Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Mempelajari Pengetahuan Triangle Meta (Episode 1) - Mengukur Parameter Level Kesadaran dan Kebijaksanaan Diri Manusia

3 Maret 2022   05:00 Diperbarui: 3 Maret 2022   05:38 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4+ Manusia yang mulai berkesadaran memenuhi standar minimum. Artinya perbatasan dan pembeda manusia sudah memasuki alam sadar murni atau tidak. Level kebijaksanaan yang memenuhi standar minimum. Personalitas jiwa yang terkenang oleh sebagian kecil orang dalam lingkup negara. Baru memahami pengetahuan rohani di masa-masa dewasa yang senja.

3+ Manusia yang berkesadaran murni sangat minim. Baru mengenal pengetahuan rohani/spiritual hampir menjelang kematiannya. Personalitas yang dipenuhi karma baik dan penuh kesalehan. Kebijaksanaannya yang dinilai berkualifikasi dibawah standar minimum, yang mana baru menyadari hakikat hidup saat kematian mulai menghampiri. Maka semasa hidup sebelum menjelang kematian dipenuhi peperangan dan pertempuran bathin yang penuh suka maupun duka. Dikenang oleh sebagian kecil kelompok manusia dalam skala negara.

2+ Manusia yang sedang terikat oleh mode sifat alam kebaikan atau dalam kendalinya sepenuhnya. Tidak berkesadaran. Kebijaksanaannya cenderung goyah oleh hasrat pemenuhan kenikmatan inderawi. Terjebak dengan masalah kesehatan. Namun karena diikat sifat alam kebaikan, maka seluruh hidupnya didedikasikan untuk berbuat penuh kebaikan dan berbagi yang dimilikinya (materi baik berupa harta atau pemenuhan kebutuhan hidup, imateri seperti pengetahuan, dan pengalaman) kepada sesama hidup tanpa membeda-bedakan. Dikenang oleh seluruh manusia dalam suatu kelompok masyarakat.

1+ Manusia yang terikat oleh mode sifat alam kebaikan dan nafsu sepenuhnya, kadang sadar kadang tidak. Kadang mau berbagi kadang egois. Dibingungkan dengan arti ketulusan dan arti kepamrihan, karena diikat dengan keinginan-keinginan duniawi. Terkadang senang berbagi, terkadang pelit. Sangat sedikit kebijaksanaannya karena kadang muncul dan kadang tidak muncul. Jiwa yang labil.

0 Manusia yang ambisius karena diikiat oleh sifat alam nafsu, kesadarannya mulai lenyap. Condong senang hal yang berbau kekuasaan dan kekuatan. Kebijaksanaannya nol.

1- Manusia yang sudah abai dengan kesadaran. Kebijaksanaannya minus karena mulai dikuasai amarah dan benci. Walau tidak dikategorikan manusia yang berbuat jahat namun karma baiknya minim dan didominasi karma buruk. Ada harapan dengan nilai nilai kebaikan.

2- Manusia yang abai dengan kesadaran. Kebijaksanaannya minus karena dikuasai amarah dan benci. Karma buruk yang banyak.

3- Manusia yang diikat oleh sifat alam abai sudah mulai lenyap kesadarannya. Sangat tidak bijak memaknai hidup. Begitu hedonis dengan cara yang tak sah dan tidak dibenarkan secara hukum maupun agama.

4- Manusia yang mulai berperilaku merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Kejahatan sudah menguasai diri. Karma buruk mulai menumpuk. Berperilaku manipulatif terhadap fisik dan mentalitas sesama hidupnya untuk pemenuhan ego diri.

5- Manusia yang sudah dikuasai perilaku negative. Kedengkian dan iri hati menguasai, sangat sulit bahagia jika tidak menyakiti. Karma buruk yang menumpuk tebal. Berperilaku sadis dan amoral.

6- Manusia dengan penuh propaganda perpecahan umat manusia. Jiwa-jiwa haus darah dan cinta peperangan. Tidak senang melihat perdamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun