Mohon tunggu...
Intan Siti Noer Rita Daswan
Intan Siti Noer Rita Daswan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Writer and Life Style Blogger

Mom of three boys who loves writing, blogging, and story telling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Medsos Bukan Horor

17 Agustus 2017   20:56 Diperbarui: 17 Agustus 2017   22:57 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau diibaratkan sebuah bangunan, keluarga adalah pondasinya. Sebagai sebuah pondasi, tentulah harus kuat dan kokoh. Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi ketika pondasi itu kurang bagus, maka jangan harap sebuah bangunan akan bisa berdiri dan tahan lama.

Begitu pun dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah pondasi adalah pijakan pertama yang harus diperhatikan ketika akan membangun sebuah bangunan. Mau bangunan setinggi apapun, jika pondasi sudah kuat, maka hantaman angin bahkan goncangan yang kuat pun tidak akan bisa merobohkan bangunan tersebut.

Apalagi di era digital sekarang ini. Ketika semuanya bisa dikendalikan dalam hitugan detik hanya dari ujung jari saja. Dengan satu kali sentuhan saja, sesuatu bisa berubah. Sebuah informasi, baik itu yang benar maupun tidak, akan tersebar hingga seantero dunia dalam sekejap. Sekarang sudah tidak ada lagi batas ruang dan waktu. Jarak sudah bukan lagi menjadi penghambat untuk mengetahui apapun.

Dengan segala kemudahan di era digital, maka kita dihadapkan pada dua sisi yang saling bertentangan. Di satu sisi, perkembangan tekonologi terutama dalam hal keberadaan media sosial, memberikan banyak manfaat. Tapi, di lain sisi, efek negatifnya pun tidak bisa kita abaikan. Mungkin untuk orang dewasa, masih bisa memilah dan memilih mana yang patut untuk dikonsumsi dan mana yang tidak. Namun, tidak bagi anak-anak. Dari segi mental dan pola pikir, mereka masih belum bisa membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak.

Karena sebab itulah, peran orang dewasa, terutama orangtua sebagai orang terdekat mereka memiliki tugas yang tidak mudah. Orangtua harus memiliki seribu cara untuk memberikan pemahaman kepada anak-anaknya. Sekali lagi, pemahaman bukan paksaan atau larangan tanpa alasan yang bisa diterima oleh jalan pikiran mereka. Karena kalau hanya sekadar larangan, anak-anak hanya akan mengiyakan di depan saja dan mereka akan melakukan secara sembunyi-sembunyi di belakng kita. Dan, tentu saja itu yang lebih berbahaya.

Perkembangan teknologi dan juga keberadaan media sosial memang tidak bisa dihindari. Kita tidak bisa lari dari perubahan zaman dan pergeseran peradaban. Malah seharusnya kita bisa bersinergi dengan kemajuan tersebut.

Ya, media sosial yang semakin marak sejatinya bisa memberikan efek positif bagi kehidupan kita. Sebagai orangtua, kita pun sebenarnya bisa menjadikan media sosial menjadi alat untuk lebih dekat dengan anak-anak kita. Komunikasi kita bisa tak berjarak dengan adanya media sosial. Tidak hanya itu, kita pun bisa dengan mudah memantau dan mengetahui apa yang sedang mereka lakukan, sekaligus rasakan dan alami.

Jangan pernah menghindar dari perubahan. Kalau kita berpikir media sosial hanya dari sisi negatifnya saja, malah kita yang akan semakin menjauh dari anak-anak. Anak-anak akan merasa kita tidak bisa menjadi sosok yang 'nggak asik' bagi mereka. Karena bagaimanapun juga mereka itu generasi milenial yang tidak bisa jauh dari gadget.

Jadi, sebenanrnya media sosial bisa membantu kita menciptakan bonding  yang lebih kuat antara orangtua dan anak. Tapi, tentu saja dalam takaran yang pas. Jangan sampai media sosial bisa menjadikan kita semakin jauh dengan anak-anak. Intinya, media sosial bukan horor jika kita paham dan cerdas dalam menggunakannya.

https://www.facebook.com/intandaswan/posts/1871640296187049?pnref=story

https://twitter.com/Intandaswan/status/898182354409111552

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun