Pada tanggal 25 September 2022, 17 Kapanewon di Bantul mengadakan pemilihan calon lurah. Saya berada di Kalurahan Palbapang, Kapanewon Bantul yang pada saat itu juga mengikuti pemilihan calon lurah. Nama kandidat calon lurah untuk Kalurahan Palbapang yaitu Sukirman, S.H., Sarjiman, dan Sukarna.
Dan yang terpilih menjadi lurah untuk Kalurahan Palbapang yaitu Bapak Sukirman S.H. dengan jumlah suara 3237. Namun, mirisnya saya melihat berita di Kapanewon Pundong hampir terjadi sebuah konflik antara pendukung calon lurah satu dan dua.
Dengan bangga pendukung calon lurah dua melakukan aksi menggeber-geber motor untuk menuju rumah Bapak Badrun di Dusun Ngambangan yang terpilih menjadi lurah untuk Kalurahan Seloharjo.
Di tengah perjalanan tepatnya di depan Kalurahan Seloharjo yang menjadi tempat perkumpulan pendukung calon lurah nomor 1, karena rumah Bapak Suyanto berada tepat di belakang Kalurahan.
Pendukung Bapak Suyanto langsung bergerak menghadang para pendukung Bapak Badrun, namun puluhan aparat kepolisian dari Polsek Pundong, Polres Bantul, TNI, dan Satpol PP langsung mengamankan kedua pihak yang sempat adanya ketegangan dan tidak sampai pada gesekan fisik.
Faktanya, sudah ada kesepakatan untuk tidak melakukan konvoi apalagi dengan menggeber-geber motor yang mengakibatkan emosi bagi pendukung Bapak Suyanto.
Menurut saya, pengalaman ini merupakan contoh tentang teori konflik karena terjadi ketegangan antara pendukung calon lurah satu dengan calon lurah dua. Hal tersebut, terjadi karena kesalahpahaman, di mana pendukung calon lurah dua menggeber-geber motor, padahal kesepakatan sebelumnya tidak boleh adanya konvoi sehingga mengakibatkan pemicu reaksi dari pendukung calon lurah satu.
Saya mengenal teori konflik Lewis A. Coser dari makalah yang berjudul “Teori Sosiologi Modern Teori Konflik Lewis A. Coser”. Makalah ini menjelaskan teori konflik sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber pertentangan dinetralisir saingannya.
Konflik bersifat fungsional dan bersifat disfungsional bagi hubungan dan struktur yang tidak terangkum dalam sistem sosial sebagai suatu keseluruhan. Coser membagi konflik menjadi dua yaitu konflik realistik dan konflik non-realistik.
Tidak hanya itu, Coser membedakan konflik menjadi konflik in group dan out group. Coser juga melihat konflik pada kondisi secara positif yang membantu mempertahankan struktur sosial dan mencegah pembekuan sosial.
Konflik juga bisa diartikan sebagai proses sosial yang merupakan mekanisme di mana kelompok dan batasannya dapat terbentuk dan dipertahankan.
Dalam pemahaman saya, konflik merupakan sebagai proses interaktif dan menggambarkan sebagai bentuk sosialisasi. Jika dalam suatu kelompok hidup dalam kesempurnaan dan tidak terjadi gesekan, maka akan hilang struktur masyarakatnya.
Konflik merupakan suatu yang penting dalam elemen, karena perjuangan atas nilai-nilai dan klaim untuk memberikan kekuatan status dan sumber daya di mana tujuan lawan untuk menetralisir sarana untuk mempertahankan status quo. Konflik menjadi bagian kehidupan sosial dan tidak dapat disangkal.
Konflik yang tidak selamanya negatif, tetapi menimbulkan dampak positif bagi tatanan masyarakat dengan munculnya solidaritas. Seperti halnya, yang sudah saya paparkan di atas di mana terjadi ketegangan antara pendukung lurah nomor satu dan dua yang diakibatkan oleh pendukung lurah dua yang menggeber-geber motor padahal, sebelumnya sudah ada kesepakatan tidak boleh adanya konvoi motor.
Hal ini, menjadikan pendukung luruh satu kesulut dengan aksi ini di mana individu dengan individu lainnya di dalam pendukung lurah satu bergerak menegakkan keadilan pada kesepakatan awal. Maka, munculnya sebuah solidaritas di antara individu-individu di pendukung satu, karena adanya kekecewaan dari luar individu yaitu pendukung lurah dua.
Teori konflik diperkenalkan oleh Lewis A. Coser. Beliau lahir di kota Berlin, pada tahun 1913. Coser mendapat gelar Ph.D dari Universitas Columbia di tahun 1968. Di Universitas Bramdeis Coser berkiprah pada sosiologi.
Coser terpilih menjadi Presiden American Sosiologycal Assosiation (ASA). Beliau memiliki karya yang berjudul The Functions of Social Conflict. Mengembangkan gagasan dari George Simmel yang dikembangkan menjadi penjelasan konflik yang menarik. Ia benar-benar concert pada tema-tema konflik yaitu konflik eksternal maupun konflik internal. Pada tanggal 8 Juli 2003 Coser meninggal dunia di Cambridge< Massachusetts saat berusia 89 tahun (Konflik & Coser, 2018).
Referensi:
Hasanudin, Ujan. 2022. “PILUR BANTUL: Dua Massa Pendukung Calon Lurah di Kalurahan Ini Nyaris Bentrok, Ini Pentebabnya. https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2022/09/25/511/1112862/pilur-bantul-dua-massa-pendukung-calon-lurah-di-kalurahan-ini-nyaris-bentrok-ini-penyebabnya. Diakses tanggal 20 Oktober 2022.
Setiawan, Bima Khabib.(2018). TEORI SOSIOLOGI MODERN
TEORI KONFLIK LEWIS A. COSER. https://www.researchgate.net/publication/327497761_LEWIS_COSER_BIOGRAPHY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H