Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Neurosemantic: Salah Makna, Bisa Jadi Masalah! (3)

24 Juli 2022   11:15 Diperbarui: 24 Juli 2022   11:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suprise! (Sumber: Freepik)

Selamat siang sahabat kompasianer dan readers~ Berjumpa kembali dengan bahasan Salah Makna, Bisa Jadi Masalah~

Perhatian-perhatian. Untuk membaca tulisan ini... harap berhati-hati! Jangan sambil makan dan minum yah takut tersedak! Hehehe.

Adududuh... Saya jadi teringat masa-sama kuliah sahabat! Anak-anak mahasiswa kalau udah bikin kata kata singkat yang malah bikin panjang urusan. Apalagi sama dosen yang udah menikah! 

Waduh kok bisa sebegitu parah? Emang menyingkat kata itu bisa membuat masalah yang bikin berabe?

Simak ulasan di bawah yach~

Alkisah dalam Chat WA Japri antara Bedu (Nama samaran) dan Ibu Dosen yang terkenal jelita nan anggun, namun sudah menikah.

"Bedu kenapa chat ibu ga dibales-bales, ada tugas dari ibu untuk anak anak sekelas"

(Beberapa menit kemudian Bedu membalas singkat)

"Maaf, Kolor biasa."

Seakan-akan gelagar petir meledak diantara bahtera rumah tangga Ibu Dosen yang jelita! Sangat tidak pas momennya! Sang Suami yang kebenaran mengecek HP Istri tercinta.:

"Mah! Apa-apaan ini anak didikmu minta kolor!"

"Hah! Minta kolor?"

"Itu pake kata "biasa" lagi, jangan jangan Mamah biasa bahas beginian yah ama si Bedu!"

"Tunggu-tunggu ini salah paham Pah."

Ibu Dosen membalas balasan Bedu.

"Aduh Bedu tolong yang sopan yah, kenapa malah jadi kolor. Apa maksudnya??"

"Astaga! Maaf Ibu, tadi baru masuk chat kawan-kawan nanya saya kenapa ga dibales-bales juga. Temen-temen udah paham, kalau saya nyebut kolor... berarti koneksi molor... Maafkan saya Ibu."

Saking pengen beresnya segala urusan, kata demi kata disingkat-singkat, memang kebiasaan mahasiswa yang ga mau ribet serba instan dan yang penting urusan ama dosen kelar.
Bukannya kelar, malah kelar idup lo!
Adudududuh...

Ya itu baru segelintir fenomena dalam dunia memaknai tulisan dan ucapan. Jadi tetap perhatikan tata bahasa kita ya sahabat! Hindari menyingkat-nyingkat kata, apalagi singkatan itu menjerumuskan kita pada berbagai permasalahan.

Jangan sampai kata-kata yang kita tulis dan ucap menjebak kita pada persoalan hidup yang mencengangkan. Apalagi sampai merusak rumah tangga orang. Kasihan bang!

Salah makna, bisa jadi masalah!

*Cerita diatas hanyalah fiksi belaka. Hayoo~ siapa yang senyam-senyum sendiri yaa... jangan-jangan kamu, kamu dan kamu~

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 24 Juli 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun