Dirimu kekasih yang ku cinta, yang sedang ku tunggu kepulangannya
Lewat haru dan doa yang ku lampirkan lewat sajak-sajak agar sampai kepada kisi-kisi langit disana
Saat ini di Jogja, malam tak begitu pekat rasanya
Begitu pula dengan langit yang menumpahkan tangisan sejak sore tadi
Mungkin itu karena adanya campuran dari kegelisahanku yang sangat merindumu
Kemudian ku tatap lamat-lamat corak angkasa yang tergoreskan beberapa cercah cahaya dan serabut-serabut putih keabu-abuan nan halus
Dapatkah aku menatap wajahmu dengan dekat saat ini?
Berada di sampingmu dengan senyum terkembang dirupa kita masing-masing?
Merencanakan hal-hal kecil menggelikan sampai tertawa gaduh
Sambil berkhayal berlari bersama mengejar arak-arakkan dedaunan layu yang terhempaskan angin
Kemudian terjatuh dalam pelukan hangat satu sama lain sambil melihat sang fajar kembali muncul ke permukaan muka bumi
Semoga jiwa-jiwa kita senantiasa bersabar dalam ridho-Nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H