Mohon tunggu...
Nur Intan Widianti
Nur Intan Widianti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid - Calon Guru Penggerak

8 September 2024   14:18 Diperbarui: 8 September 2024   14:26 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Di modul terakhir 3.3 ini saya akan membuat Jurnal Refleksi Dwi Mingguan dengan Model 4C, CONNECTION, CHALLENGE, CONCEPT, CHANGE yang di kembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011).

1. Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran saya sebagai Calon Guru Penggerak?

Modul 3.3 pengelolaan yang berdampak pada murid mempelajari bagaimana membuat program / kegiatan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid. Melalui filosofi dan metafora "menumbuhkan padi", Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,  kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama. 

Dengan membuat program yang berdampak positif bagi murid sesuai dengan peran guru penggerak yaitu mewujudkan kepemimpinan murid. Peran inilah yang mesti saya jalani sebagai seorang pendidik dan sebagai Calon Guru Penggerak dimana saya harus benar - benar mengutamakan dan berpihak pada murid dalam membersamai mereka agar mereka dapat mencapai tujuan mulianya yakni keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya baik sebagai Individu maupun anggota Masyarakat.

2. Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang di jalankan selama ini?

Sebagai pendidik sering memperlakukan murid-murid seolah-olah mereka tidak mampu membuat keputusan, pilihan, atau memberikan pendapat terkait dengan proses belajar mereka. Kadang-kadang kita bahkan tanpa sadar membiarkan murid-murid kita secara sengaja menjadi tidak berdaya, dengan secara sepihak memutuskan semua yang harus murid pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya, tanpa melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

Tetapi setelah memahami materi modul ini maka mulai di pikiran saya tentang rancangan program dalam mengembangkan kepemimpinan murid berdasarkan karakteristik lingkungan yang akan dibangun yang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik. Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.

3. Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang di pelajari dan menurut saya penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?

Tugas dan peran sebagai Pendidik dan Calon Guru Penggerak ( Guru Penggerak ) salah satunya adalah dengan Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency). Kita diharapkan dapat mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid salah satunya dengan program/kegiatan yang berdampak positif bagi murid. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal.

Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.  Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

4. Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?

Program / kegiatan yang di laksanakan di sekolah baik yang merupakan program intra kurikuler, program ko-kurikuler, atau program ekstra kurikuler dalam pengelolaannya jadikan murid sebagai subyek bukan sebagai obyek. Mengedepankan keterlibatan murid dalam perencanaan dan pelaksanaan program, sehingga mereka merasa lebih memiliki dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun