Mohon tunggu...
Intan Nurcahya
Intan Nurcahya Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP N Sukaresmi Cianjur, berlatih menulis, menyerap dan menyebar virus literasi.

Guru SMP N Sukaresmi Cianjur, berlatih menulis, menyerap dan menyebar virus literasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan

1 Mei 2017   11:02 Diperbarui: 1 Mei 2017   11:27 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bukan sombong, tapi percaya diri, hhehe”

“Mantap, tapi kita ketemu di taman dulu yu, ada arena baru, kamu pasti suka”

“Apaan?”

“Taman Liana, katanya banyak tanaman merambat yang cantik, seperti aku, hhihi”

“Wow, kedengarannya bagus, ok kita ketemu di sana, jam 11 tepat”

“Siap Bos”

Reno, aku sudah di sini, lihatlah banyak yang pasti menarik buatmu, banyak bunga-bunga cantik, aku menunggumu untuk bersama-sama berjalan di lorong taman yang diteduhi liana-liana itu. Tunjukkan padaku liana mana yang mewakili aku.  Kamu benar, tanaman ini perlu sandaran tapi mereka bukan parasit, mereka mandiri, cantik, bermanfaat, kau lihat itu, ada yang berdaun seperti hati, buahnya merah cantik. Kau pasti suka.

Sebuah kesadaran merambat, Reno sudah sangat terlambat. Kubuka android-ku, barangkali ada pesan whats-app darimu. Reno, kaukah itu...? perlahan kukenali foto yang tersebar di banyak pesan grup. Itu sepeda motormu, Reno, ada apa, kenapa begitu mengerikan yang aku lihat?!. Samar di kejauhan aku mendengar lengkingan serine meraung-raung.

Dan kini aku sudah di depanmu,  ini Liana yang kau tawarkan tempat bersandar. Reno, bukan seperti ini yang kau janjikan. Bangun!!!, aku menunggumu sekian lama!. Lihatlah taman itu, aku seperti mereka, aku perlu tempat untuk merambat. Namun Reno tak menepati janji, sebuah taqdir yang kini tak lagi manis. Meski benar jika ada pertemuan pasti ada perpisahan, tapi sepagi inikah kita berpisah. Tuhan, kenapa hanya seonggok jasad yang hampir tak kukenal, bukan...bukan seperti ini pertemuan yang kubayangkan. Reno...!!! tak sadar jeritanku menggema di riuhnya kekacauan ruangan rumah sakit.

Liana...?...samar kudengar bisikan, berpaling perlahan dari objek di depanku. Apa ini...? Reno?... benarkah?. Kau menghampiri dan menarikku ke dalam pelukanmu.

“Maaf membuatmu khawatir, ayo tunjukkan taman itu, cantikkah bunga-bunganya, ah tentu tak akan secantikmu bukan?”  Aku berpaling pada objek itu “Ah, sudahlah, aku di depanmu kini” lagi-lagi Reno merengkuhku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun