Apa yang diharapkan penonton setia dari lanjutan sekuel film John Wick? Pertanyaan yang seakan mudah untuk dijawab, tapi saya rasa tidak juga.
Ya, jika mengamati John Wick 1 sampai 3, sebenarnya film aksi dan parlente yang dibintangi oleh Keanu Reeves ini memiliki formula yang tak jauh beda dari satu film ke film lain atau lanjutannya.Â
Selalu berisikan adegan pelarian seorang John Wick yang diburu oleh anggota organisasi Table, dengan imbalan nominal uang yang sangat fantastis.
Adegan tembak-tembakan, duel satu lawan satu, bacok-bacokan dengan senjata tajam, bahkan dengan benda yang seharusnya tidak dikategorikan sebagai senjatapun, menghiasi seluruh sekuel John Wick.
Dengan formula yang mirip dari film ke film, ternyata tak membuat franchise ini kehilangan penggemarnya. Justru semakin membuat penggemar penasaran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nasib John Wick dan universenya tersebut.Â
Seperti film ke empat kali ini, dengan mengusung judul sederhana, John Wick: Chapter 4,masih melanjutkan kisah pelarian dan usaha seorang Mr. Wick dari kejaran Table atas konsekuensi yang harus ia terima karena hal-hal yang sudah ia lakukan sebelumnya.
John Wick Chapter 4 memulai kisahnya dengan sebuah tragedi diberanguskannya hotel Continental dan pemecatan Winston sebagai hukuman atas perlindungannya terhadap John Wick yang berstatus Excommunicado, atau buronan organisasi. Bersamaan dengan itu, pramutamu Continental yaitu Charon juga ikut dibunuh.Â
Adegan ini menarik dengan memasang salah seorang petinggi Table yang baru diangkat, Marchese de Gramont, yang diperankan oleh Bill Skarsgard.
Cerita kemudian bergulir pada Winston yang menyampaikan hal tersebut pada John, yang sempat mampir ke Continental Jepang. Di sana, ia bertemu pemilik Continental yang terletak di kota Osaka tersebut yaitu Koji, yang diperankan oleh Hiroyuki Sanada.Â
Dari sinilah keseruan khas John Wick dimulai sedari dini. Ya, belum sampai film berjalan setengah jam, adegan aksi brutal dan masif sudah dipersembahkan kepada penonton. Padahal durasi chapter 4 ini memakan waktu hampir 3 jam lamanya.Â
Dengan latar Jepang, membuka eksplorasi baru pada universe organisasi ini. Jepang yang terkenal dengan gangster mengerikan dan seni bela dirinya pun tak lupa disertakan sebagai hidangan pembuka adegan baku hantam tanpa ampun chapter 4. Sekaligus menampilkan villain utama chapter ini yaitu Donnie Yen.
Kita semua penonton setia John Wick pasti paham kalau segala jenis pertarungan ada di sini. Termasuk duel dengan koreografi cantik yang ditampilkan oleh John dalam durasi yang panjang.Â
Menjadi tontonan yang tak pernah membuat bosan penggemar. Mungkin sekalian sebagai fan service, adegan ini disajikan sejak awal film. Thanks to God, karena saat itu juga kondisi John masih segar karena belum begitu babak belur akibat berkelahi sepanjang film. Jadi penonton bisa menikmatinya tanpa merasa khawatir pada kondisi sang lakon kesayangan.
Aktor yang dipasang sebagai lawan maupun kawan film arahan sutradara Chad Stahelski ini tak pernah kaleng-kaleng.
Kali ini yang paling menarik perhatian barangkali adalah si Master Wingchun dari universe IP Man. Yang tampil sebagai salah satu anggota Table sekaligus teman lama John.
Sikap eksentrik dan misterius Donnie Yen semakin khas dengan ia menjadi petarung buta. Yang menjadi cukup disayangkan karena dengan begitu perannya jadi tidak dapat dieksplor kemampuan bela dirinya. Kecuali kalau ia memiliki kemampuan sama seperti Daredevil.
Selain Donnie Yen, chapter 4 juga punya Hiroyuki Sanada dan Scott Adkins yang sudah sering bermain di film action. Ditambah dengan Rina Sawayama sebagai Akira, petarung cantik yang juga pramutamu Continental Osaka, tampil tak kalah tangguhnya. Sayang, dengan karakter dan penampilan yang keren seperti itu, porsi yang ia mainkan rasanya masih kurang.Â
Universe John Wick sejauh 4 film ini sudah banyak menampilkan berbagai keunikan, dan menegaskam hal-hal yang sudah pernah disampaikan di film-film sebelumnya.Â
Kemewahan khas Table kali ini direpresentasikan oleh Bill Skarsgard, yang ditugaskan untuk mengurus perburuan John Wick.
Tampilan visual dengan tone yang memanjakan mata sekaligus mendukung jiwa film ini masih menjadi kekuatan besar. Termasuk satu terobosan baru berupa long take dari angle atas yang membuat film ini terasa seperti sebuah game perang atau tembak-tembakan.Â
Latar tempat yang hobi berkeliling dunia kali ini mengambil beberapa kota besar seperti Berlin, Paris, dan Osaka. Persahabatan, kekeluargaan, rasa hormat, dan setia kawan juga masih terasa kuat di sini.
John Wick 4 berlangsung intens, keras, brutal, berdarah, dan tanpa ampun seperti biasanya. Namun, kali ini ada beberapa sentuhan sentimentil yang menyentuh di tengah segala kekerasan yang ada.
Empat film berlalu dengan satu tujuan utama: Kebebasan John Wick dari organisasi Table agar dapat menempuh jalan hidup baru.Â
Empat film hampir membuat penonton bertanya-tanya, akan seperti apa ujung dari perjuangan John untuk dapat memeluk kebebasan. Hingga akhirnya ending chapter 4 ini menjawab pertanyaan semua orang itu.
Ya, semua orang, baik kami para penonton dan penggemar setia film ini, termasuk bagi para sahabat dan orang-orang terdekat John Wick di film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H