Tiada logika yang sampai, memikirkan antara hidup yang penuh keterbatasan dengan sumbangsih yang sudah ia berikan.
Sudah banyak warga yang ditolongnya, tiada keluh atau harap prestasi. Bau dari luka pasien kanker yang dirawatnya adalah hal yang biasa, darah nanah sudah menjadi hal yang lumrah. "Pernah mbak, saya mendampingi pasien kanker payudara yang sudah stadium III, luka di payudaranya sudah banyak, nanah ngucur kayak keran, baunya jangan ditanya, tapi saya ng mau nyerah mbah. Hati saya ng enak kalau saya sampai berhenti menolongnya."
Di akhir wawancara, Rita menyampaikan harapannya untuk Pemerintah, "harapan saya Pemerintah dapat memberikan pelayanan yang cepat ke masyarakat, orang susah jangan dipersulit."
Rita beranggapan, tidak boleh ada pembatasan orang miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal," mereka harus setara, BPJS kelas 3 harus mendapatkan kualitas pelayanan yang sama dengan kelas 1 ataupun VVIP."
Perjuangan Rita tidak akan pernah usai, dan tidak akan pernah selesai sampai hidupnya di dunia berakhir. Rita berpesan kepada anak muda untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar terutama peduli ke orang miskin yang kesusahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H