Toxic masculinity atau maskulinitas toksik, dapat berdampak negatif seperti depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, dan perilaku kekerasan. Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pria untuk menerima diri mereka sendiri, mengungkapkan perasaan, dan mencari bantuan profesional saat diperlukan. Membangun jaringan dukungan yang sehat juga sangat membantu. Dengan mengubah pandangan tentang maskulinitas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung kesehatan mental pria, di mana maskulinitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menjadi diri sendiri dan menunjukkan empati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H