Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filosofi Sang Sopir dan Para Penumpangnya

29 Juni 2022   04:00 Diperbarui: 29 Juni 2022   10:15 16398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam berjumpa sahabat kompasiana dan readers. Saya mau membahas tentang "Filosofi Sang Supir dan Para Penumpangnya" yang ada relasinya dengan pilihan kita mencintai salah satu Utusan Tuhan yang paling dicintai dalam kehidupan dan dijadikan kiblat dalam berkehidupan.

Lha apa toh relasinya? Kok bisa yah?

Jelas ada!

Utusan Tuhan seperti Para Rasul, Ekspansi Tuhan berupa Avatara dalam konsep ajaran Sanatana Dharma, Para Resi atau Nabi (memiliki kemampuan melihat masa depan). Karena kelengkapan pengetahuan ruhani beliau semua. Beliau semua mendapat otoritas dari Tuhan untuk menjemput kasih dari para pengikutnya. 

Dan karena beliau sudah hafal benar dengan rute kehidupan hingga destinasi akhir pasca-kematian untuk dirinya dan para pengikutnya kelak, membuat beliau semua yang terpilih layak dijadikan panutan, pemimpin/imam, dan kiblat kita untuk mencapai Kehidupan kekal di Alam Tuhan berada --- dimana Tuhan bermain-main dengan pelayanan hamba-hambaNya dengan atmosfer yang penuh riang, ceria dan bahagia semuanya.

Semua orang berhak memilih rute kehidupan setelah kematian berdasarkan keyakinannya yang paling dominan. Ini adalah pilihan absolut hak setiap manusia yang tidak bisa di ganggu gugat. Karena setiap jiwa sudah ditakdirkan demikian dengan beserta rute kehidupannya hingga akhir menuju destinasi final dalam keabadian. 

Namun adakalanya pilihan bisa berubah karena mungkin beliau mememukan perbedaan yang selama ini dicarinya dalam hidup, seperti contoh fenomena pindah agama. Dan kita tidak bisa menghalang-halangi --- karena jikalau itu panggilan jiwanya yang merubahnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi, semakin shaleh dan semakin mulia dalam berkehidupan. 

Sang Pilihan Tuhan, yang membimbing manusia menuju kekekalan alam Tuhan berada. Bagaikan seorang supir yang sudah jelas pengetahuannya akan rute dan mengetahui benar segala situasi kondisi lapangan menuju tujuan. Dan para penumpang menaiki kendaraan yang dikemudikan sang supir tersebut sesuai pilihan dari keinginannya. 

Jadi kita manusia biasa tentu berhak memilih jalan kita sendiri. Walau jalan dan rute kita berbeda saat ini, toh di akhir pertemuan jalan, kita akan kembali bersama --- selama kita memendam memori kenangan cinta dan persahabatan yang mengikat kita dalam ikatan takdir kebersamaan, dengan cinta dan persahabatan, semua kan menjadi dekat dan penuh warna makna... dunia terasa sempit karena milik kita bersama dan dalam kedekatan yang kekal.

Sang Supir tentunya sudah paham tantangan jalan yang dilalui, apa saja halang rintang kedepan, jalan mana yang tercepat, jalan mana yang bakal macet kedepannya. Artinya sang Supir adalah seorang visioner yang selalu memiliki itikad terbaik untuk para penumpang yang diperjuangkannya. 

Setelah para penumpang sampai tujuan, beliau semua membayar jasa sang supir. Nah apa bayaran terbaik bagi kita manusia biasa kepada para pilihan Tuhan pilihan kita yaah? 

Yakni Ketaatan.

Ketaatan kita kepada Sang Terpilih atas apa yang diajarkannya... mengantarkan kita pada keselamatan dan kebahagiaan yang kekal. Tuhan-lah yang menjaminnya.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 29 Juni 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun