Mohon tunggu...
Nur Intan Widianti
Nur Intan Widianti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Bimbingan dan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin - Calon Guru Penggerak

23 Agustus 2024   08:27 Diperbarui: 23 Agustus 2024   08:35 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Salah satu model refleksi yang saya gunakan pada modul 3.1 ini  adalah 4F: Fact, Feeling, Finding, dan Future. Pertama, "Fact" melibatkan pemahaman tentang keadaan atau peristiwa yang sebenarnya terjadi. Kedua, "Feeling" mencakup pemahaman perasaan yang dirasakan selama proses pembelajaran. Ketiga, "Finding" melibatkan hal atau pencerahan baru sebagai hasil dari belajar. Terakhir, "Future" langkah-langkah berikutnya setelah memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari pembelajaran ini.

1. Fact (Peristiwa)
Seperti pada modul-modul sebelumnya, saya mengikuti pembelajaran pada modul ini dalam alur MERDEKA, yang merupakan langkah-langkah belajar yang harus dilalui: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi konsep, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.

  • Mulai Dari Diri
    Menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan berbasis nilai- nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin yang mana pengambilan keputusan tersebut melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang sama-sama menjunjung tinggi suatu nilai kebajikan tertentu, dan keduanya sama-sama benar, namun tertantang karena saling bertentangan satu dengan yang lain. Saya dan CGP lainnya juga melakukan survei dengan sebuah kasus yang dihadirkan, dan kami menganalisisnya secara mandiri seolah menjadi seorang kepala sekolah.

  • Eksplorasi Konsep
    Secara mandiri belajar dan mendalami semua materi yang ada dalam modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai- nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Dimulai dari pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

  • Perlu diketahui bahwa tidak semua keputusan sulit merupakan dilema etika. Ada kalanya masalah yang dihadapi lebih berupa bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut perbedaannya, di eksplorasi konsep ini kita belajar mengidentifikasi dan memahami jenis-jenis dilema, paradigma dalam pengambilan keputusan, 3 Prinsip dalam pengambilan keputusan, 3 prinsip dilemma etika serta 9 langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan

  • Ruang Kolaborasi
    Pada tanggal 1 dan 2 Agustus 2024 tahapan ini semua CGP diminta aktif berdiskusi untuk dapat kerja bersama (berkolaborasi) serta mempresentasikan hasil diskusi dalam menganalisis kasus yang berisi suatu unsur dilema etika. Dari studi kasus pilihan tersebut, tugas setiap kelompok adalah menentukan paradigma apa yang digunakan, prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil, dan tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus tersebut apakah telah tepat atau belum.

  • Demonstrasi Kontekstual
    Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi saya untuk menunjukkan pemahaman saya mengenai keseluruhan materi. Saya bersama CGP lain dari sekolah saya mewawancarai Kepala Sekolah tempat kami bertugas yaitu Ibu Dra. Hj. Purwiasatuti Kusumasgtiwi.,M.M di SMA Negeri 17 Palembang serta saya mewawancarai Kepala Sekolah SMP Negeri 37 Palembang yaitu Ibu Erma,M.Pd  tentang praktik pengambilan keputusan. Hasil wawancara ini saya analisis berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini. Kemudian hasil analisis dijadikan sebuah refleksi atas praktik pengambilan keputusan dilema etika yang telah dijalankan.

  • Elaborasi
    Melakukan kegiatan Elaborasi Pemahaman melalui video conference dengan Instruktur pada tanggal 8 Agustus 2024. Elaborasi pemahaman dengan instruktur untuk lebih memahami pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai Kebajikan sebagai seorang pemimpin. Hambatan Ketika elaborasi adalah waktu bersamaan dengan kegiatan kombel di sekolah, sehingga dipertengahan kegiatan kombel saya meminta izin kepada panitia untuk kegiatan video conference (elaborasi).

  • Koneksi Antar Materi
    Membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi pada modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai- nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin yang didapat dengan mengaitkan pada modul-modul sebelumnya.

  • Aksi Nyata
    Mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah. Kemudian membuat tulisan berupa rangkuman, dan Kesimpulan

2.Feeling (Perasaan)

Dari proses pembelajaran ini, saya semakin memahami bahwa setiap keputusan yang diambil, penting untuk mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Saya merasa tertantang untuk benar-benar mengaplikasikan konsep 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penting dalam pengambilan keputusan, dan 9 langkah yang mendalam dalam mengambil dan menguji keputusan, terutama ketika saya dihadapkan pada dilema etika dalam kehidupan sehari-hari.

3. Findings (Pembelajaran)

Pentingnya memahami perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral sangatlah relevan dalam pengambilan Keputusan. Ketika dihadapkan pada dilema etika, kita seringkali harus mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan yang mungkin saling bertentangan.

Untuk menghadapi situasi yang penuh dengan dilema etika atau bujukan moral yang membingungkan, terdapat sembilan langkah yang bisa digunakan sebagai panduan dalam mengambil keputusan dan menguji keputusannya.

Langkah pertama adalah mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tersebut. Kedua, mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dalam situasi tersebut. Ketiga, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan. Keempat, menguji benar atau salah dengan mempertimbangkan legalitas, standar profesional, intuisi, publikasi, dan sosok panutan. Bila situasi dilema etika yang dihadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut situasi yang dihadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral yaitu benar atau salah.Kelima, menguji paradigma benar lawan benar. Keenam, menerapkan prinsip resolusi. Ketujuh, mengeksplorasi opsi trilemma. Kedelapan, membuat keputusan. Dan yang terakhir, kesembilan, meninjau kembali keputusan dan melakukan refleksi.

4. Future (Penerapan)

Saya berkomitmen untuk menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari, seperti empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah dalam meningkatkan kemampuan saya dalam membuat keputusan yang bijak dan tepat.

Selain itu, saya juga berkomitmen untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan ini dengan rekan sejawat saya, sehingga kami semua dapat mengambil keputusan yang lebih baik yang selaras dengan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun