Mohon tunggu...
Intan Cahya Alfiana
Intan Cahya Alfiana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm a students at school of nursing Diponegoro University. I'm Intan and I always try to be a shining diamond and reach all my dreams.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mentari untuk pagi (part 2)

3 November 2011   09:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:06 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mau ngapain kak Re, mau nangkep ular yaa.. kok lo ngajak gue ke tempat yang rumputnya liar kaya’ gini, ato jangan-jangan kakak mau bunuh gue ya..” kata Tari mengeluarkan hipotesis hipotesis anehnya, mentang- mentang anak olimpiade bio, selalu deh ya ngeluarin hipotesis.

Udah jangan ngaco, gue masih waras gak mungkin mau bunuh lo, lo kira gue mau masuk penjara, udah sekarang lo ikut aja.” Kata Re sambil menarik tangan Tari, membawanya ke taman buatannya itu. Dia mengajak Tari melewati jalan setapak kecil berbatu, kanan kirinya terhampar bunga mawar merah yang indah. Jalan tersebut mengarah ke gazebo kecil. Gazebo itu mempunyai dua tangga berlawanan arah. Yang satu adalah ujung dari jalan setapak yang mereka lewati, sedangkan yang satu lagi mengarah ke jalan setapak lainnya.

Ini taman yang gue buat sendiri, dibantu tukang kebun gue, dan belum pernah ada satupun cewek yang pernah gue ajak kesini, dan Cuma orang yang bener bener berarti dalam kehidupan gue yang gue bawa kesini.” Kata Renata, dan Tari hanya diam karena dia masih nggak nyangka dan kaget sekaget kagetnya dengan apa yang baru dia ketahui.

Hari ini tanggal 20 Oktober 2010, termasuk tanggal yang langka dan unik kan.” Kata Renata.

Iya, kak.” Jawab Tari.

Sekarang tutup mata kamu, aku mau nunjukin sesuatu.” Kata Renata lagi, sambil menggandeng tangan Tari menuntunnya melewati jalan setapak yang berada berlawanan dengan yang mereka lewati tadi.

Buka mata kamu.” Ucap Renata sanbil tersenyum, senyum yang benar benar jarang terlihat menghiasi wajahnya.

Tari seneng, kaget, terharu, gembira, salut, dan berbagai macam perasaan bercampur di hatinya, di depan matanya ia melihat sebuah tulisan besar yang terbuat dari tanaman hijau yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk tulisan MENTARI UNTUK PAGI yang di pinggir pinggirnya berhiaskan mawar merah, tetapi ada satu mawar putih yang terselip di huruf U dalam kata untuk, terlepas dari itu, itu adalah sesuatu yang begitu indah.

Tari…” Renata menggenggam tangan Tari.

Mulai sekarang kamu panggil aku Agi yaa, dan di hari yang indah ini maukah kamu menjadi mentari untuk pagi, karena pagi takkan pernah sempurna tanpa mentari, dan pagi takkan indah tanpa cahaya mentari, karena pagi dan mentari adalah satu, kalo kamu mau, ambillah mawar putih di tulisan itu dan ganti dengan mawar merah ini.” Renata memberikan sekuntum mawar merah pada Tari.

Tapi jika kamu keberatan menjadi mentari untuk pagi, tambahkan mawar putih ini di samping mawar putih yang sudah ada disana.” Renata memberikan mawar putih untuk Tari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun