Ada pula antara lain keajaiban dari bersedekah kepada anak Panti Asuhan :
- Menjadi penolak bala , berbuat baik dan bersedekah pada anak panti akan membuat kita disayangi oleh Allah SWT, Allah pun sudah pasti akan memberikan perlindungan kepada hamba-hamba yang di kasihinya dari segala mara bahaya.
- Membuka pintu rezeki selebar-lebarnya, keajaiban bersedekah kepada anak panti juga bisa membuka pintu rezeki yang lebih lebar. apabila seorang hamba Allah berasedekah dengan hati yang tulus dan bersih maka Allah akan menggantinya dengan rezeki yang berkali-kali lipat. tentunya , bentuk dari rezeki ini tidak melulu dalam bentuk uang. rezeki juga bisa datang dalam bentuk bendawi, seperti diberikan kesehatan maupun di kelilingi oleh orang-orang yang baik.Â
- Mendapatkan pertolongan dari Allah SWT , Beramal atau sedekah kepada anak panti juga mempermudah pertolongan dari Allah SWT seseorang hamba yang penyayang dan membantu anak anak panti akan di permudah segala urusannya oleh Allah SWT. tidak hanya kesulitan di dunia hamba tersebut juga akan mendapatkan kemudahan dalam urusan akhirat kelak.Â
- Menghapus dosa, barang siapa yang rajin beramal atau bersedekah untuk anak-anak panti, maka taubatnya akan di terima oleh Allah SWT. Allah juga akan mengampuni dosa-dosa yang sudah dilakukan oleh hambanya. Rasulullah SAW menegaskan hal tersebut lewat hadits At-Tirmitzi. Rasulullah mengumpamakan pahala yang di dapatkan dari beramal untuk anak-anak panti bisa menghapuskan dosa , sebagaimana air memadamkan api.
dan masih banyak keajaiban yang lainnya dari bersedekah atau beramal  kepada anak anak panti asuhan. jangan pernah takut untuk bersedekah karena rezeki datang dari mana saja .Â
Setiap ada seseorang yang memberikan makanan ataupun barang anak panti benar-benar terharu dan sangat berterimakasih atas kepeduliannya, anak panti tidak bisa membalas suatu kebaikan orang tersebut selain dengan cara mendoakannya. Saat melihat itu air mata semua anak panti terlihat mengalir terharu bahagia.Â
Menurut Wulan, ia merasa senang hampir semua hal yang dia lakukan bersama-sama karena itu bisa membangun nuansa kebersamaan, mereka merasakan mulai dari perasaan senasib, belajar, berjuang bersama sehingga terpisah dari orang tua. Dan di sayangi seperti layaknya anak sendiri oleh pembina yayasan panti. Menurut anak panti , jika tidak ada orang yang peduli dengan mereka kemungkinan dia terpaksa menahan kesedihan yang berkali kali lipat atas kehilangan orang tua dan ketidak pedulian orang sekitarnya.Â
" Saya sangat ikhlas untuk membantu anak-anak disini karena mereka semua juga sudah mengajari saya arti bersyukur dan mereka semua sudah saya anggap seperti anak saya sendiri yang harus saya bangun kan pagi untuk menjalankan sholat subuh , setelah itu menyiapkan pembelajaran , menyiapkan makanan mereka dan bermain bersama agar membuat anak panti tersebut nyaman dan jangan sampai merasakan kesedihan " Ujar seorang pembina panti.
Wulan dan teman-temannya memiliki cita-cita yang tinggi, Kehidupannya di panti yang serba pas-pasan tidak menjadi penghalang bagi mereka, Wulan ingin menjadi seseorang sarjana dan bermanfaat bagi orang lain nantinya. Kehidupan di panti selalu mengajari mereka berjuang mandiri untuk kehidupannya.Â
Kehidupan wulan sudah memiliki banyak arti yang dimana wulan ingin membalas budi terhadap pembina panti, bahkan ia ingin suatu saat pastinya membantu mulai dari panti yang ia tempati dan juga tempat panti - panti yang lainnya.Â
" Saya ingin sekali melihat suatu saat anak-anak ini menjadi orang yang sangat sukses karena dari semangat mereka untuk mau belajar hal baru, semangat menjalani kehidupan yang penuh dengan lika-liku saya yakin mereka pasti akan sukses suatu saat nanti dan saya juga tak lupa untuk selalu mendoakan atau mengucapkan sesuatu hal yang baik untuk mereka semua " Ujar seorang pembina panti.Â
Untuk itu, jika anda merasa tidak puas dengan kehidupan anda. ingatlah, banyak diluar sana yang memiliki nasib tidak seberuntung anda, banyak manusia yang selalu melihat ke atas di banding melihat ke bawah. maka dari itu bersyukurlah sama apa yang sudah dimiliki, karena dengan jika kita bisa mensyukuri atas apa yang sudah kita punya maka kita akan merasa cukup.
Penulis: Intan Dwi Yuliana, Mahasiswa Semester III, Fikom Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.Â