Margareta hanyalah wanita biasa, yang hanya punya harapan untuk bisa hidup bermanfaat membantu kaum papa di wilayah tempat tinggalnya. Mengandalkan ilmu dari beberapa pelatihan yang diikutinya, cukup membuat Rita percaya diri untuk terus memberikan pelayanan yang prima
Sudah banyak warga yang ditolong oleh Rita. Jumlahnya sudah ratusan, atau bahkan tidak terhitung. Bagi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, "Rita merupakan mitra yang baik. Satu-satunya kader paliatif yang aktif menjangkau pasien kanker. Tanpa harus dimintai tolong, Rita sudah turun mendampingi pasien kanker yang ditemuinya." ucap salah satu Perawat di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.Â
Suatu ketika, Rita pernah mendampingi pasien tuna rungu dan tuna tuna wicara yang mengalami kanker payuradara stadium III, tanpa ayah dan ibu dan hanya adik iparnya yang peduli, pasien tersebut meninggalkan kesan mendalam di hati Rita, "begitu kuatnya dia, tiada rintih atau keluh yang keluar dari mulutnya," diceritakan oleh Rita sambil matanya berkaca-kaca, menahan tangis.
"Coba bisa dibayangkan Mbak, betapa sakitnya? Tapi dia diem, ng ngeluh atau ngerintih kesakitan. Malah saya yang jadi nangis, Mbak."
Hati Margareta tersentuh. Dan, berkat kegigihan Rita mendampinginya berobat, sekarang kanker yang dialami pasien tersebut sudah remisi. "Nanti mbak, kita datang ke rumahnya, dia sekarang sehat," binar wajah Rita terpancar.
Rita juga banyak memberikan penyuluhan kesehatan di wilayah. Baginya, informasi kesehatan belum sepenuhnya dimengerti oleh sebagian besar masyarakat, terutama tentang bagaimana hidup sehat dan cara mencegah penyakit. "Hobi saya itu ngomong mbak, makanya seneng kalo kasih penyuluhan ke warga, ng perlu disuruh, saya sudah maju duluan." ujar Rita sambil senyum kecil.
                                       Â
Selama pengabdiannya, sudah banya duka yang Rita dapatkan. Tak banyak juga orang mencibir pekerjaannya, bahkan pernah suatu waktu, Rita mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dari warga sekitar, dari mulai pengusiran atau sekedar tuduhan miring yang dialamatkan kepadanya, atas apa yang dilakukannya hanya cari muka. Tapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk terus memberikan sumbangsih ke lingkungan sekitar.
Alih-alih mendapatkan penghargaan, Rita juga mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari beberapa tenaga kesehatan yang ditemuinya. Namun, perlakuan buruk yang ia dapatkan, tidak membuatnya marah. Rita lebih memilih untuk diam dan tetap bersiklap baik, terus pantang menyerah memberikan bantuan ke warga sekitar.
Margareta dan keluarga kecilnya,hidup dengan keterbatasan, penghasilan suaminya yang tidak besar, tidak menyurutkan langkahnya untuk berbuat baik. "Jika tidak punya uang, masih ada hati dan tangan yang bisa kita pakai untuk bermanfaat bagi sesama." ucap Rita.