Mohon tunggu...
Intan PermataPutri
Intan PermataPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki minat besar dalam dunia kuliner, selalu tertarik untuk mencoba berbagai jenis makanan dari berbagai budaya. Mencari pengalaman rasa baru dan mengeksplorasi restoran, cafe, atau makanan jalanan adalah bagian dari kegemaran saya. Selain itu, saya juga memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap dunia psikologi, terutama dalam memahami perilaku manusia dan membantu orang lain melalui pendekatan yang empatik. Profesi psikolog bagi saya bukan hanya tentang pekerjaan, tetapi juga sebuah panggilan untuk memahami, mendukung, dan memfasilitasi perubahan positif dalam kehidupan orang lain. Kombinasi minat pada kuliner dan psikologi membuat saya selalu mencari cara untuk menyelaraskan kelezatan hidup dengan kesejahteraan mental.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sebagai Bentuk Revolusi Pembelajaran: Analisis Pengaruh dan Potensi AI dalam Dunia Pendidikan

11 November 2024   16:56 Diperbarui: 11 November 2024   17:10 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI di Indonesia: Situasi saat ini dan peluangnya - East VenturesInput sumber gambar

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. AI dapat diartikan sebagai kemampuan mesin untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Dalam konteks pendidikan, AI dapat memberikan kontribusi yang beragam, mulai dari perbaikan dalam proses pembelajaran hingga personalisasi pengalaman belajar.Dalam dunia akademis, Artificial Intelligence (AI) semakin sering digunakan oleh siswa untuk mencari jawaban dan memperdalam pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Dengan AI, siswa dapat mengakses informasi lebih cepat melalui chatbot atau asisten virtual yang memberikan jawaban langsung atau langkah-langkah penyelesaian masalah. AI juga memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan spesifik dan mendapatkan jawaban yang akurat melalui mesin pencari yang didukung algoritma cerdas. Selain itu, aplikasi berbasis AI seperti aplikasi pemecah soal matematika dan alat untuk menguraikan teks akademis mempermudah siswa dalam memahami materi kompleks. Namun, penggunaan AI untuk mencari jawaban instan juga membawa tantangan etika, karena ada risiko siswa terlalu bergantung pada AI dan kurang mengembangkan keterampilan berpikir kritis atau pemahaman yang mendalam. Untuk itu, dalam dunia akademis, penting bagi siswa untuk menggunakan AI sebagai alat bantu belajar yang bertanggung jawab dan bukan sebagai jalan pintas.Maraknya AI di kalangan mahasiswa menjadi pemicu peningkatan kasus plagiarism, karena mahasiswa dapat dengan mudah mengakses dan menyalin. Terlalu mengandalkan AI juga akan menimbulkan ketergantungan dan kurangnya pengembangan keterampilan. Ketergantungan pada AI dalam mengerjakan tugas-tugas dapat mengurangi kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas secara mandiri dan tidak dapat memikirkan Solusi yang kreatif. Risiko ini juga menghambat pengembangan keterampilan potensi yang dimiliki seseorang.

AI memberikan berbagai manfaat dalam dunia akademis, baik bagi siswa, guru, maupun institusi pendidikan. Bagi siswa, AI menyediakan pembelajaran yang lebih personal dan mendalam melalui alat-alat seperti tutor virtual, yang dapat memberikan bimbingan khusus sesuai kebutuhan individu. AI juga mempermudah akses informasi, memungkinkan siswa mencari jawaban atau penjelasan lebih cepat dan akurat. Bagi pengajar, AI membantu meringankan tugas administratif, seperti penilaian otomatis atau analisis hasil belajar, sehingga guru bisa lebih fokus pada interaksi dan pengembangan materi pembelajaran. Selain itu, institusi pendidikan dapat menggunakan AI untuk menganalisis data akademik dalam skala besar, membantu merancang kurikulum dan strategi pengajaran yang lebih efektif. Dengan demikian, AI membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan aksesibilitas dalam proses akademis secara keseluruhan, menciptakan lingkungan belajar yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan semua pihak.

Apakah ada contoh AI yang marak digunakan saat ini?
Tentu saja ada!

dok ChatGPT
dok ChatGPT

Perplexity Dan ChatGPT, Lebih Bagus Mana? -- Inixindo Jogja

AI digunakan dalam berbagai cara, seperti yang sedang marak digunakan dikalangan pelajar/mahasiswa adalah chatbot untuk mendukung pembelajaran dan memberikan layanan yang lebih baik kepada siswa/mahasiswa. Contohnya dikalangan tersebut banyak yang menggunakan chatGPT sebagai asisten pembelajaran. ChatGPT adalah salah satu bentuk AI/chat bot yang dirancang untuk memberikan respon cepat dan akurat terhadap pertanyaan pengguna. Ini adalah contoh dari bagaimana teknologi AI dapat merampingkan proses pencarian informasi dan pembelajaran. Penggunaan ChatGPT dalam bidang akademis membawa berbagai peluang dan tantangan. Di satu sisi, ChatGPT dapat menjadi alat yang bermanfaat bagi siswa dan pengajar untuk mencari informasi, memahami konsep sulit, atau mendapatkan ide dalam mengerjakan tugas. Sebagai asisten virtual, ChatGPT mampu menjawab pertanyaan akademis dengan cepat dan memberikan penjelasan yang mudah dipahami. Namun, ada risiko bahwa siswa menjadi terlalu bergantung pada alat ini, yang dapat mengurangi kemampuan berpikir kritis atau keterampilan riset mandiri mereka. Selain itu, ChatGPT dapat menghasilkan jawaban yang tampak benar tetapi mungkin tidak akurat atau memadai dalam konteks tertentu, sehingga penggunanya harus tetap waspada dan melakukan verifikasi tambahan. Dalam penggunaannya, ChatGPT dapat menjadi alat bantu yang efektif apabila digunakan secara bijak dan etis yaitu sebagai pelengkap, bukan pengganti, proses pembelajaran tradisional. Dengan panduan yang tepat, ChatGPT dapat mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan memperkaya pengalaman akademis. Karena terlalu banyak yang menggunakan, ChatGPT bahkan sering terjadi kendala error dan bug system. Karena saat ini banyak para siswa&mahasiswa yang sangat bergantung pada ChatGPT.

Dok Grammarly
Dok Grammarly

Grammarly termasuk dalam kategori AI. Grammarly menggunakan teknologi Artificial Intelligence, terutama dalam bentuk Natural Language Processing (NLP) dan Machine Learning, untuk menganalisis dan menyarankan perbaikan dalam tulisan. AI di Grammarly mampu mengenali kesalahan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan memberikan saran gaya bahasa yang lebih tepat sesuai konteks. Selain itu, Grammarly juga bisa memberikan rekomendasi yang lebih mendalam terkait nada, kejelasan, dan keterbacaan, berkat kemampuannya dalam memproses bahasa alami serta memahami konteks tulisan. Teknologi AI di Grammarly terus belajar dari berbagai teks, memungkinkan peningkatan kemampuan dalam mengenali dan memberikan saran sesuai dengan kebutuhan kita. Grammarly dapat memberikan saran untuk pemilihan kata yang lebih tepat atau spesifik, sehingga tulisan lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Hal ini bermanfaat terutama dalam penulisan esai, laporan, atau jurnal akademis. Grammarly menyediakan fitur deteksi plagiarisme yang membantu penulis akademis memastikan bahwa tulisan mereka orisinal. Ini sangat penting dalam dunia akademis yang menuntut integritas dan keaslian dalam karya ilmiah. Secara keseluruhan, Grammarly membantu memastikan bahwa tulisan akademis memenuhi standar bahasa yang baik dan efektif, yang dapat meningkatkan kualitas komunikasi ide dan mendukung kredibilitas akademis pengguna.

Untuk menjaga etika dalam penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari, para akademisi harus memiliki bentuk literasi digital, seperti :

1. Literasi Etika Digital: Akademisi harus memahami isu etika dalam penggunaan AI, seperti plagiarisme, integritas akademik, dan privasi. Literasi ini membantu pengguna untuk mengenali batasan etis dalam penggunaan AI dan untuk memastikan bahwa AI digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti keahlian atau usaha pribadi.

2. Literasi Informasi: Penting bagi akademisi untuk mampu mengevaluasi keakuratan dan validitas informasi yang diberikan oleh AI. Literasi informasi meliputi kemampuan untuk melakukan verifikasi dan mendeteksi informasi yang salah atau bias, yang mungkin dihasilkan oleh AI. Ini juga mencakup pemahaman tentang sumber-sumber kredibel dan metode untuk melacak informasi akademis yang valid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun