Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka mewujudkan tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.Â
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dilakukan dengan berbagai kegiatan, terdiri dari : belajar bersama masyarakat, mengidentifikasi potensi, dan menangani masalah, dan hasil yang didapatkan adalah mampu mengembangkan potensi masyarakat dan menyusun solusi dari masalah yang terdapat di masyarakat. Â
Di masa pandemi saat ini, interaksi kita dengan masyarakat cenderung dibatasi untuk mencegah menular nya virus Covid-19, sehingga segala kegiatan dilakukan secara daring /online. Maka dari itu, LP2M Universitas Jember ( unej.ac.id ) membuat sebuah inovasi kegiatan KKN agar kegiatan KKN tetap bisa dilaksanakan dan tanpa menghilangkan nilai dari kegiatan tersebut.
 Jika biasanya KKN dilaksanakan secara offline dan berkelompok serta penempatan desa KKN ditentukan oleh pihak LP2M Universitas Jember, maka kegiatan kali ini dilakukan secara online /daring dan mandiri untuk setiap mahasiswa serta penempatan nya di wilayah asal tempat tinggal mereka masing - masing. Inovasi kegiatan tersebut diberi nama "KKN BACK TO VILLAGE" yang saat ini sudah berlangsung selama 3 kali.
Kegiatan KKN diawali dengan acara penerjunan KKN yang dilakukan secara online via zoom pada tanggal 12 Agustus 2021. Kemudian, mahasiswa peserta KKN mulai melakukan pengabdian kepada masyarakat di desa asal masing-masing.Â
Salah satu peserta KKN BTV III UNEJ kali ini adalah saya (Intan Maulida) yang berasal dari Kelurahan Sukomulyo, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Maka dari itu, pada kegiataan KKN ini saya (Intan) memilih desa/kelurahan Sukomulyo sebagai lokasi KKN dengan fokus nya adalah pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak Covid-19.Â
Rata - rata mata pencaharian penduduk adalah sebagai pegawai, petani, petambak, dan pengusaha di bidang industry rumah. Di Kelurahan Sukomulyo ini terdiri dari banyak UMKM dengan berbagai jenis bidang usaha, salah satu yang paling banyak ditemukan adalah usaha dagang.Â
Kali ini yang menarik perhatian saya (Intan) adalah pada satu usaha yaitu Usaha Dagang Frozen Food di wilayah Sumbermulyo desa Sukomulyo. Produk yang dijual adalah berbagai macam makanan beku seperti : sosis, nugget, olahan ikan, dan masih banyak jenisnya.Â
Target pasar yang dituju oleh pemilik/pengelola dari usaha ini adalah para pedagang keliling yang biasanya berjualan di sekolah dan juga para ibu rumah tangga.Â
Namun, sejak pandemi Covid-19 terjadi, penjualan produk frozen tersebut menurun drastis karena para pelanggan yang berasal dari penjual keliling tidak lagi berjualan di sekolah karena adanya kebijakan sekolah online selama pandemi.Â
Dampak yang dirasakan oleh pemilik / pengelola usaha tersebut sangatlah besar, sebab Beliau masih harus membayar beban listrik untuk empat freezer yang digunakan untuk menyimpan sosis, sedangkan penghasilan yang didapat setiap harinya menurun dibandingkan sebelum pandemi. Ditambah lagi, makanan beku yang Beliau jual hanya memiliki umur sekitar 5-6 bulan, akibatnya produk banyak yang expired sebelum terjual.
Berangkat dari masalah - masalah yang terjadi di usaha Frozen Food tersebut, saya berinisiatif untuk membantu pemilik/pengelola menyelesaikan masalah nya, karena saya merasa banyak potensi yang terdapat dalam usaha tersebut, dan usaha tersebut didukung oleh sarana dan prasarana yang mencukupi namun masih minim dalam urusan pengelolaan usaha.Â
Maka dari itu, program kerja saya dimulai dengan memperbaiki manajemen usaha. Disini, saya memanfaatkan aplikasi "Kasir Pintar" yang tersedia di Google Play store secara cuma -cuma.
Pemilik / pengelola usaha tersebut sangat antusias untuk belajar menggunakan Aplikasi Kasir Pintar tersebut. Diawali dengan sosialisasi perihal kegunaan dan fitur -fitur yang ada pada aplikasi Kasir Pintar, kemudian saya mendampingi beliau untuk melihat tutorial menggunakan aplikasi tersebut di YouTube.Â
Setelah sosialisasi, saya dan beliau (pemilik usaha G Frozen Food) mencoba praktek secara langsung yang diawali dengan pembuatan akun, manajemen stok barang, merekam transaksi penjualan melalui aplikasi tersebut, dan melihat laporan pendapatan untuk setiap harinya.Â
Menurut pemilik usaha, penggunaan aplikasi tersebut dirasa sangat efektif dan efisien. Beliau tidak lagi salah memberi harga dan menghitung penjualan, dan menjadi mudah untuk melihat laba yang didapat untuk setiap harinya.Â
Selain itu, aplikasi tersebut juga bisa digunakan sebagai dasar dalam menentukan strategi apa yang akan dilakukan, seperti mengetahui produk mana yang harus dibeli atau dipesan.Â
Selain membantu sasaran KKN dalam menggunakan Kaisr Pintar, saya (Intan) juga memiliki program kerja yang bertujuan untuk mengembangkan wilayah pemasaran produk usaha tersebut lewat promosi online di media sosial, serta melaukan inovasi produk untuk menimalisir risiko produk expired. Harapannya, dengan beberapa program kerja tersebut nantinya dapat membantu peningkatan penjualan melalui perluasan pasar.
(Intan Maulida Pusparini/ 180810301018/ KKN51/ Sukomulyo/ Lamongan/ Lamongan/ DPL: Muhammad Ghufron Rosyady,S.P.,M.P.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H