Mohon tunggu...
Intan AyuPermatasari
Intan AyuPermatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Wayang Kulit di Era Modern

3 November 2024   22:43 Diperbarui: 3 November 2024   23:24 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tribratanews.polri.go.id

     Indonesia terkenal akan budaya dan adat istiadatnya. Salah satu budaya Indonesia yang terkenal hingga mancanegara dan diakui oleh dunia adalah wayang kulit. Wayang kulit berasal dari budaya Jawa dan Bali yang sudah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO sejak tahun 2003. Menurut KBBI, wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari kayu atau kulit untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional. Wayang kulit juga sebagai media dakwah dan syiar untuk menyebarkan Agama Islam di Indonesia. Wayang kulit biasanya dimainkan dibelakang layar putih atau yang biasa disebut dengan kelir oleh seorang dalang dengan diiringi alat musik gamelan yang dimainkan oleh nayaga dan dinyanyikan oleh sinden.


     Seiring berjalannya waktu, begitu banyak perubahan dan perkembangan yang terjadi, mulai dari teknologi, tranportasi, serta budaya. Perubahan dan perkembangan khususnya kebudayaan di era modern saat ini selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif, salah satunya yaitu kebudayaan wayang kulit yang mulai terlupakan dan tergerus oleh budaya baru, bahkan mulai jarang ditemukan hingga saat ini. Dahulu wayang kulit sangat populer di kalangan masyarakat, terutama ketika ada hajatan atau syukuran. Namun sekarang wayang kulit mulai tergeser karena adanya perkembangan zaman.


     Minat para generasi muda terhadap kesenian tradisional ini telah menurun sejak adanya perubahan dan perkembangan zaman. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer yang diproduksi oleh hiburan masa kini atau hiburan digital seperti film, media sosial, dan musik populer. Hal ini didukung dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Alfaqi M. (2023) yang menyatakan bahwa beberapa permasalahan yang dihadapi dalam melestarikan wayang kulit yaitu adanya penurunan minat generasi muda serta kurangnya pemahaman generasi muda tentang nilai filosofi wayang. Sedangkan permasalahan utama dalam melestarikan kebudayaan wayang kulit yaitu ketertarikan generasi muda pada hiburan digital. Mereka menganggap bahwa menonton atau memainkan pertunjukan wayang kulit adalah hal yang ketinggalan zaman. Hal tersebut mendorong munculnya perasaan malu karena dicap sebagai kebudayaan yang kuno.


     Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan kebudayaan wayang kulit di era modern, yaitu dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran di kalangan generasi muda tentang kekayaan budaya ini. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi modern untuk mempromosikan pertunjukan wayang kulit sehingga kebudayaan ini dapat dijangkau masyarakat luas. Hal ini juga dapat membantu mengenalkan budaya Indonesia kepada audiens internasional dan memperluas pengaruhnya secara global.


     Kesimpulannya, budaya Indonesia sangatlah beragam. Namun perubahan dan perkembangan di era modern mulai terlupakan dan tergerus oleh budaya baru. Kita sebagai generasi muda harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Kita juga harus menanamkan rasa percaya diri dan bangga akan budaya kita sendiri, sehingga budaya Indonesia tidak akan punah dan bahkan bisa dikenal di dunia internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun