Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyelamatkan Penderitaan Kaum LGBTQ dengan Pendekatan Humanis-Spiritual

3 Juni 2022   13:30 Diperbarui: 3 Juni 2022   13:34 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini sarat urgensi. Jujur hati saya tersentuh melihat saudara-saudari yang mengalami penderitaan hebat tentang jati dirinya. 

Beliau pasti merasa, mengapa kepribadianku terjebak dengan badan yang tidak sesuai dengan kepribadianku?

Mungkin seorang dengan Badan Jasmani Lelaki, merasa sisi ke-feminimannya lebih melekat pada dirinya dibandingkan ke-maskulinannya, begitu pula dengan gender sebaliknya.

Sayapun dulu saat beranjak usia 17 tahun masa pencarian jati diri, terjadi pergolakan kepribadian, saya secara tiba-tiba mengalami gangguan kepribadian ganda atau umum disebut Multiple Personality Disorder.

Ada kepribadian feminim yang muncul pada diri saya, dan saya beranggapan bahwa di masa depan nanti saya akan menjadi seorang wanita tentunya di kehidupan setelah kematian. Namun ada kecenderungan kepribadian ini selalu ingin mendominasi kepribadian maskulin saya yang paling utama. 

Sehingga tak jarang saya sering "aneh-aneh" saat masa SMA mengucapkan kepada sahabat karib saya saat itu "Saya ingin jadi perempuan cantik". Namun hebatnya sahabat saya melakukan Mind-Framing untuk memotivasi keanehan saya dengan Mind Frame Humor, sehingga kawan-kawan saya hanya menganggap sebagai guyonan dan memotivasi saya dengan kata-kata "Enakan jadi Cowo-lah! Punya batang yang ga ada abisnya!" --- Upsss...

Itu selembaran kisah saya yang pernah mengalami krisis identitas tentang perasaan penderitaan identitas LGBTQ. Untungnya saya diselamatkan lingkungan pergaulan yang moderat dan remaja yang madani di lingkungan sekolah saya saat itu.

Saya memberikan berbagai alternatif untuk saudara-saudari saya yang kini menderita perasaan bertubi-tubi hingga melampiaskannya dengan menjadi bagian dari Kaum LGBTQ.

Pendekatan Humanis-Spiritual sangat menjanjikan saudara-saudari, dimana saya sangat menyakini saudara-saudari diberikan Allah kelebihan dengan penderitaan hidup yang harus dialami sehingga terjebak dengan identitas yang membawakan diri dalam gonjang-ganjing kepribadian dan badan jasmani, sebagai tirakat luar biasa indah untuk menggapai Kasih Kekal-Nya. Diantaranya:

1. Rubah kiblat pergaulan dengan sesama yang memotivasi menuju kesejatian kodrat badan jasmani

Cobalah cari kawan sejati yang mampu memotivasi diri dengan segala sikap toleransinya mau menerima diri ini untuk meningkatkan maskulinitas jika saudara dilahirkan sebagai Pria. Bermainlah permainan olahraga bersama mereka, adu kejantanan dengan adu fisik melalui olahraga bela diri atau air soft gun team. 

Begitupula untuk saudari yang dilahirkan sebagai wanita. Bermainlah dengan sesama yang dapat merubah ketomboian diri dengan pergaulan sesama yang meningkatkan feminimitas diri. Seperti pergaulan menjadi model sosial media ataupun Pemudi Perwakilan Daerah dalam event tertentu, kemudian menjadi MC atau host acara dengan dandanan yang memukau pandangan pria, juga mengikuti kegiatan kesenian seni tari dan sebagainya yang mencerminkan sifat kewanitaan.

Pasti ada kawan sejati yang toleran itu, jangan menyerah! Jangan lupa berdoa kepada-Nya agar kita dipertemukan dengan kawan kawan yang shaleh dan penuh sifat welas asih ya!

2. Simulasi membuat karakter Game sesuai gender dunia nyata

Bermain games RPG (Role Playing Game) dengan membuat karakter dan gender sesuka hati. Bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan maskulinitas seorang yang dilahirkan sebagai pria. Contoh jika diri ini dirasa feminim namun dilahirkan sebagai seorang pria, maka alangkah baiknya bermain peran sebagai lelaki di game tersebut. Lakukan interaksi dengan pemain lain sehingga membuat dirimu diakui sebagai lelaki yang super dan tangguh juga penuh keberanian melawan monster-monster di game. 

Dan begitu pula untuk meningkatkan feminimitas seorang yang dilahirkan sebagai wanita. Maka bermainlah sebagai seorang wanita yang cantik, tunjukan pesonamu kepada Player lelaki dengan kosmetik yang kau miliki di game, juga percakapan yang menyentuh hati para player pria.

3. Rajinlah mengucap nama Suci Tuhan sesuai keyakinan dan Nama Tuhan yang paling Favorit

Mengucap nama suci Tuhan adalah formula paling jitu dalam meningkatkan kesadaran personalitas diri. Banyak orang-orang dari agama tertentu diluar Sanatana dharma, namun karena senang dengan kisah Epic Mahabharata dan Epic Ramayana karena Penokohannya sangat memukau hati, beliau menjadi rajin Mengucap Nama Suci Tuhan dengan Berjapa Kalimat "Hare Krsna Hare Krsna, Krsna Krsna Hare Hare, Hare Rama Hare Rama, Rama Rama Hare Hare." 

Ini adalah satu alternatif, namun jika dirasa enggan untuk mengucapkannya, dengarkan setiap hari melalui Headset dan putar Mahamantra yang bersifat Ruhani atau Transendental ini (banyak di Youtube juga dengan kata Kunci Mahamantra Hare Krsna), dan rasakan getaran dan vibrasi rohani yang menggetarkan jiwa.

Bahkan untuk kaum muslim pun dengan rajin mengucapkan kalimah Tauhid "Laa Ilaa Ha Ilaalah" berulang kali sebagai bentuk wirid dan zikir usai Shalat, sangat membantu meningkatkan kesadaran personalitas secara bertahap dan berangsur-angsur.

Jadikan amalan ini sebagai tirakat yah. Pasti dampaknya akan terasa jika disertai niat mulia.

Bagi saya Penderitaan yang dialami Kaum LGBTQ, tentu harus mampu didekati oleh kaum yang merasa dirinya "Normal-Normal saja" dengan tatapan ruhani yang bersifat welas-asih. Kita tidak boleh mendiskreditkan, mendiskriminasi bahkan melecehkan penderitaan yang beliau-beliau alami, karena beliau kaum LGBTQ-pun sama-sama Makhluk Allah yang tidak pernah lepas dari Kasih-Sayang-Nya yang tiada batas.

Jadilah mentari yang selalu menyinari siapapun, raih beliau, beri beliau motivasi agar mau menerima kodratnya sebagai seorang yang terlahirkan dengan gender demikian.

Karena Kita adalah Manusia yang menjadi pemimpin seluruh makhluk, yang diamanati-Nya untuk menjadi Kiblat Peradaban seluruh makhluk alam semesta yang penuh sifat welas-asih dan penuh kebijaksanaan. Jangan sia-siakan amanat hidup ini.

Sesungguhnya Allah tak akan pernah mengingkari janji.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 3 Maret 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun