Mohon tunggu...
Intan Sutari
Intan Sutari Mohon Tunggu... Freelancer - Tulisan baik berasal dari tulisan amburadul yang terus diperbaiki. Konsisten menambah jam tayang!

Konsisten belajar menulis, temukan aku di intansutari23.blogspot.com atau intancutari98@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Ibu dan Delapan Anaknya

6 Desember 2020   20:39 Diperbarui: 6 Desember 2020   21:11 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   "Jika tanggungjawab suami sebagai pencari nafkah tak dapat diandalkan, wanita adalah sekoci bagi kapal induk keluarga. Sebagai sekoci tentunya wanita harus mampu mempersiapkan dan memastikan agar sekoci selalu siap pakai apapun situasi yang terjadi." Ibu Irma Sustika.

Saya sangat setuju dengan pernyataan di atas. Kami merasakan saat perekonomian keluarga jatuh, ibu menjadi penyelamat utama. Ibu berusaha untuk mencari penghasilan dari membuka toko kelontong. Saat itu saya berada di bangku sekolah dasar, ibu menyuruh kami untuk bagi tugas yang jaga toko dan berbelanja pada tengkulak.

Dari peristiwa itu membuat kami sadar bahwa hidup memang keras. Ibu rumah tangga juga bisa menghasilkan uang sambil mengurus banyak anak. Secara tersirat ibu memberikan pelajaran hidup untuk terus berusaha apapun keadaannya. Sebagai perempuan jangan hanya berpangku tangan menunggu pemberian uang.


3. Bekal Ilmu untuk Masa Depan

Ibu sangat membebaskan kami ingin menjadi apa, tidak ada paksaan apapun. Pesan ibu dari dulu yaitu : "Ibu hanya bisa memberi ilmu nak!". Bukan uang, bukan barang tetapi fasilitas berupa ilmu. Karena sesungguhnya ilmu itu kekal untuk bekal kehidupan.

Menurut ku pengajaran tertinggi dari Ibu bukan dari nasihatnya melainkan dari pelajaran hidup. Sejak kecil kami harus mengalah dengan adik, mandiri mengurus diri sendiri, berbagi dengan saudara lain. Keadaan yang memaksa sekarang menjadi terbiasa. Sepertinya nasehat sebaik apapun akan kalah dengan pengalaman hidup yang dirasakan. Beruntung kami bisa melewati masa-masa itu dan bersyukur dapat mengambil hikmahnya.

Mungkin kami belum bisa membahagiakan ibu saat ini. Doa kami Semoga ibu selalu sehat agar terus mengiringi langkah kami delapan anaknya meraih kesuksesan. Ibu sekolah pertamaku, sekolah kehidupanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun