Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 mengukuhkan bahwa sistem pelayananan kesehatan primer merupakan upaya dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan. Beberapa strategi yang diadopsi oleh Kementrian Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan primer diantaranya dengan menilik ke nilai inklusif yang merupakan salah satu lima nilai yang diterapkan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia, yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih. Strategi yang kedua adalah meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk seksor swasta dan asing; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan berkeadilan, menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Pendidikan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan bidan pada Pelayanan Kesehatan Primer juga merupakan suatu hal yang sangat penting. Ilmu mengenai hal tersebut seharusnya dikenalkan semenjak di bangku kuliah sehingga lulusan tenaga kesehatan sudah familiar dengan bentuk pelayanan kesehatan ini, sehingga mampu ditempatkan secara langsung di berbagai Puskesmas yang ada di Indonesia. Proses pendidikan profesi kesehatan, terutama pendidikan dokter, terkadang dikelola tanpa berorientasi kepada Pelayanan Kesehatan Primer. Peserta didik hanya dididik di rumah sakit, yang fungsinya didominasi pelayanan kuratif, menjadikannya ahli mengobati suatu penyakit tanpa memperhatikan aspek lain dari penyakit tersebut, sehingga quality of life pasien tidak tercapai seutuhnya. Pada dasarnya, konsep ini merupakan strategi ketahanan nasional dalam memayungi seluruh upaya pelayanan kesehatan di Negeri ini.
Peningkatan cakupan Pelayanan Primer dapat meningkatkan kepuasan pasien, dan dapat menurunkan biaya kesehatan. Pelayanan primer oleh Puskesmas sampai sekarang masih merupakan cara murah yang efektif dan efisien dalam pengendalian masalah kesehatan perorangan dan masyarakat. Hal ini terwujudkan melalui pemberdayaan masyarakat dan sektor swasta dalam membantu kelancaran progam. Pemerataan jumlah pelayanan tersebut yang diemban oleh puskesmas atau puskesmas pembantu harus merata di seluruh daerah di Indonesia sampai ke daerah terpencil, jangan hanya terpusat di kota besar, seperi saat ini yang terjadi bahwa hampir 70% pelayanan primer terpusat di pulau Jawa.
Beberapa penelitian di negara berkembang didapatkan bahwa pelayanan kesehatan sekunder mengahasilkan ketidakmerataan akses kesehatan, dan negara berkembang yang menerapakan sistem Pelayanan Kesehatan Primer menghasilkan ketersediaan pelayanan kesehatan yang merata, adil dan pro-rakyat. Oleh karen itu, penguatan sistem ini berkorelasi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Dengan meningkatnya derajat kesehatan seseorang, akan tercipta kualitas kehidupan yang baik. Kumulatif dari kekuatan ini akan menghasilkan kekuatan yang luar biasa, sehingga ketahanan nasional dapat tercapai bukan hanya sekedar impian dan angan-angan belaka.
Pendekatan Pelayanan Kesehatan Primer, diharapkan menjadi solusi atas permasalahan kesehatan di Indonesia. Walaupun, masalah kesehatan di Indonesia masih dipengaruhi oleh berbagai kondisi dan tatanan dari masyarakat itu sendiri. Dengan meningkatkan sistem inisecara berkesinambungan, diharapkan kualitas kesehatan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bersama dari seluruh sektor, termasuk masyarakat di negara ini dalam mencapai peningkatan ketahan nasional sebagai hasil akhir kedepannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI