Kolaborasi Program Kerja KKN UMD UNEJ 26 dan Pengabdian Dosen UNEJ Melalui Penyuluhan "Bima Sena" di Desa Sucopangepok
Saat ini, mahasiswa  KKN UNEJ Kelompok 26 dibawah bimbingan Ibu Esti Utarti sedang melaksanakan pengabdian di Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember.
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jember melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan berkolaborasi bersama mahasiswa KKN UMD UNEJ Kelompok 26 melalui program penyuluhan. Tema  yang diusung dalam program penyuluhan tersebut terkait Tanaman Obat Keluarga (TOGA), stunting dan sanitasi.Â
Penyuluhan terkait TOGA dan stunting dilaksanakan pada Jumat, 02 Februari 2024 di Balai Desa Sucopangepok dengan judul Bima "Bincang Interaktif Tangani Stunting dan Manfaat TOGA". Kegiatan ini dihadiri oleh bidan, kader, ibu hamil dan ibu  balita. Materi penyuluhan disampaikan oleh dosen antara lain Dra Dwi Setyani, M.Si., Muhkamad Su'udi, Ph.D, Dr. rer. nat. Fuad Bahrul Ulum, M.Sc, Husnatun Nihayan, M.Biomed, Dra. Susantin Fajariyah, M.Si dan Vendi Eko Susilo S.Pd., M.Si.Â
Penyuluhan di balai desa diawali dengan penyampaian materi terkait TOGA seperti pengertian, jenis, cara pengolahan, manfaat dan pemasaran produk kering TOGA (simplisia). "TOGA memiliki arti tanaman obat keluarga yang biasanya ditanam pada sekitar pekarangan rumah yang bertujuan sebagai pemenuh kebutuhan obat keluarga" Ujar Bu Dwi selaku dosen.
Tujuan dilakukannya penyuluhan TOGA yaitu untuk menggali potensi sumberdaya alam lokal yang dapat digunakan sebagai obat-obatan sekaligus dipasarkan. Jenis tanaman TOGA lokal yang banyak dijumpai yaitu kelor, daun sirsak, daun alpukat, rempah-rempah seperti jahe, sereh, kunyit dan lain-lain. Dalam penyuluhan tersebut dipaparkan bahwa untuk mengolah TOGA dikeringkan terlebih dahulu untuk memperpanjang masa simpan, kemudian dapat diseduh maupun direbus. Selain itu, TOGA yang sudah kering akan berbentuk simplisia. Simplisia tersebut dapat dijual dan diberi packaging kemudian dijual atau dipasarkan secara offline dan online.Â
Setelah penyuluhan terkait TOGA selesai, maka dilanjutkan dengan penyuluhan terkait stunting. Desa Sucopangepok menempati urutan ke-3 dengan tingginya angka stunting di Kecamatan Jelbuk. Oleh sebab itu, penyuluhan terkait stunting diberikan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih kepada ibu hamil dan ibu balita terkait permasalahan stunting pada anak.
Penyuluhan stunting diawali dengan penjelasan stunting, 1000 hari pertama kehidupan, nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil dan MPASI. "Periode emas atau golden age merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang dimulai sejak anak berada dalam kandungan hingga berusia 2 tahun yang dikenal dengan 1000 hari pertama kehidupan ya buk" Ujar bu Husnatun selaku dosen.Â
Setelah kegiatan penyuluhan TOGA dan stunting selesai, dilanjutkan dengan kuis dan pemberian hadiah bagi partisipan yang dapat menjawab pertanyaan. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dosen, mahasiswa, bidan, kader, ibu hamil dan ibu balita.
Selain itu, penyuluhan terkait sanitasi juga dilakukan di SMP Negeri 3 Jelbuk dengan judul Sena "Sigap Menerapkan Sanitasi Sejak Dini". Materi penyuluhan disampaikan oleh dosen antara lain Rendy Setiawan S.Si., M.Si, Drs. Siswanto, M.Si. dan Dr. Esti Utarti, S.P., M.Si.
Penyuluhan tersebut diisi dengan materi terkait sanitasi (jamban dan kesehatan), pengelolaan sampah berbasis 3R (Reuse, Reduce dan Recycle), prebiotik, probiotik dan sistem imun. Selain itu, siswa SMP Negeri 3 Jelbuk juga diajarkan sekaligus mempraktekkan cara pembuatan ekoenzim. Tujuan dilakukannya pembuatan ekoenzim yaitu untuk mengurangi sampah rumah tangga dengan mengolah sampah tersebut menjadi suatu produk yang berdaya guna. Manfaat dari ekoenzim yakni dapat digunakan sebagai detergen untuk membersihkan saluran air, mencuci piring atau lantai, pupuk organik, insektisida dan pestisida untuk tanaman.
Setelah kegiatan penyuluhan tersebut selesai, dilanjutkan dengan kuis dan pemberian hadiah bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Kemudian kegiatan ditutup dengan penyerahan tong sampah oleh dosen kepada pihak sekolah, dengan adanya tong sampah tersebut diharapkan seluruh warga sekolah dapat membuang sampah pada tempatnya sekaligus dapat memisahkan sampah berdasarkan jenisnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H