Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Optimalisasi Kecerdasan Berdasar Konsep STIFIn (2) - Sensing

5 Agustus 2022   08:30 Diperbarui: 6 Agustus 2022   09:56 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat berjumpa kembali Sahabat Kompasianer dan Readers~ Pada kesempatan ini saya akan membahas fokus pada kecerdasan Sensing dengan gaya bahasa analisis saya.

Sensing meliputi Kecerdasan Inderawi (Panca Indera) dan Memori baik ingatan dan otot. 

STIFIn menggunakan konsep Introvert dan Extrovert yang mana Kepribadian Introvert menyerap energi dari menikmati ketersendiriannya, sementara Extrovert menyerap energi dari interaksi dengan lingkungan luarnya. Namun karena bahasan ini lebih berfokus pada Sensing berdasar sudut pandang saya, maka saya akan menjelaskan hal-hal esensi saja. Untuk versi pengetahuan dari Penemu dan Pegiat STIFIn, bisa diakses di website stifin.com.

Ada 3 Orientasi yang menonjol pada kepribadian Sensing diantartanya:

  • Seorang Sensing selalu identik dengan Harta. Harta menjadi landasan motivasi bagi dirinya untuk menggerakan segala bidang kehidupan yang digeluti. Oleh karena itu, orang tua yang memiliki seorang anak dengan dominasi kecerdasan Sensing bisa mendorong semangat belajarnya dengan iming-iming materi (benda atau uang).
  • Seorang Sensing nampak perkasa bagaikan binaragawan dalam fisiknya dan ada juga yang atletis yang terlihat ideal badannya. Karena mengolah fisik adalah salah satu keterampilan dan hobbynya. Melihat kecenderungannya yang sangat ambisius dalam mengembangkan diri. Orang tua dan guru bisa memotivasi belajar seorang anak dengan kepribadian Sensing dengan kompetisi berhadiah (dengan hadiah yang terukur).
  • Seorang Sensing sangat jago dalam bidang hafalan terutama bidang pelajaran bahasa dan sejarah. Hal ini dikarenakan seorang sensing memiliki kelebihan yang lebih menonjol untuk menghafal dibandingkan kecerdasan-kecerdasan lainnya (yaitu: Thinking, Intuiting, Feeling dan Instinct).

Oleh karenanya Kedua orang tua bisa mengarahkan potensi anaknya (dengan dominasi kecerdasan sensing) untuk disekolahkan yang fokus pada bidang:

  • Bahasa (untuk introvert)
  • Keuangan (untuk introvert)
  • Transportasi (untuk introvert) 
  • Hiburan (untuk introvert) 
  • Perdagangan (untuk introvert)
  • Olahraga (untuk extrovert)
  • Ekonomi (untuk extrovert)
  • Kemiliteran (untuk extrovert)
  • Sejarah (untuk extrovert)
  • Perhotelan (untuk extrovert)

Atau sahabat bisa melihat potensi akademik seorang Sensing (baik introvert/Si dan extrovert/Se) di gambar dibawah, berdasarkan penelitian pegiat STIFIn.

Potensi Akademik (Dokumen hasil test STIFin Pribadi)
Potensi Akademik (Dokumen hasil test STIFin Pribadi)

Yang mesti diwaspadai dari Seorang Sensing:

  • Rivalitas, namun mengarah ke arah negatif yang berujung pada konflik dengan pesaing kerjanya.
  • Boros dalam keuangan.
  • Terlalu menyenangi hal-hal yang bersifat transaksional, bisa menyebabkan permasalahan jika diterapkan pada urusan percintaan.

Seorang sensing dapat menggapai tangga pencerahan spiritualitasnya melalui semangat pengabdian pada optimalisasi keunggulannya. Yaitu dengan berfokus dibidang hafalan dan keberlimpahan hartanya, yang didedikasikan untuk kemanusiaan dan mencerdaskan seluruh.

Demikian paparan singkat yang saya sajikan. Nantikan part berikutnya yah~

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun