Mohon tunggu...
Intan Dewi Rahmawati
Intan Dewi Rahmawati Mohon Tunggu... -

Akuntansi 2013 POLBAN

Selanjutnya

Tutup

Catatan

My Hijab My Life My Choice

29 Oktober 2013   07:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:54 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menggunakan jilbab memang menjadi kewajiban setiap muslimah, namun sayangnya sampai saat ini masih banyak perempuan-perempuan yang enggan menggunakannya. Alasannya pun beragam, dari hijab dianggap menghambat aktivitas, kurang stylish dan sebagainya. Padahal di luar negeri, bahkan di Paris, jilbab Indonesia dipuji karena keelokannya dan membuat yang mengenakan terlihat lebih cantik.

Jadi, kalau ada yang bilang jilbab atau hijab itu tidak stylish atau menghambat aktivitas, mungkin orang itu kurang wawasan. Dan lagi, soal stylish dan tak menghalangi aktivitas itu telah dibuktikan oleh mereka yang tergabung dalam Hijabers Community. Karena ditangan mereka, hijab yang tadinya dianggap busana tidak stylish, kini justru menjadi bagian dari penampilan anggun, stylish dan cantik dari banyak perempuan pemakainya.

Hijabers Community adalah komunitas yang berdiri pada tanggal 27 November 2010 yang merupakan wadah silaturahmi para pengguna jilbab di Indonesia. Menurut Nalia Rifika, Public Relation & Marketing Communication Hijabers Community, tujuan dari dibentuknya komunitas ini adalah untuk memotivasi para perempuan yang masih ragu untuk menggunakan Jilbab.“Dengan adanya komunitas ini, perempuan yang ingin menggunakan jilbab bisa berkonsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan jilbab, mulai dari cara pemasangan, cara memadu-padankan, mode baju muslim, dan lain-lain”jelasnya.

Kebanyakan anggota mereka menggunakan hijab yang stylish, namun mereka tetap memperhatikan penggunaan jilbab yang sesuai dengan tuntunan Alqur’an dan Hadits. Karena, fungsi utama pakaian dan jilbab adalah untuk menutup aurat. Sedangkan soal stylish atau mode, itu adalah kiat kita agar bisa tetap merasa nyaman dan cantik.

Berdirinya komunitas ini berawal dari keisengan salah satu anggota mereka, yang membuat sebuah group di BlackBerry. Saat itu, anggota yang tergabung di dalamnya hanya ada tiga orang, yakni Ri Miranda, Dian Pelangi dan Jenahara Nasution. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah anggota yang bergabung jadi kian banyak. Dan saking banyaknya, mereka akhirnya sepakat untuk membuat sebuah komunitas pengguna jilbab. Maka, mulailah komunitas aktif berkegiatan. Dan dari waktu ke waktu kegiatannya makin pula beragam. Mulai dari pengajian, hijab class, talk show, dan lain-lain, “Di acara hijab class, kita memberikan tutorial bagaimana cara menggunakan hijab yang baik serta memadu-padankannya,”kataNaila.

Komunitas ini bisa dikatakan sebagai yang pertama di Indonesia. Dan ini, tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga semakin banyak saja yang bergabung. Karena itu, anggota komunitas ini tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi ada juga yang dari kota-kota lain di indonesia hingga luar negri.

Untuk saya sendiri sebenarnya tidak bergabung di hijabers community tetapi sejak SMA kelas 2 dijeraring sosial hijabers community sangat tekenal saya mulai mencari tahu apa itu hijabers community dan akhirnya saya tertarik, kendala saya tidak bergabung di hijaber community ialah karena saya berasal dari daerah malas jika harus ke luar kota. Untungnya teman saya ada yang bergabung kita sering melakukan tutorial-tutorial hijab tapi sayangnya saya selalu lupa hehe.. dan lucunya teman-teman saya bisa menilai saya bahwa ketika saya berhijab dengan model hijabyang trend saat ini itu berarti mood saya sedang baik, jika saya berjilbab biasa aja itu berarti mood saya kurang baik hahahaha.....

Berjilbab itu menurut saya bukan paksaan melainkan atas karena Allah SWT, bukan karena takut ketemu guru dijalan atau  apapun itu. Sebenarnya saya pun bukan wanita yang dari awal berjilbab saya benar-benar dijilbab itu ketika masuk kuliah, dulu hanya keluar rumah saya berjilbab jika dirumah saya tidak dijilbab walau ada tamu yang bukan muhrim.

Di SMA saya pun sebetulnya yang menjadi mayoritas itu yang berjilbab, hanya sekian persen wanita di SMA saya yang tidak berjilbab. Ketika saya kuliah ke Polban ternyata masih banyak yang  tidak berjilbab. Alhamdulillahnya di kelas banyak teman-teman saya yang mulai tertarik dengan gaya berhijab saya, dan ingin belajar. Saya merasa senang wanita-wanita itu mau berubah dari yang tadinya tidak berhijab menjadi berhijab. Walau saya masih belajar saya berusaha lebih baik. Saya pun menyesal kenapa tidak dari dulu saya berjilbab, tapi tidak ada kata terlambat, mulailah berhijab dari sekarang. My Hijab my life my choice.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun