Mohon tunggu...
Intan Permata sari
Intan Permata sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis karyaa cerpen dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Candi Sumberawan: Peninggalan Sejarah Candi Buddha

16 September 2023   17:00 Diperbarui: 16 September 2023   17:02 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi Sumberawan

Candi Sumberawan terletak di Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, banyak orang sering menyebut candi ini dengan sebutan Stupa Sumberawan. Candi ini didirikan pada abad ke 14 ,candi tersebut mempunyai ciri khas kepercayaan Budha keberadaannya memiliki keistimewaan. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904. Kemudian pada tahun 1935, Dinas Purbakala Hindia Belanda melakukan penyelidikan terhadap bangunan tersebut, dan pada tahun 1937, pemugaran pada kaki berhasil diselesaikan.

Upaya Pelestarian terhadap Candi Sumberawan dilakukan dengan melaksanakan pencatatan melalui proyek inventarisasi. menempatkan juru pelihara dan melakukan konservasi dengan hati-hati. Sejak tahun 2010, upaya Pelindungan Hukum juga telah dilakukan dengan menetapkan Candi Sumberawan atau Stupa Sumberawan sebagai cagar budaya. Tempat ini juga dijadikan tempat ibadah, biasanya dilakukan selama 1 tahun 1 kali. 

Para ahli juga berpendapat bahwa kawasan tersebut awalnya bernama Kasurangganan, yaitu nama yang diberikan oleh Raja Hayam Wuruk pada tahun 1359 M, ketika ia pergi ke Singhasari, hal ini terdapat dalam kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca yang terdapat pada halaman 35 bait ke 4. Candi Sumberawan disebut Kasurangganan yang artinya taman penuh bidadari (taman bidadari). Nama ini diberikan karena letak candi ini dikelilingi  hutan dan terletak di tepi sumber yang airnya mengalir langsung  dari aliran pegunungan. Inilah sebabnya mengapa candi ini disebut "Sumberawan", di area candi, bisa kita temukan dua buah petirtaan. Di sebelah kiri, turun anak tangga, Terdapat sebuah kolam kecil terbuka dengan adanya patung dipinggir yang menjadi tempat mengalirnya air.

kolam kecil yang juga menjadi tempat mengalirnya air (dokpri)
kolam kecil yang juga menjadi tempat mengalirnya air (dokpri)

Bangunan suci ini tidak memiliki hiasan atau ukiran dan tidak ada tangga naik, sehingga tidak ada akses naik untuk melihat kondisi bagian puncak yang sudah runtuh. Candi ini juga disebut stupa karena  pada bagian atas kaki berdiri stupa yang terdiri atas lapik  bujur sangkar stupa .Oleh karena itu, hanya bentuk luarnya saja yang merupakan stupa, namun fungsinya tidak seperti  stupa sesungguhnya, terdapat pula bongkahan dengan benda berbentuk silindris yang condong ke arah atas dan bagian permukaan di bagian atasnya berkerut dengan lubang berbentuk lingkaran di sekitar bongkahan tersebut. Bidang sisi luar lumpang memiliki desain seperti gantung dengan kelopak bunga. 

Pemandangan di sekitar candi sangat bagus karena letaknya bersebelahan dengan telaga atau sumber yang sangat mempesona. Peristiwa inilah yang memberi nama Candi Rawan. Air sumber yang terletak disamping candi juga sering dipakai masyarakat agama hindu untuk pensucian, bukan hanya itu saja orang nasrani juga memakai air sumber ini untuk dipakai baptisan.

Sumber yang terletak disebelah candi (dokpri)
Sumber yang terletak disebelah candi (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun