Pemikiran Fred M Donner terhadap Kajian Revisionis al-Qur'an
John Wansbrough, salah satu penganut mazhab revisionis menyatakan bahwa al-Qur'an tidaklah muncul sebagai korpus resmi sejak masa awal Islam , di mana Nabi Muhammad masih hidup dan disahkan olehnya, melainkan al-Qur'an mengalami proses fiksasi sepanjang dua abad lamanya. Dan itu artinya bahwa al-Qur'an tidak diabsahkan oleh Nabi Muhammad, namun oleh kaum muslimin yang hidup jauh setelah Nabi Muhammad meninggal. Namun, dalam masalah ini Fred M Doner menolaknya dengan empat argumen, antara lain :
Pertama, Sejumlah teks awal yang ditemukan ternyata juga mengutip ayat al-Qur'an dan menganggapnya sebagai kitab suci. Hal tersebut berarti, bahwa sejak awal dari perkembangan awal islam, al-Qur'an sudah diyakini sebagai kitab suci. Kedua, banyak kitab yang ditulis Sarjana Muslim memuat berbagai perbedaan bacaan dari ayat-ayat al-Qur'an , yang berarti bahwa perbedaan bacaan iu tidak terkait proses kanonisasi al-Qur'an. Ketiga, Wansbrough tidak menjelaskan siapakah yang memiliki wewenang menetapkan teks-teks standar al-Qur'an sehingga menghindari perdebatan mengenai apa yang akan dimasukkan atau tidak di dalam teks al-Qur'an. Keempat, jika proses kanonisasi al-Qur'an terjadi di irak, kenapa sumber-sumber kita sama sekali tidak mencatat penolakan tajam dari kelompok-kelompok muslim di berbagai daerah. Dan Donner memperlihatkan adanya perbedaan bahasa al-Qur'an dengan hadis yang sangat signifikan , yang mengisyaratkan bahwa al-Qur'an memang lahir jauh lebih dulu dari pada hadis.
Metodologi Fred M Donner
Dalam kajian sejarah Islam, Fred M Donner menggunakan pendekatan kritik historis. Yang mana pendekatan tersebut dibagi menjadi empat bagian, antara lain : Pendekatan desktiptif, pendekatan kritik, pendekatan kritik tradisi, dan pendekatan skeptis.
Ketiga pendekatan terakhir sama-sama menunjukkan sikap skeptik, Namun pendekatan yang disebutkan terakhir tampak sangat radikal. Tujuan menggunakan pendekatan kritik historis dalam suatu kajian adalah mengklarifikasi asal-usul teks, memperoleh dan mendeskripsikan bentuk dan fungsinya yang paling awal , serta mengumpulkan dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian tersebut disertai dengan komentar/penafsiran historis.
Donner lebih lanjut mengurai asumsi-asumsi dasar dari pendekatan skeptik berikut : Pertama, Al-Qur'an sebagai kitab suci yang dikodifikasi sebagai korpus tertutup terbentuk jauh pada periode abad kedua atau ketiga, sehingga dengan gap yang lama itu diasumsikan oleh sarjana baray bahwa al-Qur'an tidak dapat dijadikan bukti yang otentik. Kedua, kisah-kisah tentang Islam awal dipandang sebagai " sejarah keselamatan" yang menyuguhkan kisah-kisah untuk mengidealkan pribadi Nabi dan komunitas pengikutnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kisah-kisah itu hanya dibuat-buat oleh sejarawan muslim tradisionalis belakangan ini. Ketiga, kisah-kisah kehidupan Nabi tak lebih dari sekedar interpretasi belakayang dikreasikan oleh generasi belakangan.
Fred M Donner dalam kajianya terhadap asal mula al-Qur'an mendapatkan argumentasi yang kontra dengan pendapat mazhab revisionis dan Donner menyatakan bahwa al-Qur'an itu muncul lebih dulu dari hadis dan bisa dipastikan juga bahwa al-Qur'an menjadi sebuah korpus final (fixed) pada masa Nabi Muhammad Masih Hidup.
Argument tersebut dibuktikan Fred M Donner dengan menggunakan metodologi komparasi antara al-Qur'an dengan korpus-korpus yang muncul pada masa sekitar dua abad setelah Nabi Muhammad SAW. Di antara sumber keislaman yang menjadi objek kajiannya adalah hadis dan sirah nabawi. Dalam melakukan studi komparasi, Fred M Donner menemukan perbedaan yang signifikan antara materi dalam al-Qur'an dengan materi dalam hadis. Yang mana hadis memiliki ciri yang khas yaitu detail dalam memberitakan suatu hal, berbeda halnya dengan al-Qur'an yang cenderung memberikan makna tersirat .
Sebagai contoh , dalam hadis seringkali berbicara secara jelas dengan menyebut nama-nama sahabat. Namun, dalam al-Qur'an , nama-nama tersebut cenderung disembunyikan dengan menggunakan dhamir atau khitab yang samar. Contoh lain yaitu , dalam hadis banyak terminology yang menjelaskan makna kepemimpinan seperti khilafah, imam, wazir,sultan . Sedangkan, al-Qur'an cenderung diam mengenai isu kepemimpinan yang mana kata khilafah hanya disebutkan sebanyak dua kali dalam al-Qur'an.
Penutup dan Sikap
Menurut Dr. H. Mukhlisin Sa'ad , MA dalam laporan penelitiannya menyatakan bahwa pembahasan mengenai Fred M Donner merupakan salah satu orentalis yang memiliki cara pandang kritis namun memiliki sense untuk mensupport gagasan tradisional bahwa al-Qur'an muncul pada masa Nabi Muhammad masih hidup.
Menurut Rizki Ulfahadi dan Reynaldi Adi Surya dalam jurnalnya menyatakan bahwa membaca hasil penelitian dan catatan yang ditulis para akademisi Barat yang konsen pada studi Islam tentu sangat terdengar asing, aneh bahkan cukup "menganggu" keimanan dan keyakinan seorang muslim yang mensakralkan agamanya. Namun, pada dasarnya tujuan dari orientalis barat murni sebagai kajian akademis bukan untuk menghancurkan Islam walau didalamnya banyak penyimpangan dan distorsi pemahaman dari keyakinan Islam dan sumber-sumber kredibel yang diyakini umat Islam. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa hasil-hasil penelitian para orientalis tidak secara mutlak harus diterima melainkan untuk dijadikan alat pembanding dan bahan refleksi pribadi supaya kita dapat memahami Islam tidak berat sebelah.