Apa artinya Pancasila Dasar Negara... kalau kapitalisme masih merajalela praktiknya. Kapan keadilan sosial bisa nyata tegak di Bumi Pertiwi ini? Apakah kami Rakyat harus berjuang sendiri merubah nasib dengan tidak menggantungkan pada uang dengan bergantung pada alam? Tapi pada praktiknya kepentingan pemangku negara dan sektor pelayanan publik begitu mengutamakan sumber daya uang dibanding perjuangan Rakyat yang berusaha bertransformasi menyandarkan diri pada alam bukan pada kapitalisme belaka?
Semua Rakyat memiliki peranan vital dalam berbangsa dan bernegara.
Jika pemangku pelayanan publik seperti di bidang kesehatan tidak mampu meluhurkan rakyat misalkan yang berprofesi seorang petani. Apakah rela kita semua harus impor mengimpor bahan pokok dari pertanian dari negeri sebrang? Dan membiarkan para petani menjerit-jerit kesakitan dengan penyakit yang dideritanya hingga terbengkalai segala pekerjaannya, sehingga bangsa kita menjadi kekurangan pangan?
Bagimana jika pelayanan kesehatan tidak memprioritaskan rakyatnya yang berprofesi sebagai seorang penulis? Apakah rela kita semua miskin akan sumber daya pengetahuan yang melimpah dari para penulis? Karena jeritan sakit para penulis yang harus mengalami derita penyakit yang tidak kunjung sembuh melalui layanan BPJS selama ini?
Selama Pemerintah dan Jajaran Pelayanan Publik tidak meluhurkan rakyatnya sendiri. Bahkan cenderung mengerdilkan, memojokkan, merendahkan rakyatnya sendiri. Disanalah ketidakpuasan publik selalu menghantui negeri dan bangsa ini. Dan berdampak kepada kemunduran peradaban bangsa yang merugikan kita semua.
Ada pertanyaan menggelitik untuk saudara saya yang kini sudah dimuliakan dengan profesinya sebagai pemangku kepentingan negeri dan aparatur pelayanan publik.
Apakah bapak, ibu, saudara-saudari yang saya hormati pernah merasakan diri sebagai rakyat jelata seperti kami ini atau tidak?
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 21 Juli 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H