Ada seorang anak, ia sudah menyelesaikan study MA nya di pondok pesantren yang bernama Sa'adatul abadiyah-kuala tungkal, pada saat itu ia sangat di landa kebingungan ingin melanjutkan kuliah dimana dan akhirnya ia meminta pendapat orang tua nya tentang hal tersebut dan orang tua nya pun menyarankan kan untuk melanjutkan study S1 nya di Jawa tenga, akhirnya ia pun menyepakati pendapat orang tua nya itu, awalnya ia masih ragu untuk merantau ke Jawa tengah tetapi ia memberanikan kan tekad nya dengan penuh percaya diri, dengan sangat mengingat perkataan gurunya waktu masih menginjak study Whustha (SMP) "Bahwa guru yang terbaik itu adalah pengalaman" Pada akhir bulan Juni ia berangkat menuju kota Jawa tengah yang diantar oleh keluarganya, dan di tinggal lah ia di sebuah pesantren yang ada di pekalongan, awal-awal ia di Jawa ia sangat susah beradaptasi mulai dari,bahsa apalagi makanannya yang berbeda dengan yang ada di tempatnya.
  Waktu pun terus berlalu, tiba saatnya ia sudah aktif kuliah awal masuk ia sangat kaget karna teman teman nya memakai bahasa Jawa yang masih terdengar asing , pada saat itu ia mendengar temannya sering memakai kata gobel untuk memanggil temannya dan ia pun memberanikan diri untuk menanya arti gobel itu apa dan temannya menjawab bahwa gobel itu artinya adalah panggilan untuk besty ( teman dekat) dan dengan keluguannya ia percaya, pada suatu ketika ia bertanya sama mba mba yang ada di pesantren nya apa arti gobel itu apa setelah ia tau ia merasa di bodohi oleh teman nya dan pada saat itu ia berfikir bahwa betapa pentingnya mengetahui dan mempelajari bahasa orang lain itu apa lagi ia adalah pendatang di Jawa
  Dan dari situlah dia dapat mengambil kesimpulan bahwa mempelajari bahasa itu sangat lah penting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H