2. Kakak Tertua "Kompasianer" saya Bapak Irwan Rinaldi Sikumbang - Sang Penulis terhormat serba bisa. Tulisan beliau sangat informatif sarat etis dan moril, juga mendukung kemajuan peradaban bangsa melalui ulasannya. Kakak saya yang paling pertama di Kompasiana dengan penuh perhatian, membangkitkan saya dari keterpurukan (saat artikel saya ada yang ditakedown sarat interaksi negatif). Terima kasih Kak Irwan!
3. Kakak Itha Abimanyu - Sang Pujangga anggun terhormat yang saat itu selalu monitor tulisan saya di masa-masa saya debutan. Puisinya memukau seperti sikap penciptanya. Terima kasih perhatiannya Kak. Tapi sekarang kakak kemana Kak? Aku kangen~
4. Kang Fajar Novriansyah - Sang Penulis kreatif terhormat centang Hijau yang penuh semangat bercita meraih Centang Biru. Dengan gaya khas humorisnya mampu menghibur saya saat debut. Mas Fajar makasih dukungannya waktu saya masih debut hingga taruna. Saya tunggu kehadiran Kang Fajar~
5. Ibu Guru Tati Ajeng Saidah - Seorang guru terhormat paling inspiratif bagi saya, dimulai saya perdana menulis. Penuh kisah dan karya sastra kreatif inspiratif yang membuat saya kagum karenanya. Saya tersentuh dengan kisah murid tercinta Ibu yang penuh semangat perjuangan dibalik apa yang ia hadapi, seperti Adul yang kami keluarga penulis di kompasiana kasihi. Teruslah menulis Ibu Guru Tati! Dan Terima kasih!
6. Bapak Prof. Apollo - Sang pendidik terhormat dengan wawasan yang sangat luas, sampai-sampai aku tak sanggup menampung keluasan wawasan bapak dengan artikel yang begitu melimpah. Bapakku di Kompasiana yang satu ini sangat antusias dengan tulisan-tulisan saya dari menjelang saya mengakhiri debutan sampai menuju predikat penjelajah. Segala apresiasi bapak berikan dan perhatian yang selalu terjaga di setiap genre tulisan saya, membuat saya betah menulis di Kompasiana. Terima kasih Gurunda!
Apresiasi Tinggi Angkatan Menengah paling dekat keakraban interaksinya, jeng-jeng!
1. Bapak Rooy John - Seorang terhormat dengan apresiasi luhur terhadap tulisan-tulisan saya guna mencerdaskan Bangsa. Kenangan terindah bersama Bapak kan selalu terkenang. Novel Muara karya bapak dan tulisan-tulisan sains yang bapak torehkan, membuat saya makin update tentang hal futuristik heheheheh! Saya harap bapak membaca tulisan saya selalu, walau kini bapak rehat sejenak menulis di Kompasiana. Terima kasih dukungannya yang luar biasa pak Rooy!
2. Bapak Gregorius Nafanu - Seorang terhormat dimata saya selalu mendukung saya dengan apresiasi menggelegar. Bagi saya Pak Greg seperti orang tua kandung saya yang penuh perhatian dan juga penuh kasih. Tapi sekarang di bulan Agustus akhir ini saya belum melihat bapak kembali di kompasiana hehehe. Terima kasih Pak Greg. Saya tunggu kehadiran Bapak~
3. Acek Rudy - Seorang numerolog versi rekor muri terhormat yang menginspirasi saya dan menjadi mentor saya menulis dengan penuh ketulusan dalam waktu sangat singkat. Masukan beliau dalam menulis sangat berdampak pada kemajuan saya dalam menata tulisan. Kenangan indah itu selalu bersamaku Acek. Terima kasih sudah japri-japrian sama saya anak kemaren sore waktu itu, sekarang whatsapp saya mati sementara karena komputer pernah nge-hang gegara pake aplikasi third-party (kurang modal saya, saya sekarang malah pake ponsel jadul untuk sms dan telepon saja) hehehehe~ Terima kasih Acek Rudy! Salam Angka!
4. Opa Tjiptadinata Effendi dan Oma Roselina Tjiptadinata - Pasangan Hidup Kekal Abadi terhormat paling inspiratif yang menginspirasi saya untuk terus menulis dan mencontoh perjuangan beliau dalam konsistensi menulis. Apresiasi yang diberikan Opa dan Oma sangatlah penuh kehormatan bagi saya pribadi. Sampai sekarang Opa dan Oma selalu jadi panutan saya, mohon maafkan saya kemarin belum bisa hadir di Perpusnas, karena segala keterbatasan saya, dan saya masih dalam naungan protektif kedua orang tua (saya seperti bayi yang nempel ga bisa lepas kaya saat menyusui wkwkwk). Terima kasih atas kemurahan hati Opa dan Oma. Salam Inspirasi.
5. Kakek Merza Gamal - Kakek Merza yang terhormat adalah panutan bagi saya, walau terpaan demi terpaan kakek hadapi saat menulis di kompasiana, Kakek Merza tetap tegar. Semangat yel-yel penuh gelora Tetap Semangat! Terus Semangat! Mengaktifkan adrenalin saya untuk tetap berkarya. Saya harap Kakek tetap berkarya di platform ini karena tulisan-tulisan Kakek Merza sangatlah berkualitas dan penuh pengetahuan aktual dan sangat informatif bagi pembaca. Terima kasih kakek Merza. For our spirit... Never die!
6. Kakak Guru Prajna Dewi - Seorang pendidik yang terhormat yang selalu menyajikan tulisan penuh kebermanfaatan dan sarat etis. Kakak begitu penuh wawasan bagi saya, tak di ragukan lagi kepiawaian kakak dalam dunia pendidikan, humaniora dan parenting hehehe. Terima kasih sampai saat ini setia menemani dari masa menengah saya menulis hingga menjelang saya menjadi penjelajah di Kompasiana ya kak!
Apresiasi Tinggi Angkatan Masa Kini paling dekat keakraban interaksinya, jeng-jeng!
1. Pak Bams (Bambang Syairudin) - Seorang Pujangga terhormat dengan karya paling kreatif sejagad, sentuhan puisi fibonacci, macro puisi dan micro puisi yang bikin mata saya berbinar-binar karena sarat makna pengetahuan mendalam. Bapak selalu hadir dengan apresiasi top markotop yang padat dan menyentuh di artikel-artikel saya. "Selamat Artikel Pilihan!" ucap bapak yang menyentuh sanubari saya. Semoga selalu berkarya bapak Bams, ada masa-masa kejayaan bagi para pemuisi lho~ saya angkat topi!
2. Mas Zabidi Mutiullah - Sang Pemerhati Etika Kehidupan terhormat, bagi saya Mas Zabidi kaya akan wawasan dan memiliki daya intuisi yang tinggi lhoo, kok bisa? Karena Mas Zabidi yang terhormat adalah penyeimbang tulisan-tulisan saya kalau tulisan saya itu ternyata sarat pengetahuan (menurut sudut pandang saya hehehe). Mas Zabidi kereen abizz. Makasih perhatiannya Mas!
3. Neng Hera Veronica Sulistiyanto - Seorang pemudi belia baik hati terhormat yang menjadi sahabat seperjuangan saya untuk menulis sarat kebermanfaatan dan penuh makna. Apresiasi Neng Hera selalu menyentuh hatiku. Karya puisi yang selalu out-of-the box, kadang bikin saya merinding karena begitu mendalam nilai moral yang tersampaikan. Dan Neng Hera adalah Pujangga senior bagi saya di kompasiana lho hehehehe! Makasih dukungan moralnya yah Neng Hera! Hormat saya selalu. CADASS ABESS!!!
4. Bunda Hennie Triana Oberst - Sang Ibunda terhormat yang penuh kelembutan hati kepada ananda putri lahirnya tercinta dan sering mampir memberikan apresiasi mengagumkan di tulisan saya walau tulisan tersebut bukanlah pilihan. Tulisan Bunda begitu menakjubkan dan informatif bagi saya lho. Bunda adalah seorang penyemangat hidup saya di dunia tulis menulis. Mau itu artikel pilihan atau tidak, Bunda selalu menilai apa yang saya tulis pasti sarat makna. Makasi bund! Bahagia selalu yah~
5. Bapak Katedrarajawen - Bapak Kate yang terhormat dalam pandangan subjektif saya adalah seorang senior dan pemerhati serius dengan hal-hal urgent sarat nilai spiritual dan pendidikan karakter. Dengan gaya strategi tulisan dengan tema omong kosong, sangat menarik perhatian sekali para pembaca, sarat reflektivitas hidup, whaw! Bagi saya komentar kritis dari bapak atas tulisan saya, sangatlah membangun kemajuan saya dalam dunia tulis menulis. Terima kasih Sang Petualang Kehidupan Bapak Kate~ Semoga kesadaran dan kebajikan selalu mewarnai hidup Bapak yah~
6. Kakak Isti Yogiswandani - Kakak Isti yang terhormat tak pernah absen di hari-hari saya menulis saat masa awal karir menulis hingga menuju masa saya menjadi Penjelajah. Liputan Kakak dalam kegiatan sehari-hari selalu menarik dan inspiratif bagaikan karakter kakak. Kakak adalah seorang senior dalam menulis di mata saya dan pemerhati Kisah Legenda Nusantara yang membuat saya berdecak kagum karenanya. Terima kasih dukungannya yah kak Isti.
Itulah sahabat di 3 angkatan yang sangat menempel terngiang-ngiang di memori ingatan saya. Saya tentu mengenang rekam jejak Sahabat yang seringkali meninggalkan jejak positif di Artikel Kompasiana saya, karena ada ratusan lebih sahabat yang memberikan apresiasi, saya kira dengan keterbatasan saya ini mohon maafkan saya yang penuh kurang tak menuliskan nama-nama sahabat. Yang penting doaku untukmu selalu kupanjatkan, semoga bahagia selamat dunia akhirat. Aamiin YRA.
Ujian dan Lika-Liku Warna Cerita Menjadi Penjelajah
Ragam kisah yang mungkin menghibur pemirsah... ini dia!
Bikin 5 Artikel dalam satu hari di Kolom Tulisan, Bikin Pening Kepala, Kejang-kejang, Panas Dingin, Sakit Perut, dan Mimpi Dikejar Hantu!
Saya punya target hari kemarin sampai bikin 5 puisi hari itu saya tulis secara maraton. Mungkin karena terlalu memeras otak, dan melemahkan fisik saya, terkuras energi untuk konsentrasi berkarya. Besoknya, saya tepar bosque!
Bolak-balik bertapa di WC sampai 6 kali lebih lamanya. Seharian tidur berselimutkan perhatianmu.. Acie baper yah~ Walau badan dirasa tidak mendukung untuk bergerak, saya sesekali melihat layar komputer saya untuk membalaskan komentar dari pembaca kompasianer setia saya di setiap artikel saya posting pada hari itu. Merangkak-merangkak deh~ Kasian deh luh~
Ini pelajaran berharga bagi saya, terkadang semangat 45 yang terlalu heboh, bukan bikin merdeka diri saya, yang ada keluarga saya heboh karena saya jarang-jarang ngajongkeng (*bahasa sunda) gini bosque!
Eeh besoknya saya mimpi dikejar-kejar hantu. Bawa mobil ke menuju puncak gunung (padahal realitanya ga bisa bawa mobil karena memang ga punya mobil kwkwk), lihat orang-orang dah kaya zombie mau gigit aku. Kan serem bosque! Hiiiiiii...
2 Surat Cinta dari Kompasiana jadi Pelajaran Berharga
Semoga saya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Surat cinta yang pertama saya dapatkan bahwa tulisan saya dapat berpotensi menyebabkan interaksi negatif, cirinya mengangkat tema SARA dengan bahasan yang begitu ekstrem dan beresiko tinggi. Haduh kek arung jeram ajah yah bosque!
Dan surat cinta kedua, adalah saya di cap plagiasi. Lho kok bisa?! Saat itu saya sedang antusiasnya menulis sebuah kajian Qurani Science, menggali ilmu dengan potensi kreasi akal budi saya dari ayat-ayat suci Quran. Nah kesalahan saya yang paling fatal saya menyalin Ayat Quran Cetak (Al-Quran cetakan Cordoba, dengan nama Al-Uswah) di postingan saya dengan begitu panjangnya. Pas menit akhir saya cek di google ternyata kini semua tulisan Al-Quran di Negeri ini baik cetakan maupun yang ada internet dengan standar nasional sudah sangat seragam. Akibatnya saya dicap menulis ulang yang ada di internet. PLAGIASI BOSQUE! Aaaaaaaaa... Tidaaa...
Dengan kejadian ini saya sering melakukan tindak preventif dengan memasukkan tulisan saya ke aplikasi yang tersebar di mbah Google, seperti di plagiarismdetector.net agar tulisan saya tidak di cap plagiat kemudian. Memang benar, saat ada indikator merah di tulisan saya di aplikasi deteksi plagiasi ini, tercantum sumber tulisan mana yang saya plagiasi secara tidak langsung. Ada alternatif yang sering digunakan para akademisi yaitu Turnitin.com.
Demikian Ragam cerita saya yang kini menginjak masa-masa menjadi Sang Penjelajah. Semoga terhibur hehehe~
Kalau ada yang mau memberikan kesan kepada saya sebagai kado saya meraih predikat penjelajah, boleh dong ketik di kolom komentar. Nanti kalau ada sahabat kompasianer yang merasa juga berperan aktif dan kontributif pada tulisan saya, akan saya ingat lalu ketik kenangan indah itu bersamamu, kamu dan kamu~ Ciyeeh~ ehem! Maaf kepedean saya hehehe.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 23 Agustus 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H