Mohon tunggu...
Intan Nur Aeni
Intan Nur Aeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi PGSD Universitas Peradaban Bumiayu

Topik konten favorit adalah terkait pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jarimatika: Kunci Praktis Perkalian Menjadi Menyenangkan

11 Januari 2025   13:09 Diperbarui: 11 Januari 2025   13:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajibarang Wetan (01/11) --- Matematika, dengan segala hitung-hitungannya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia pendidikan. Sejak usia dini, siswa diperkenalkan dengan angka dan operasi dasar yang menjadi fondasi ilmu ini. Namun, ketika anak-anak mulai menghadapi operasi yang lebih  kompleks seperti perkalian, tak jarang mereka menemui kesulitan. Metode Jarimatika hadir sebagai salah satu solusi praktis untuk membantu siswa memahami konsep perkalian dengan lebih mudah dan menyenangkan. Metode ini memanfaatkan jari tangan sebagai alat bantu hitung yang efektif, memungkinkan anak-anak belajar dengan cara yang visual dan konkret.

Jarimatika, yang merupakan singkatan dari "jari" dan "aritmatika," adalah teknik berhitung menggunakan jari tangan, diperkenalkan oleh Wulandari pada tahun 2008 sebagai metode alternatif untuk membantu anak-anak dalam menyelesaikan operasi matematika dasar dengan cara visual dan konkret. Menurut Nasution et al. (2016), dalam pembelajaran KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang), penggunaan metode Jarimatika disarankan karena memudahkan siswa dalam berhitung mulai dari angka satuan, puluhan, hingga ratusan. Dengan bantuan jari sebagai alat visual dan fisik, metode ini membantu siswa mengoperasikan bilangan lebih mudah, tanpa memerlukan alat tambahan seperti kalkulator. Beberapa kelebihan yang diungkapkan oleh Danuri dan Nugroho (2020) adalah bahwa metode ini memberikan langkah-langkah berhitung yang terstruktur, memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain, dan mudah diakses karena tidak memerlukan biaya untuk alat bantu tambahan. Selain itu, Lanya et al. (2020) menyatakan beberapa keunggulan metode Jarimatika, seperti tidak membebani memori otak karena perhitungannya dibantu oleh gerakan jari, yang selalu dapat diandalkan, termasuk saat ujian. Metode ini juga membantu anak-anak menyerap materi baru dengan cara yang menyenangkan, mendukung perkembangan kedua belahan otak, dan memudahkan anak dalam memahami aritmatika dengan lebih cepat dan mudah. Dengan menggabungkan unsur permainan, Jarimatika menjadikan pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan efektif, yang sangat penting untuk menumbuhkan minat anak dalam bidang matematika.

Dalam rangka mengenalkan dan mempraktikan jarimatika secara lebih nyata, maka pada hari Jumat, 1 November 2024, mahasiswa dan mahasiswi dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Semester 5 Universitas Peradaban Bumiayu mengadakan kegiatan Pengabdian di SD Negeri Ajibarang Wetan. Program ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan metode Jarimatika bagi siswa kelas 6. Dalam kegiatan ini, mahasiswa memperkenalkan teknik perkalian dasar hingga perkalian bertingkat menggunakan metode Jarimatika. Diharapkan, dengan metode ini, siswa bisa menguasai perkalian dengan lebih mudah dan cepat.

        

Foto: penjelasan materi jarimatika, Sumber gambar: dokumentasi pribadi
Foto: penjelasan materi jarimatika, Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Kegiatan dimulai dari rombongan belajar kelas 6A (rombel A). Salah satu mahasiswa berdiri di depan kelas dan mulai memberikan penjelasan tentang konsep dasar Jarimatika. Ia memperkenalkan cara memanfaatkan jari-jari tangan untuk menghitung dan memperagakan setiap langkah dengan jelas dan terstruktur. Metode ini dirancang agar setiap siswa bisa mengikuti dengan mudah. Setelah memahami konsep dasarnya, siswa diajak untuk mencoba melakukan perkalian sederhana dengan jari-jari mereka, mulai dari angka kecil hingga perkalian yang lebih kompleks. Dengan penuh kesabaran, mahasiswa tersebut menuntun siswa untuk menggunakan Jarimatika dalam perkalian dasar sebelum akhirnya beralih ke perkalian bertingkat.

foto pendampingan praktek jarimatika, sumber gambar:dokumentasi pribadi 
foto pendampingan praktek jarimatika, sumber gambar:dokumentasi pribadi 

Sementara itu, beberapa mahasiswa lain bertugas mendampingi siswa secara langsung, memastikan setiap anak dapat mengikuti penjelasan dengan baik. Pendampingan ini sangat membantu, terutama bagi siswa yang belum terbiasa dengan metode ini. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan Jarimatika secara mandiri, dengan bimbingan dari mahasiswa yang dengan sabar membantu mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Meskipun metode Jarimatika bukan hal yang sepenuhnya baru bagi beberapa siswa, mereka tetap menunjukkan antusiasme yang tinggi, merasa tertarik dengan pendekatan yang berbeda ini. Kegiatan di rombel A berjalan dengan baik, dan para siswa tampak lebih percaya diri dalam melakukan operasi perkalian setelah mempraktikkan Jarimatika.

Setelah kegiatan di rombel A selesai, tim pengajar beralih ke rombel B dengan prosedur yang sama. Mahasiswa kembali memberikan penjelasan dari awal, memastikan semua siswa memahami konsep dasar Jarimatika dan teknik perkalian yang diajarkan. Sama seperti di rombel A, kegiatan di rombel B juga dimulai dengan penjelasan teori yang diikuti dengan praktik langsung. Para siswa di rombel B menunjukkan respon yang serupa, penuh antusias dan penasaran. Dengan aktif, mereka bertanya dan mengikuti setiap langkah yang diajarkan. Siswa-siswa tampak sangat bersemangat dan terlibat dalam kegiatan ini, seolah-olah menemukan cara baru yang menyenangkan dalam memahami perkalian.

Salah satu poin menarik dari kegiatan ini adalah reaksi siswa yang sangat positif. Bagi sebagian siswa, metode Jarimatika ternyata mampu menjawab kebingungan mereka dalam memahami perkalian yang sering kali dianggap rumit. Pendekatan ini membantu mereka melihat bahwa perkalian bisa dilakukan dengan mudah menggunakan bantuan jari, tanpa perlu selalu bergantung pada tabel perkalian atau kalkulator. Antusiasme siswa tampak dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan selama sesi praktik berlangsung. Mereka tidak ragu untuk bertanya, bahkan meminta penjelasan ulang pada bagian yang dirasa kurang jelas. Kegiatan ini mengubah suasana kelas menjadi lebih hidup, karena siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 

Kegiatan ini juga membuat siswa senang karena mereka menemukan cara baru dan sederhana untuk menghitung perkalian besar. Metode Jarimatika tidak hanya mengajarkan mereka cara menghitung dengan jari, tetapi juga melibatkan penggunaan angka "simpanan" yang membantu mereka mengatur proses perkalian bertingkat dengan lebih sistematis. Fitur simpanan angka ini membuat perhitungan yang sebelumnya tampak rumit menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa. Para siswa juga sangat antusias ketika diberikan kesempatan untuk maju ke depan dan mempraktikkan metode ini di hadapan teman-teman mereka. Setiap kali mereka berhasil memecahkan soal perkalian yang besar, siswa merasakan pencapaian yang membanggakan. Kesempatan ini tidak hanya mengasah keterampilan matematika mereka tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian untuk tampil di depan kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun