Filsafat Veda, bahwa Pikiran yang suci terlahir dari Perbuatan baik atau Karma Baik. Sehingga seorang yang terlahir di muka bumi, dan memiliki kepribadian yang indah nan anggun, penuh pemikiran yang luar biasa bagi kehidupan, Umat Sanatana Dharma (Pemeluk ajaran Veda) menyebutnya beliau berasal dari kelahiran Surgawi, atau Ruh yang berasal dari Planet Surga.
MenurutMengapa ketidakadilan merajalela di muka bumi? Dan manusia dipenuhi pemikiran-pemikiran berbahaya seperti kebencian, keserakahan, abai terhadap hukum dan pengetahuan, dan ketidaktahuan yang dibumbui arogansi? Itu karena karma kelahiran sebelumnya. Bisa jadi saat penjelmaan (inkarnasi) sebelumnya ia penuh dengan karma buruk dibanding karma baiknya.
Sabda Sri Krsna kepada Arjuna dalam Kitab Bhagavad Gita menyebutkan, "Hanya orang dengan sifat kebaikanlah yang mendapatkan keuntungan tak terhingga dari karunia Tuhan."
Bahkan Ajaran Islam sendiri menganjurkan, "Berlomba-lombalah dalam Kebaikan!" (dalam bahasa arab disebut Fastabiqul Khairat). Namun perlu diingat kebaikan yang diperbuat tidaklah merugikan diri sendiri, apalagi sampai melanggar aturan hukum, yang malah berdampak serius membahayakan kehidupan.
Arjuna adalah sahabat tercinta Sri Krsna, dan sabda diatas memang menunjukkan kualitas Arjuna dengan sifat kesalehan yang paripurna sehingga para Dewa mencintai dan memuliakannya. Sri Krsna menyatakan "Pada Kelahiran sebelumnya engkau (Arjuna) adalah Nara, dan Aku (Krsna) adalah Dewa Narayana, sepasang saudara kembar yang menegakkan Dharma di kehidupan bumi, jutaan tahun silam."
Arjuna adalah harapan umat manusia, bagaimana tidak? Karena dengan dialog ruhaninya dengan Sri Krsna, kita terwariskan Kitab Bhagavad Gita yang penuh pengetahuan Ruhani yang sangat bagus dikembangkan secara ilmiah oleh para akademisi. Banyak rumus-rumus kehidupan yang mutlak ada didalam dialog tersebut.
Bahkan Leluhur kita menyatakan "Jiwa (Ruh) Putra Bathara Indra (Arjuna) akan terlahir kembali di zaman edan, ia adalah Satrio Pinanditha Sinisihan Wahyu, berparas Sri Krsna, dan berwatak Baladewa (Keras Hati, mudah naik darah, namun bijaksana dan pemaaf), dan bersenjatakan Trisula Weda (bukan berarti senjata trisula yang dibawa kemana-mana, melainkan tiga sifat yang kokoh dan menyatu yaitu: Iman, Ilmu dan Amal; dan juga disisi lain: Bener, Jejeg, Lurus). Kelak ia akan membawa Nusantara kepada zaman keemasannya."
Dari pelajaran ruhani diatas, Penulis menyimpulkan seperti yang pernah dibahas di tulisan penulis jauh kebelakang di Kompasiana. Bahwa:
Kebaikan hati yang tulus -> Melahirkan Pikiran yang Mulia -> Pikiran yang Mulia melahirkan Keinginan Luhur -> Keinginan Luhur Melahirkan Kecerdasan (Akal, Hati, Keberanian, Jiwa dan Perkataan) yang Paripurna dan berkesadaran murni.
Maka asal muasal keadilan itu berasal dari hati manusia, jika Seluruh manusia berhati baik, maka keadilan sejati pasti diperoleh umat manusia.
Do we accept our Mind? or refuse it? or remake it? Because our mind is our Ultimate Karma!
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 18 Mei 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H