1. Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?
Mempelajari pembelajaran sosial dan emosional (PSE) telah memberikan saya pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa sebagai bagian integral dari pendidikan. Saya kini memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih baik dalam mengimplementasikan PSE, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung, serta berkomitmen pada pengembangan holistik siswa. Sebagai pemimpin pembelajaran, saya siap untuk menerapkan pendekatan yang lebih komprehensif dan berfokus pada kesejahteraan siswa secara keseluruhan, dengan tujuan meningkatkan keberhasilan akademik dan kesejahteraan psikologis mereka. Hal ini mengingatkan saya dengan pemikiran KHD yang telah di pelajari sebelumnya bahwa pendidik adalah penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
2. Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya?
Modul 1.1 Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk mencapai kesejahteraan Psikologis (Well-Being). Murid yang mencapai kesejahteraan psikologis diartikan murid yang secara piskologis merasa aman, nyaman dan bahagia. Sejalan dengan filosofis KHD yang mengartikan pendidikan itu untuk menuntun kekuatan kodrat anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Modul 1.2 Nilai dan peran Guru Penggerak
Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan seimbang.
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Dengan mengimplementasikan PSE disekolah, baik secara eksplisit maupun terintegrasi dengan praktik mengajar, maupun melalui iklim kelas ataupun budaya sekolah yang ada dapat mewujudkan atau mencapai visi sekolah. Sebagaimana diketahui bahwa PSE adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.
Modul 1.4 Budaya Positif
Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif.
Modul 2.1 Pemenuhan Belajar Murid dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
Dengan menggabungkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan komponen pembelajaran sosial emosional, guru akan mampu memberikan pembelajaran yang lebih relevan, menyenangkan dan bermakna bagi setiap murid sehingga terwujudnya Merdeka belajar
1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran sosial dan emosional hanya dapat dimplementasikan oleh guru bimbingan dan konseling saja yang memang berperan penting dalam membantu murid mengelola emosi, mengatasi tantangan emosional, membantu murid mengembangkan kesadaran diri, mengembangkan keterampilan sosial, serta pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab. Sehingga yang terjadi dilapangan guru mata pelajaran hanya berfokus pada materi yang di sampaikan saja. Setelah mempelajari modul ini, ternyata saya semua guru penting menerapkan 5 kompetensi sosial dan emosional pada murid guna dapat menciptakan well-being dalam ekosistem Pendidikan di sekolah .
2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), Â 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
1) Â Â 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)
*Â Kesadaran Diri: kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
*Â Manajemen Diri: kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi
*Â Kesadaran Sosial: kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.
*Â Keterampilan Berelasi: kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.
*Â Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.
2) Â Â Kesadaran Diri (Mindfulnes)
PSE berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dapat memberikan perhatian secara berkualitas yang didasarkan keterbukaan pikiran, rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan hati (compassion) yang akan membantu seseorang dalam menghadapi situasi-situasi menantang dan sulit. Kesadaran diri memberikan penghargaan terhadap perbedaan, pemahaman diri dan orang lain, kemampuan menghadapi tantangan dan perspektif yang berbeda-beda dari orang lain (resiliensi)
3) Â Â Pengintergasian KSE di kelas maupun di lingkungan sekolah
PSE di Kelas
*Â PSE Rutin merupakan penerapan PSE yang terjadwal, misalnya kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah seperti kegiatan membuat lingkaran pada pagi hari dimana masing-masing siswa menulis atau menyampaikan apa yang akan dicapai selama belajar pada hari tersebut.
*Â PSE Terintegrasi mata pelajaran dapat dilakukan di sela-sela penyampaian materi, misalnya dengan diskusi kasus atau diskusi penyelesaian masalah secara berkelompok.
*Â PSE Protokol menjadi kegiatan sekolah yang sudah menjadi sebuah tata tertib dan kebijakan sekolah dilakukan secara mandiri oleh peserta didik, misalnya membangun hubungan sosial yang positif, penyelesaian masalah tanpa kekerasan dan lain sebagainya.
Kompetensi Sosial - Emosional dapat dilaksanakan di kelas dengan teknik STOP. PSE dengan STOP (Stop, Take a deep breath, Observe, dan Proceed) artinya S-Berhenti, T-ambil nafas dalam, O-amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran dan lingkungan, P- selesai dan lanjutkan. STOP sebagai teknik pembelajaran yang bermanfaat dalam membangun kesadaran penuh (mindfulness), meredakan ketegangan, mengembalikan dan membangun fokus murid.
Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosional Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) di Sekolah
Penguatan kompetensi sosial dan  emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah menjadi salah satu indikator  penting dalam pembelajaran sosial emosional di sekolah. Pendidik dan tenaga kependidikan perlu memiliki kesempatan secara reguler untuk mengembangkan kompetensi sosial, emosional dan budaya mereka sendiri, berkolaborasi, membangun hubungan saling percaya dan memelihara komunitas yang erat.
* Memodelkan (menjadi teladan): Mendukung pendidik dan tenaga kependidikan  dalam memodelkan kompetensi dan  pola pikir di seluruh komunitas sekolah dengan murid, keluarga murid, mitra komunitas, dan satu sama lain
* Â Belajar: pendidik dan tenaga kependidikan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional pribadi dan mengembangkan kapasitas untuk mengimplementasikan kompetensi sosial dan emosional.
* Â Berkolaborasi: menciptakan struktur berbentuk komunitas pembelajaran profesional atau pendampingan sejawat bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk berkolaborasi tentang cara mengasah strategi untuk mempromosikan KSE di seluruh sekolah
3. Berkaitan dengan no 2, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:
a)Â bagi murid-murid:
Implementasi Kompetensi Sosial dan Emosional
* Â Pengajaran KSE secara eksplisit
Memberikan kesempatan murid untuk menyampaikan pendapat, keinginan dan emosinya, latihan nafas Teknik STOP, refleksi, diskusi kelompok, dan bermain peran.
* Â Integrasi PSE dalam Kurikulum
Melakukan pembukaan yang hangat seperti memberikan kesempatan pada  murid untuk berbicara, mendengarkan aktif,  kegiatan inti dengan pembelajaran kooperatif,  pembelajaran berbasis proyek, refleksi diri, penilaian diri, apresiasi serta cara-cara positif lainnya untuk memperkuat pembelajaran.
* Â Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah
Praktik baik dan menerapkan budaya positif, keyakinan kelas.
 b) bagi rekan sejawat;
 berupaya konsisten untuk menjadi teladan, mengajak rekan sejawat untuk mengikuti pelatihan dan workshop terkait PSE, menjalin komunikasi dan berkolaborasi dengan baik, menciptakan komunitas yang saling mendukung dan terus belajar bersama dengan berbagi praktik baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H