Mohon tunggu...
Intan Indah Kartikasari
Intan Indah Kartikasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Barang Publik dan Privat (Studi Kasus: Implementasi Konsep Barang Publik dan Privat di Kota Surabaya)

11 Mei 2024   06:28 Diperbarui: 11 Mei 2024   06:52 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Barang publik dan barang privat merupakan dua konsep penting dalam perekonomian yang berperan penting dalam alokasi sumber daya dan regulasi pasar. Artikel ini menguraikan kedua konsep tersebut secara rinci dan memberikan studi kasus penerapannya di salah satu kota di Jawa Timur.

Barang Publik Barang publik adalah barang atau jasa yang mempunyai dua ciri utamanya yaitu non eksklusivitas dan non rivalitas. Fungsionalitas non eksklusif berarti bahwa tidak ada individu atau masyarakat secara keseluruhan yang dapat dicegah untuk menggunakan atau menikmati barang tersebut, bahkan tanpa membayarnya. Contoh barang publik antara lain layanan keselamatan publik, taman kota, dan penerangan jalan umum. Siapa pun dapat menggunakan layanan ini tanpa membayar biaya langsung apa pun. Sifat non-rivalitas berarti konsumsi suatu barang atau jasa oleh satu orang tidak membuat barang atau jasa tersebut tersedia bagi orang lain. Misalnya, jika seseorang menggunakan penerangan jalan umum, hal tersebut tidak mengurangi ketersediaan cahaya bagi orang lain di jalan yang sama. Barang publik tidak dapat dijual secara pribadi atau dihindari untuk konsumsi publik, sehingga sering disediakan oleh negara.

Barang privat (barang pribadi), adalah barang atau jasa yang bersifat kepemilikan dan kompetitif. Eksklusivitas mengacu pada kemampuan pemilik suatu barang untuk mengontrol akses orang lain terhadap barang tersebut dan membebankan biaya untuk penggunaannya. Contoh barang privat termasuk pakaian, makanan, mobil, dan rumah. Pada barang privat ini harus membayar biaya untuk memiliki dan menggunakan barang-barang ini untuk penggunaan pribadi. Sifat kompetitif barang privat berarti semakin sedikit orang yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa, semakin sedikit barang atau jasa yang tersedia bagi orang lain. Misalnya, jika seseorang membeli kue, kue tersebut tidak akan tersedia lagi  untuk orang lain. Barang privat diperjualbelikan di pasar dan dimiliki atau dikonsumsi oleh individu atau kelompok yang membayar harga yang diminta oleh pemilik barang tersebut.

Studi kasus : implementasi konsep barang publik dan privat di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Sebuah studi kasus mengenai implementasi konsep barang publik dan privat di Kota Surabaya, Jawa Timur memberikan wawasan detail mengenai bagaimana kedua konsep ini berdampingan dan kontribusinya terhadap kehidupan dan perekonomian daerah kota tersebut.

Barang Umum di Surabaya Taman kota merupakan contoh nyata barang publik di Surabaya yang disediakan pemerintah untuk kepentingan umum. Salah satu taman yang paling terkenal adalah Taman Bengkulu yang menjadi simbol rekreasi dan tempat berkumpulnya warga Surabaya. Taman ini memiliki ruang hijau ramah lingkungan yang cocok untuk piknik, berolahraga, dan bersantai. Taman Bengkulu memiliki fasilitas seperti jogging track, taman bermain anak, dan warung makan, sehingga warga Kota Surabaya dapat menikmati waktu luangnya tanpa perlu membayar tiket masuk. Selain itu, fasilitas umum lainnya seperti taman bermain, taman hiburan, dan taman baca juga tersebar di berbagai wilayah di Kota Surabaya. Pemerintah Kota Surabaya sangat mementingkan ruang terbuka publik untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan memberikan akses yang mudah dan gratis terhadap fasilitas-fasilitas ini, pemerintah berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan inklusif bagi penduduk kota.

Barang Pribadi di Kota Surabaya Selain barang umum, Surabaya juga memiliki sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional yang menyediakan barang untuk konsumsi pribadi. Pasar Atom Mall dan Tunjungan Plaza adalah contoh mall yang menjual berbagai jenis produk, mulai dari pakaian, makanan, hingga elektronik. Di sana, individu atau kelompok dapat memilih dan membeli produk sesuai kebutuhannya. Pasar tradisional seperti Pasar Pabian dan Pasar Wonokromo juga masih menjadi tempat ramai dikunjungi warga Surabaya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Dalam konteks ini, pasar tradisional berfungsi sebagai tempat jual beli yang memungkinkan adanya transaksi barang pribadi antara pembeli dan penjual. Selain itu, warung-warung kecil dan pedagang kaki lima yang tersebar di seluruh kota  menawarkan kesempatan untuk membeli barang-barang untuk keperluan pribadi dengan harga  terjangkau.

Dampak dan Implikasi Pengenalan konsep barang publik dan privat di Surabaya memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat dan perekonomian perkotaan. Fasilitas umum seperti taman kota memudahkan masyarakat untuk bersosialisasi, berolahraga, dan menikmati waktu luang. Hal tersebut membantu meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan masyarakat. Sementara itu, kehadiran pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di Surabaya mendorong aktivitas perekonomian. Pelaku ekonomi baik besar maupun kecil dapat melakukan jual beli barang, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga roda perekonomian suatu kota tetap berjalan. Selain itu, kemudahan akses terhadap barang-barang konsumsi pribadi juga memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan memperkuat daya beli mereka.

Oleh karena itu, studi kasus pengenalan konsep barang publik dan privat di Surabaya, Jawa Timur, mengeksplorasi bagaimana keseimbangan antara keduanya menciptakan lingkungan yang seimbang dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di kota tersebut dapat dibuat. Dengan memahami peran dan penerapan kedua konsep ini, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat.

Berdasarkan studi kasus, beberapa hal penting yang dapat disimpulkan yaitu, bahwa Kota Surabaya telah memperkenalkan konsep barang publik dan privat yang dapat berhasil diterapkan. Hal tersebut tentunya menguntungkan penduduk dan perekonomian serta mendukung kota. Pemerintah Kota Metropolitan Surabaya menyediakan berbagai fasilitas umum, termasuk taman kota yang diberikan secara gratis kepada seluruh masyarakat setempat. Hal tersebut juga dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitas rekreasi dan sosial. 

Di sisi lain, keberadaan pusat perbelanjaan dan pasar tradisional menyediakan barang-barang konsumsi pribadi yang dapat dibeli masyarakat sesuai kebutuhan pribadinya. Penerapan konsep ini akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup dan aktivitas perekonomian masyarakat di Surabaya. Selain itu, keseimbangan antara penyediaan barang publik dan privat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung peningkatan kesejahteraan penduduk dan pertumbuhan ekonomi kota. Oleh karena itu, studi kasus ini menunjukkan betapa pentingnya penerapan dualisme barang publik dan barang privat bagi pembangunan daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun