Batman (Ben Affleck) untuk memperbaiki keadaan dan 'menyelamatkan dunia' dalam pembukaan film ini. Duet seru kedua superhero anggota Justice League tersebut cukup singkat, tapi tunggu sampai si jagoan pemilik film ini beraksi dalam sebuah adegan yang mengesankan.
Barry Allen yang tengah membeli sarapan di kedai kopi segera menjelma menjadi The Flash, dan kemudian melakukan penyelamatan heroik nan epik pada sebuah gedung rumah sakit di Gotham yang nyaris runtuh. The Flash bekerja sama denganMemulai filmnya dengan pamer kekuatan si pelari cepat super di dunia DC ini, The Flash memberikan penonton sebuah adegan ikonik dan memorable yang mungkin akan dikenang sepanjang masa sebagai signature film solo The Flash DCEU. Sebuah adegan penyelamatan bayi-bayi yang terjun bebas entah dari lantai berapa belas itu, meski dirasa cukup terbilang 'gelap', tapi dalam sudut pandang The Flash dibuat sebagai penyelamatan yang seru sekaligus menegangkan. Ya bagaimana mungkin tidak gelap, ini bayi-bayi yang kalau sampai si pahlawan super itu meleset sedikit saja kita tidak akan sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada bayi-bayi malang itu.
Tapi, selaras dengan karakter Flash sebagai anggota superhero paling ceria di kelompok Justice League DCEU, adegan ini dibuat dengan warna dan suasana yang lebih ceria. Plus dengan membuatnya dalam mode slow-mo (pasti, ini The Flash!), membuat adegan di awal film ini menjadi salah satu scene stealer meski tetap membuat penonton jantungan.
Adegan kemudian beralih ke kehidupan pribadi Barry yang tengah berusaha untuk membebaskan ayahnya dari penjara. Di tengah kesedihan Barry, ia berlari sangat cepat dan tidak menyadari kecepatannya melampaui batas yang biasa ia tempuh. Sampai akhirnya Barry tersadar ia tengah berada di sebuah tempat yang asing, kemudian menyimpulkan bahwa ia telah menembus batasan waktu. Atau singkatnya, Barry telah menjelajah waktu ke masa lalu.
Barry menceritakan hal tersebut kepada Bruce Wayne dan meminta pendapatnya apabila ia mencoba melakukannya untuk bisa kembali ke masa lalu demi menyelamatkan ibunya. Dengan kata lain, Barry ingin mengubah masa lalu sehingga akan tercipta masa depannya yang lebih baik tanpa kehilangan kedua orang tuanya. Bruce merasa jika ide Barry terlalu membahayakan dirinya dan juga tidak mungkin akan berhasil semudah keinginan Barry. Menurut Bruce, perjalanan waktu tidak sesederhana itu untuk mengubah masa depan. Karena yang akan terjadi bisa saja justru sebuah kekacauan. Sebuah pernyataan yang sudah tidak asing di telinga kita beberapa tahun belakangan berkat film superhero studio sebelah, bukan?
The Flash adalah film orijin seorang Barry Allen yang benar-benar menyenangkan. Sungguh bagi saya pribadi ini di luar ekspektasi saya karena sebelumnya tidak mudah untuk saya bisa menikmati film-film DCEU. Kekaguman saya pada film arahan sutradara Andy Muchietti ini menyeluruh pada berbagai aspek yang ditampilkan dalam film. Plotnya yang mengalir enak, aksi-aksinya yang seru, dramanya yang menyentuh, ide-ide akan visualisasi yang keren dan kreatif (tidak peduli dengan CGI nya yang menuai banyak kritik), serta para cameo yang ditampilkan berhasil membuat aura nostalgia menjadi begitu kuat.
Scene awal film yang mengajak penonton bersenang-senang dengan adegan aksi pembuka yang terkesan ringan seolah kasus tersebut hanyalah pekerjaan rutin mereka sehari-hari dalam menyelamatkan nyawa banyak orang, dihadiri oleh trio Justice League. Jika melihat trailer maka kalian mungkin sudah tidak akan kaget mendapati penampilan Batman Ben Affleck beraksi di kota Gotham. Plus, akan ada satu lagi penampilan yang tidak terlalu mengejutkan akan tetapi tetap berhasil membuat senyum mengembang dengan feel dan scoring khas tiap sosok superhero ini muncul.Â
Keberhasilan The Flash dalam mencuri perhatian fans serta menuai pujian yang begitu masif tentu tak lepas dari faktor kekuatan cerita film yang kini tampil tak hanya solid, akan tetapi juga menyenangkan dan begitu menghibur. Sosok Barry Allen yang merupakan anak muda di balik topeng The Flash seperti yang banyak penggemar tahu, adalah anggota paling muda dengan karakter ceria, penuh semangat, dan kocak. Dan film ini berhasil menghadirkan sosok Barry yang begitu menghibur dengan segala humor dari karakter Barry yang bahkan kini ada dua orang Barry Allen di sini.Â
Ya, dua. Berkat perjalanan waktu yang dilakukannya, Barry di timeline utama bertemu dengan Barry di salah satu garis waktu yang lain yang masih berumur 18 tahun. Ajaib ketika duet kedua Barry Allen ini begitu mengocok perut dengan humor dan tingkah polah keduanya tanpa menimbulkan kegaringan. Anehnya, penampilan Ezra Miller dalam mengisi adegan-adegan drama melankolis juga sukses dalam membawa aura kesedihan kepada penonton.Â
Kehadiran peran pendukung lain yang mengatasnamakan riuhnya multiverse juga tak ketinggalan untuk dibawa ke film ini. Melalui dunia baru yang disambangi Barry, eksistensi Superman diganti dengan Kara Zor El yang di universe utama yang kita tahu berperan sebagai Super Girl. Sedangkan keberadaan Clark Kent sendiri tidak ada di universe tersebut. Kemunculan Kara sebagai pahlawan super dari planet Krypton turut mendukung keseruan yang ada. Battle di tengah gurun yang melibatkan dirinya dengan rivalnya yaitu Jenderal Zod, membawa warna baru yang belum pernah ditampilkan sebelumnya. Meski power Kara sendiri terasa kurang maksimal dan tidak setangguh Superman, saya rasa hal tersebut juga memiliki alasan yang kuat.
Masih tentang 'bintang tamu' yang diundang di film ini, yang saya yakin akan membawa nostalgia setiap fans Batman dan film-film DC terdahulu. Mungkin yang paling ditunggu banyak penggemar terutama setelah melihat trailernya adalah penampilan Michael Keaton sebagai Bruce Wayne dan Batman, yang justru lebih banyak tampil ketimbang Batman Affleck.Â
Selaras dengan jiwa film yang ia tumpangi sekarang yang bernada ceria dan kocak khas Barry Allen, Bruce Keaton muncul pertama kali dengan kekonyolan yang mungkin jauh dari karakter Bruce Wayne yang kita kenal selama ini. Namun, tunggu sampai ia berganti kostum kelelawarnya dan kembali beraksi.Â
Nostalgia yang dibangun begitu niat dengan scoring, pengambilan gambar, bahkan setiap gerakan dan aksi-aksi yang tetap menampilkan ciri khas Batman Keaton, bukan Batman yang lain. Begitu detilnya sampai tak lupa menampilkan sekilas lambang kebesaran Batman dengan latar bulan purnama. Ya, bulan purnama dengan aura klasik dan gothic Tim Burton, bukan lampu sorot seperti yang sering kita lihat di film maupun serial Batman lain.
Lalu soal detil, The Flash adalah film orijin yang menampilkan detil segala hal tentang The Flash sebagai informasi yang baik untuk penonton. Tentang bagaimana The Flash berlari, mengambil ancang-ancang lari, sudut pandang dia ketika berlari, berulang kali ditampilkan melalui tampilan slow-mo yang tidak pernah membosankan. Dimana ia menyembunyikan kostum dan cara berganti kostum, keluarga yang menjadi motivasi kuatnya di cerita film, serta sosok love interest yang baru diceritakan di sini setelah sekian penampilan Ezra Miller sebagai Barry Allen di jagat DCEU. Yang bagi penonton serialnya pasti akan dengan mudah menebak siapa gadis beruntung itu.Â
Visualisasi juga jadi salah satu daya tarik sebuah film superhero masa kini. Meski banyak yang mempermasalahkan CGI nya yang dibilang kurang bagus dan banyak kekurangan. Bagi saya, bagaimana DCEU membuat tampilan perjalanan waktu yang berbeda dari film lain adalah kelebihan dalam kreatifitas yang patut diapresiasi tersendiri.Â
Jika kita sudah akrab dengan perjalanan waktu di MCU, Â kita bisa merujuk pada film Doctor Strange Multiverse of Madness lewat kekuatan America Chaves. Rupanya DC berhasil membuat cara tampilan perjalanan waktu yang fresh dan tetap memiliki aura kental DC universe dengan tone warna dan anglenya. Jadi, permasalahan CGI yang tidak sempurna itu saya rasa tidak mengganggu kualitas film secara keseluruhan.
Terakhir, The Flash adalah film yang tahu akan jati dirinya, gigih menampilkan hal tersebut, meski dihadiri oleh banyak 'bintang tamu' dan cameo yang membawa karakteristiknya masing-masing. Dengan tetap kuat berdiri di atas identitas dan segala ciri khas tentang dunia seorang Barry Allen dan lika-likunya. Paket komplit yang bisa memuaskan banyak fans, tak hanya fans The Flash saja. Penuh dengan fans service tanpa mengabaikan siapa yang harus diprioritaskan di sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H