Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Neurosemantic Relevan Dengan Dunia Akademi?

24 Juli 2022   09:00 Diperbarui: 24 Juli 2022   09:01 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat berjumpa kembali sahabat Kompasianer dan Readers~ Saya mau membahas relevansi Neurosemantic dengan dunia akademi lhee~

Neurosemantic merupakan suatu bidang ilmu yang berfokus pada potensi manusia dalam memaknai dan menyentuh perasaan terdalam manusia juga merupakan bentuk kreasi dari cipta karsa sebuah permainan bathin, baik dituangkan dalam narasi maupun opini.

Lantas adakah relevansinya dengan dunia akademisi?

Ada!

Frame of Mind atau bingkai pikir yang merupakan dasar manusia dalam memaknai suatu fenomena, dalam peristilahan dunia Ilmu Manajemen dan Administrasi disebut Paradigma.

Apa itu Paradigma?

Paradigma adalah mekanisme manusia memandang sesuatu, yang mempengaruhinya dalam memaknai apa yang paling esensi dari suatu fenomena yang diamati.

Jadi... Frame of Mind dan Paradigma sejatinya sama, hanya beda penempatan dan konteks bahasa dalam bidang fokus keilmuan.

Saya yang sudah menempuh dunia pendidikan Sarjana ilmu Administrasi Negara selama 3 tahun (belum dibereskan karena situasi kondisi), menemukan beberapa paradigma dunia administrasi, yang diantaranya pemikiran dari Dendhart, yaitu ada 3 paradigma administrasi yakni:

  1. Old Public Administration (OPA)
  2. New Public Management (NPM)
  3. New Public Service (NPS)

Kalau secara implementasi, kita bisa melihat dominasi paradigma yang digunakan era pemerintahan negeri ini, seperti OPA saat rezim orde baru, NPM saat era Presiden SBY dan NPS saat era Presiden Jokowi.

OPA lebih condong pemusatan komando administrasi dan birokrasi yang hierarkis. NPM lebih condong pada keterlibatan dunia swasta dalam pembangunan dan pelayanan publik juga administrasi negara, seperti adanya Outsourcing. Dan NPS lebih condong pada efektivitas dan efisiensi pelayanan publik dalam ranah publik dan administrasi negara.

Adapun paradigma New Public Sphere yang berfokus pada perkembangan teknologi Ruang Publik, baik di dunia maya maupun ruang publik yang tersedia di setiap fasilitas publik dunia nyata. Banyak sekali bertebaran jurnal-jurnal ilmiah yang bisa diakses di internet jika sahabat ingin mendalaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun