Banyak orang yang salah mengartikan apa itu cinta sejati. Keberadaan cinta itu sendiri memang ambigu dan bermakna luas. Bukan hanya kepada pasangan, tetapi dapat juga kepada teman, keluarga, bahkan suatu hal yang disukai.Â
Cinta sedikit sulit dimengerti, apakah perasaan cinta yang kita rasakan merupakan cinta sejati atau hanya sekedar lewat. Seperti tokoh Anna dalam film Frozen yang langsung mendeklarasikan bahwa Hans, seorang pangeran dari kerajaan lain, merupakan cinta sejatinya.Â
Pertemuan singkat saat Elsa, sang kakak yang memiliki kekuatan es, dinobatkan sebagai pemimpin kerajaan setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia karena badai saat melakukan perjalanan. Anna buta makna apa itu cinta sejati karena sejak kecil ia selalu terkurung.Â
Kerajaan tertutup, sedikit sekali sinar matahari yang masuk. Anna tidak mengetahui tentang dunia luar. Ketidaktahuan Anna mengenai cinta sejati memunculkan kemarahan Elsa. Pembuka film langsung menjadi pengantar bagaimana konflik dalam alur film Frozen dimulai.
Dalam sebuah seni pertunjukan pasti terdapat elemen dramatik, tujuannya untuk memberikan dampak kepada penonton. W. H Hudson (1958) mengemukakan dua pendapat mengenai elemen drama; alur lebih dipentingkan dan tokoh hanya untuk mengisi, atau tokoh lebih penting dan alur hanya sebagai pengembang tokoh. Menurut saya, film Frozen lebih mengutamakan tokoh lebih penting.Â
Menurut Delbanco dan Cheuse (2009:16), penulis akan menggunakan tokoh-tokohnya untuk memajukan plot drama. Penonton akan memahami konflik dalam film melalui tindakan tokoh ketika menghadapi permasalahan.
Alur digunakan untuk mengembangkan tokoh dan peristiwa yang dialaminya.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa Frozen dikenal karena dua tokoh utamanya, yaitu Elsa dan Anna. Terutama tentu tokoh Elsa yang sejak awal kemunculannya dalam dunia film dikenal karena memiliki kekuatan es dengan penampilan yang cantik nan elegan.Â
Film Frozen juga didongkrak kepopulerannya dengan nyanyian-nyanyian yang mengiringi alur film, terutama lagu let it go. Sahutan melodi di pembukaan film oleh Anna dan Elsa juga menjadikan film yang target pasarnya anak-anak terasa menyenangkan untuk ditonton.
Menonjolnya karakter Elsa sebagai tokoh utama penyebab konflik dalam film juga menjadi alasan mengapa saya menyetujui pendapat kedua dari W. H. Hudson bahwa dalam film Frozen tokoh itu lebih dipentingkan yang kemudian didukung pernyataan Delbanco dan Cheuse bahwa penulis menggunakan tokoh untuk memajukan plot. Terlahirnya Elsa dengan kekuatan es menjadi acuan utama bagaimana alur film tersebut bergerak.Â