Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengubah Makna suatu Peristiwa dengan Ilmu Neurosemantic

21 April 2022   04:00 Diperbarui: 29 April 2022   15:25 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Neurosemantic?

Rian belajar bersama Guru Rian yaitu sang Trainer dan Coach Neurosemantic, sekaligus CEO Intimakna, beliau bernama Pak Prasetya M. Brata.

Keilmuan Neurosemantic merupakan keilmuan yang berfokus pada Meaning. Dengan mengaktifkan kemampuan otak Neo-Cortex tingkat tinggi kita yakni Reflexivity atau mentafakuri makna. Maka kita dapat mengubah makna dari suatu peristiwa, menjadi lebih bermakna. Tentang How We communicate to self, then to other.

Misal, kita selalu mengulang-ngulang peristiwa dimarahi guru sekolah kita, yang menyebabkan kita malas untuk bertemu kembali dengan sang Guru, semakin terputar peristiwa tersebut dengan memaknainya secara negatif, bisa timbul perasaan negatif seperti marah dan benci.

Dengan mempelajari Neurosemantic kita dapat mengubah makna dari peristiwa dimarahi guru tersebut. Kita memaknai, bahwa guru tersebut peduli. Ada informasi-informasi yang menyebabkan kita dimarahi sang Guru. Kita memaknai bahwa sang Guru tersebut ingin kita sebagai murid menjadi murid yang berprestasi dengan meningkatkan kembali kompetensi belajar kita. Maka state kita yang sebelumnya dipenuhi rasa marah dan benci kepada Sang Guru, bisa berubah menjadi perasaan cinta dan sayang.

Demikian basic ilmu Neurosemantic. Syarat kita dapat mengubah makna suatu peristiwa, yakni dengan memperkaya makna kita, dari pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki.

Anda bisa mengaplikasikan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga setiap peristiwa yang anda alami bisa anda maknai secara bijak, tentunya agar diri kita tidak dihantui perasaan marah, benci, apalagi dendam, dan perasaan negatif lainnya yang membuat kita sakit karenanya. Dengan mengkonversi makna, maka hidup anda akan semakin bermakna.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 21 April 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun