Mohon tunggu...
Intan Nur Hapsari
Intan Nur Hapsari Mohon Tunggu... -

Kegagalan tidak boleh menjadikan saya seorang PENGECUT!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senandung Dalam Hujan

16 Oktober 2016   11:16 Diperbarui: 16 Oktober 2016   11:24 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Hujan....

Melarutkan setiap prasangka tentang luka

Menimbulkan perkara dan prahara bahwa kenangan timbul begitu menyakitkan

Bahkan melebihi dari bengkaknya luka bertahun-tahun yang timbul karena kepedihan

 

Hujan...

Tak pelak ia selalu menjelma alangkah bak meteor terjun dalam sanubari

Menusuk-nusuk, semakin menembus luka yang tak kunjung gersang itu

Mengais-ngais penuh ganas kepahitan penuh hantaman

 

Senandung dalam hujan sore itu...

Menerawang sebuah kisah kandasnya hati seorang pujangga

Yang hanya bisa memaklumi bahwa dirinya sudah tak mampu lagi tuk berkutik

Pada apa ia harus berharap?

Karena saat ini angkasa pun telah kembali kelam

Dan angin berlena menari-menari dan bergoyang kesana-kemari

Menghempaskan tawa seakan tak ada surutnya

 

Namun aku tercengang

Yang tak ku sangka ia masih tetap berdiri tegak

Menerima walau harus terus menerus tersayat-sayat penuh rindu dan haru

Atas setiap keping inci kenangan yang berlalu dan tak bisa dipertanggungjawabkannya sendiri

 

Senandung dalam hujan, itulah ia kusebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun