Meksipun pembelajaran virtual dilaksanakan, akan tetapi membuat intensitas perjumpaan guru dan siswa berkurang dan komunikasi hanya dilakuakn lewat media digital secara virtual. Kondisi tersebut membawa kekosongan dalam diri peserta didik tehadap kondisi.
KHD membedakan antara pengajaran dengan pendidikan. Pengajaran diartikan sebagai proses pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberi ilmu pengetahuan, dan memberi kecakapan hidup pada anak-anak, baik pada aspek lahir maupun batin. Proses pengajaran yang ditujukan untuk olah fikir dilaksanakan dalam upaya mendidik anak-anak untuk memperoleh alat-alat penghidupannya. Oleh karena itu, proses pengajaran olah fikir ini harus dilaksanakan secara luas dan mendalam agar anak-anak kelak dapat menjalani kehidupannya lebih baik. Sementara pendidikan adalah daya upaya untuk menumbuh-kembangkan budipekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh untuk melahirkan anak yang memiliki kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan yang selaras dengan dunianya. Oleh karena itu, segala alat, upaya dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodrat anak sendiri. Pada bagian lain KHD mendefinsikan pendidikan sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Artinya pendidikan dilaksanakan dalam upaya memberi tuntunan atas perkembangan potensi (kekuatan kodrat) anak secara optimal agar mereka baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
Salah satu upaya penulis untuk menanamkan budaya literasi kepada peserta didik merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan proses pengajaran olah fikir. Kegiatan literasi ini harus dilaksanakan secara luas dan mendalam agar anak-anak kelak dapat menjalani kehidupannya lebih baik. Di samping itu, hal ini bertujuan untuk proses pengajaran, pada hakikatnya harus menjadikan anak didik menjadi lebih cerdik, berkembang ilmu pengetahuannya yang bermanfaat (fungsional), memiliki kemampuan mencari dan mendapatkan pengetahuan sendiri, dan menggunakannya untuk kepentingan masyarakat dan bangsanya.
- Tujuan Aksi Nyata
Aksi nyata modul 1.1 ini memiliki tujuan sebagai berikut:
- peserta didik memiliki kemampuan dalam mengolah pikir
- meningkatkan kemampuan peserta didik dalam literasi
- menambah wawasan pengetahuan
- berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan melakukan kontrol diri
- mengembangkan pikiran (intelek) dan tubuh anak
- Tolak Ukur
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan untuk mengontrol kegiatan agar tetap terarah pada tujuan yang sudah ditetapkan, maka tolak ukur yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Peserta didik secara konsisten melakukan kegiatan literasi
- Adanya karakter baik dalam diri peserta didik seperti memiliki kemampuan mencari dan mendapatkan pengetahuan sendiri, dan menggunakannya untuk kepentingan masyarakat dan bangsanya
- Linimasa Tindakan
- Membuat perencanaan kegiatan yang akan dilakukan dalam tindakan aksi nyata ni agar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
- Mengkomunikasikan perencanaan kegiatan dengan teman sejawat. Perencanaan yang telah dibuat dikomunikasikan agar mendapatkan masukan dan dukungan
- Melakukan revisi perencanaan berdasarkan hasil konsultasi dengan rekan sejawat agar menghasilkan perencanaan yang lebih baik
- Menyampaikan tujuan kegiatan literasi, sebelum kegiatan pembelajaran dimulai kepada peserta didik
- Membuat dokumentasi kegiatan yang dilakukan
- Dukungan yang Dibutuhkan
- Kepala Sekolah (yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan kepada calon guru penggerak
- Fasilitator dan pengajar praktik (sebagai pendamping dan memberikan motivasi dalam pengerjaan semua tugas yang ada di LMS CGP)
- Rekan sejawat (untuk mendiskusikan program yang akan dilakukan, dan tempat untuk meminta saran)
- Peserta didik (sebagai subyek dan obyek utama dan pembelajaran)
- Tindakan Aksi Nyata
- Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya memuat kegiatan literasi sebelum KBM.
- Guru melakukan sosialisasi tentang pembelajaran aksi nyata kepada rekan guru lain, untuk memperoleh kritik dan saran yang membangun.
- Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembiasaan literasi kepada peserta didik
- Peserta didik bersama-sama melakukan kegiatan literasi
- Peserta didik menyampaikan informasi terkait dengan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan literasi
- Proses Penerapan Pembelajaran
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
- Melalui bimbingan guru di sekolah, serta keluarga di rumah, peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan informasi yang diperoleh dari kegiatan literasi (pendidikan berpusat pada murid)
- Melalui bimbingan guru di sekolah, peserta didik diberikan kesempatan saling bertukar pikiran tentang literasi yang diperoleh antar peserta didik.
- KendalaÂ
- Kadang ada kendala teknis seperti sinyal, listrik yang padam, dan computer yang terkadang eror saat pembelajaran berlangsung
- Motivasi intrinsik dari beberapa siswa untuk sadar dan tergerak sendiri dalam melakukan pembiasaan-pembiasaan pada kegiatan aksi nyata
- Rencana Tindak Lanjut (RTL)
- CGP (Calon Guru Penggerak) ke depannya aksi nyata yang sudah berproses dan berjalan dengan baik, akan ditingkatkan lebih baik lagi. Dalam upaya mengatasi kekurangan, CGP (Calon Guru Penggerak) melakukan proses refleksi agar lebih inovatif untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih bermakna bagi peserta didik khususnya dalam penanaman literasi dalam kegiatan pembelajaran.
- Galeri Aksi Nyata modul 1.1
- Sosialisasi kepada rekan sejawat terkait aksi yang akan dilakukan serta meminta masukan dan saran dalam kegiatan yang akan berlangsung
- Guru menyampaikan tujuan kegiatan literasi  kepada peserta didik