Mohon tunggu...
Intan Rohmawati
Intan Rohmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Suka membaca, tapi lebih suka makan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Onde-onde dari Tiongkok

21 Desember 2019   15:33 Diperbarui: 27 November 2021   10:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Onde-onde adalah jajanan tradisional yang sudah sangat kita kenal sejak dahulu. Tepatnya sejak kapan saya pun tidak ingat. Karena sejak ingatan saya ada saya sudah tau jajanan yang namanya Onde-Onde. Onde-onde dapat kita temukan di pasar-pasar atau pedagang kaki lima.

Jajanan ini berbahan dasar tepung ketan dengan isi yang dapat diganti-ganti sesuai selera. Seringkali saya menemukan Onde-Onde dengan isi kacang hijau. Dan yang sangat khas dari Onde-Onde adalah bentuknya yang bulat dan taburan wijen di bagian luarnya.

Meski sudah sangat familiar di telinga dan lingkungan kita, apakah Onde-Onde adalah makanan asli Indonesia? Ketika saya mengetikkan kata kunci "jajanan Indonesia adaptasi dari luar negeri" di situs pencarian google, saya menemukan Onde-Onde. Lalu dari manakah asal Onde-Onde sebenarnya?

Aris Heru Utomo (2015) dalam artikelnya yang berjudul "Sepotong Cerita Onde-onde Tiongkok" menuliskan bahwa konon onde-onde berasal dari Tiongkok. Onde-onde dibuat pertama kali pada masa Kekaisaran dari Dinasti Zhou (1045-256 SM) alias lebih dari 2300 tahun lalu. Pembuatnya adalah dua orang tukang masak kerajaan yang membuat onde-onde sebagai makanan yang diperuntukkan pada para tukang kayu dan batu yang pada saat itu sedang bekerja membangun istana kaisar. Makanan tersebut terbuat dari gandum dan warnanya merah putih serta berasa manis yang melambangkan keselamatan dan kebersamaan.

Keberadaan onde-onde pada masa ini sempat dituliskan dalam sebuah karya seorang sastrawan Tiongkok Wang Fanzhi yang hidup pada sekitar abad ke-7 M. Disebutkan bahwa pada saat itu merupakan salah satu makanan istana kekaisaran di Chang'an dan dikenal dengan sebutan ludeui. Dalam bahasa Mandarin onde-onde disebut Jian Dui. Orang-orang Tiongkok menyebut Onde-Onde dengan sebutan yang berbeda-beda, tergantung pada daerah dan latar belakang budaya. Di kawasan utara Tiongkok, onde-onde dikenal sebagai matuan, di timur laut disebut sebagai ma Yuan dan di Hainan sebagai jen dai. Dalam perkembangannya dan seiring migrasi warga Tiongkok ke berbagai kawasan, onde-onde menyebar ke selatan, bahkan akhirnya berkembang luas hingga Asia Timur dan Tenggara.

Bagaimana kemudian onde-onde bisa menjadi makanan yang sangat populer di Indonsesia? Menurut Aris Heru Utomo (2015), onde-onde konon sudah dikenal sejak jaman kerajaan Majapahit (1300-1500M) dimana salah satu kotanya, Mojokerto, konon dikenal juga sebagai kota onde-onde.Onde-onde dibawa oleh orang-orang Tiongkok yang berkunjung ke Majapahit pada masa itu, salah satunya adalah Laksamana Zheng He atau Cheng Ho dari masa kekaisaran Dinasti Ming (1368-1644).

Sependapat dengan Utomo,  Ronauli Margareth (2019) menuliskan bahwa kue ini pertama kali dibawa oleh pedagang Tiongkok ke Nusantara pada tahun 1300 - 1500 Masehi. Saat itu dibawa oleh Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming.

Masih dalam tulisan Aris Heru Utomo, dalam perkembangannya, onde-onde pun dikenal sebagai salah satu kue yang disajikan dalam perayaan Tahun Baru China. Dalam perayaan tahun baru China ini, onde-onde memiliki makna khusus. Bentuk onde-onde yang bulat dan permukaan berwarna kekuningan (karena dilaburi wijen) melambangkan suatu keberuntungan. Sementara bentuk onde-onde yang mekar saat digoreng melambangkan harapan mengenai perkembangan usaha yangdilakukan.

Rasa onde-onde di Tiongkok saat ini tidak beda dengan onde-onde yang biasa  dijumpai di Indonesia. Perbedaan onde-onde di Indonesia dengan yang di Tiongkok adalah umumnya onde-onde di Tiongkok hanya berisi satu macam saja yaitu pasta gula merah yang berwarna coklat. Sedangkan onde-onde di Indonesia isinya lebih bervariatif.

Ronauli Margareth (2019) menjelaskan bahwa  saat ini onde-onde mudah dijumpai dan dikenal di berbagai negara ASEAN seperti Indonesia, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Di Malaysia, onde-onde disebut dengan kuih bom. Kuih bom biasanya diisi dengan parutan kelapa manis atau kacang, namun ada juga yang diisi dengan pasta kacang merah.

Begitu juga di Vietnam selatan, makanan ini dikenal dengan banh cam dan banh ran di daerah Vietnam utara. Banh ran sendiri diberi pengharum bunga melati. Sedangkan isinya biasanya lebih kering dari onde-onde pada umumnya berupa pasta kacang hijau manis. Di Vietnam, kue ini juga bisa diisi dengan daging cincang, bihun dan ubi, jamur, dan berbagai bahan makan khas Vietnam lainnya. Sementara di Filipina, onde-onde disebut butsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun