Selamat jumpa kembali sobat Kompasiana!
Izinkan Rian menuliskan sebuah cerpen dalam mode postingan "Selancar Dunia Cerita".
Selamat menikmati!
***
Barisan prajurit tertata rapi sedang dalam arahan satu komando.
Komandan:
"Siapkan alat tempur dan kuatkan mental anda di medan laga, prajurit!"
Prajurit: "Siaaaap! Komandan!"
***Ratatatatatatata***
Bunyi sound efek tembakan senapan, pistol dan rifle dari dua belah pihak yang tidak bisa diukur secara pasti parameternya, karena hampir semua prajurit sudah tertampar pikirannya di medan perang.
Ada yang berkata:
"Apa sebenarnya misi hidupku yang sebenar-benarnya?"
Dan ada yang berteriak dalam nuraninya:
"What I'm fighting fooooor!!!"
Perang yang merefleksikan misi hidup para prajurit semasa hidupnya sampai kini tiba misi di medan laga perang.
Hanya beberapa prajurit yang tersisa berpendirian teguh dengan tekad bulatnya mampu menghadapi medan perang laksana sang perahu nelayan tangguh yang siap menghadapi terjangan ombak samudra, dan gelagar petir menyambar, bahkan taring taring ikan hiu yang siap menerkam.
Mereka adalah prajurit-prajurit visioner yang sudah dilengkapi persenjataan lengkap. Yaitu Ketajaman Hati, Keluhuran Niat dan Kecerdasan Akal. Sikap selalu ingin belajar terbarukanlah yang membuat mereka, tetap teguh menuntaskan misi hidup sampai ending pertempuran.
"Congratulation!" Ucap sang Komandan kepada para prajurit yang lolos memenangkan medan pertempuran.
***Mission Accomplished!***
Sang komandan kemudian berujar dengan bijak:
"Semakin berat tantangan dan rintangan di medan perang (melawan ego diri) yang ditaklukan, maka semakin tinggi kualitas kedamaian dan kebahagiaan yang diperoleh setelahnya. Karena ketinggian asa dan ilmu yang dimilikinya. Dan kalianlah yang mewujudkan diri dengan kualitas Ksatria diatas. Dengan tak goyahnya pikiran, mantap di medan perang, dan tak gentar mengahadapi lawan."
Tertegun dengan ucapan komandan. Sang Prajurit menggerakan tangannya, menunjukkan sikap hormat pada sang Komandan.
"Siap! Komandan."
***
Salam hormat.
Rian.