Mohon tunggu...
Intan Indriyani
Intan Indriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Problematika Adu Domba Politik Otentik, Memaksa Rakyat Bersikap Kritis di Era Digital

27 Desember 2024   12:02 Diperbarui: 27 Desember 2024   12:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Di zaman yang serba mudah ini, dimana akses informasi sudah tak terkendali dan tak terbatas, ternyata dapat menjadi secercah harapan bagi kita selama menjalani tahapan kehidupan sosial. Banyak sekali dampak positif yang bisa di dapat, salah satunya adalah timbulnya harapan untuk setiap individu memiliki peluang yang sama dalam penyerapan teknologi informasi. Keadilan yang timbul dari adanya digitalisasi, dapat menekan tingginya angka diskriminasi, hal ini dapat menjadi acuan penting dimana sila ke-5 Pancasila yakni "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", dapat di implementasikan tanpa pandang bulu. Selain itu pula, masyarakat bukan hanya mendapat akses informasi yang setara, tetapi juga memperluas kesempatan pendidikan.

Hal lain yang tak kalah penting dengan adanya politik otentik di tengah arus digitalisasi ini adalah semakin memperkuat tiang demokrasi. Dimana dengan semakin terbukanya informasi pada publik, maka seharusnya pemerintah dapat lebih responsif menyikapi setiap keluhan warga negara. Mengapa demikian? Karena dengan kemudahan inilah maka masyarakat secara tidak langsung akan memposisikan dirinya sebagai orang yang terlibat dalam politik pemerintahan yang ada, mulai dari pengambilan keputusan dengan banyaknya statement yang dapat mengajak masa, bahkan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah. Karena di anggap inilah saatnya peran rakyat di butuhkan.

Terakhir, lagi-lagi kami menekankan, bahwa sebetulnya problematika yang timbul bukan semata-mata salah pemerintah, yang mungkin di dasari pada masyarakat yang merasa geram terhadap kinerja pemerintah dan perpolitikan Indonesia. Namun juga penggunaan etika yang kurang di implementasikan ketika menggunakan teknologi digital oleh beberapa kalangan. Tak jarang memiliki tujuan untuk memprovokasi masa. Maka dari itu penting untuk menyadari batasan bahwa boleh saja kita sebagai rakyat berspekulasi tentang politik yang ada, namun jangan sampai menjadi individu yang dapat dengan mudah menyebarkan informasi palsu, bahkan berisi radikalisme. Kita perlu mengingat bahwa manfaat utama dari munculnya teknologi digital adalah untuk untuk meningkatkan kualitas hidup bersama, bukan malah menjadi ajang untuk menunjukkan kebodohan sendiri.

Secara keseluruhan, komunikasi politik otentik di era digital dapat menjadi suatu hal yang bermanfaat atau justru menjadi pedang bagi orang-orang yang tidak cerdas dalam mengendalikan diri. Problematika yang muncul merupakan gertakan semata yang harus di hindari demi keharmonisan bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun